Beberapa menit Hanjo duduk, Hardiman tiba. Mukanya berkerut melihat wajah Hanjo yang tidak sepertinya biasanya. Jarang sekali ia bermuka muram. Biasanya, apa pun masalah selalu dipandangnya dengan wajah optimis.
"Wah, berat betul kayaknya masalah Bro," kata Hardiman setelah mendudukkan pantatnya.
"Tidak berat?"
"He he jangan bohong dengan aku. Aku bisa membaca apa yang tergambar di wajahnya. Suram tanpa cahaya," sebutnya seraya memandang muka Hanjo.
"Hanya capek. Baru balik perjalanan jauh."
"Habis dari mana?"
"Riau."
"Jauh jalannnya. Ada hal apa penting ke sana? Bisnis? Atau cuman jalan-jalan?"
"Ada keperluan."
"Keperluan banyak apa sikit?"
Hanjo menarik bibir. "Agak banyak."
"Banyak masalahnya juga?"
Hanjo menggeleng. Ia meneguk kopinya. Menawari Hardiman pula. Hardiman pun menyeruput kopinya. Hanjo mengeluarkan HP dari kantong. Diaktifkannya. Mencari-cari sesuatu. Setelah itu disodorkannya HP itu kepada Hardiman.
"Bro kenal pria itu?"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者