"Tak masalah dia dianggap adik atau apa," kata Sarita tidak ingin dicap kasar. Ia mengurangi nada. "Jelaskan posisinya."
Sarita memperbaiki posisi duduknya. Ia menegakkan badan. "Kalau serius dengan dia segera nikahi. Tidak ada halangan untuk itu. Diberi saham berapa pun tidak ada yang menggugat. Kami di perusahaan pun bisa memastikan sikap pada dia."
Hanjo ingin mengatakan kalau Sonia marah besar. Dia malah mengancam akan mempermalukan aku. Menghancurkan aku.
"Maaf, Bos. Bukan bermaksud apa-apa. Aku merasa perlu mengingatkan."
Hanjo menatap mata Sarita. "Terima kasih aku diingatkan."
"Terima kasih juga aku dibantu," balas Sarita.
Raut wajah Hanjo mengendor. "Kok malah saling balas terima kasih?"
"Maunya saling apa?" Sarita mulai melemparkan pancing.
Bagai ikan yang tengah kelaparan, Hanjo menyambar pancing tanpa umpan itu. "Maunya sih berduaan."
"Sekarang sudah berduaan."
"Ramai ini." Hanjo mengedarkan pandangan setengah keliling.
"Tak berani di tempat yang ramai?"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者