Tidak lama kemudian, orang tua berjuluk si Pendekar Tapak Api itu langsung muntah darah segar cukup banyak. Seketika wajahnya berubah menjadi pucat pasi. Pandangan matanya kabur. Detik berikutnya, dia langsung jatuh telungkup.
Entah, apakah Tuan Jaya masih hidup atau sudah mati, tiada yang dapat memastikan hal tersebut.
Sementara di sisi Raka Kamandaka, Eyang Wijaya Kusuma sedang bertempur sengit melawan musuh bebuyutannya, yaitu si Datuk Selatan atau yang berjuluk Pedang Pemisah Kehidupan.
Dua ahli pedang itu kembali bertemu dalam pertarungan antar hidup dan mati. Setelah tadi dipecundangi oleh Eyang Wijaya Kusuma, sekarang sepak terjang Datuk Selatan menjadi lebih ganas dan lebih beringas. Seluruh ilmu pedang yang dia punya dikeluarkan hingga ke tingkat tertinggi.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者