***
Udara yang terasa begitu dingin, hari hujan yang terasa begitu menenangkan.
Setidaknya hujan dapat menyembunyikan segala kebohongan, segala kesakitan yang dirasakan.
Hikaru berada di titik terendahnya.
Meragukan dirinya sendiri, Hikaru berjalan-jalan tanpa tujuan, kepalanya masih di perban karena pukulan ayah nya sebagai tanda Kasih Sayang, tidak, ayah hanya kesal kepadanya.
Bersembunyi dalam Kebohongan.
Hingga Hikaru terhenti saat melihat seseorang yang familiar di tengah hujan dingin menghiasai malam itu.
Dia melambaikan tangannya.
Lebih baik Hikaru terus berada dalam kebohongan jika membahagiakannya, lebih baik Hikaru tidak melihat apapun walaupun sudah menyadarinya.
Tidak ada yang tau, betapa menyakitkannya Hikaru terus berada dalam kebenaran yang perlahan-lahan menghancurkannya, lebih baik kali ini Hikaru menikmati kebohongannya.
Hikaru tersenyum, menyambut lambaian tangan itu. meksipun semuanya hanyalah sekedar kebohongan, setidaknya Hikaru tidak akan tersakiti, Hikaru bisa merasakan kebahagiaan meksipun hanyalah kebohongan belaka.
Kebohongan yang mungkin akan sangat menghancurkannya perlahan-lahan.
Hikaru sudah terbiasa, setidaknya dengan semua kebohongan yang di rasakan nya, Hikaru sudah terbiasa.
Karena semuanya hanyalah sebuah kebohongan.
***
"Hana..aku tidak tau kau tinggal disini," seru Hikaru berjalan beriringan dengan gadis yang sebelumnya membuat dia terkena masalah besar, Hikaru hanya mengabaikannya, mengabaikan semua fakta bahwa Gadis ini berbahaya.
Karena Hikaru hanya ingin bahagia, dan mempercayai seseorang, sedikit saja sebelum kebahagiaannya runtuh oleh kebohongan yang dilakukannya.
"Benar, maaf ya Hikaru.. tempatku tidak sebagus tempatmu...dan lagipula aku sudah ketahuan" serunya tersenyum.
Hikaru hanya tersenyum.
Apakah selama ini gadis ini tidak pernah sekalipun berbohong-?
Apakah dirinya yang selalu berbohong-?
Tidak mungkin, Hana yang sebaik ini berbohong kepadanya, dia terlalu baik untuk seseorang sepertinya, yang selalu penuh dengan kebohongan belaka.
"Tidak hana, aku sama sekali tidak mempersalahkannya, kau cantik Hana" seru Hikaru. Hana tersenyum simpul.
"Bohong.." bisiknya.
Hikaru tidak mengerti. sebelum Hana mengenggam erat tangannya.
"Kau ternyata baik Hikaru, terimakasih telah menyebutku cantik..., Hikaru juga kau sangat baik sekali, aku sangatlah menyukaimu!" seru Hana tersenyum.
Matahari di tengah hujan yang selalu turun. rasanya begitu hangat.
Bagaimana mungkin seseorang sebaik Hana bisa berbohong-?
dirinya yang terlalu jahat karena selalu salah sangka terhadap Hana, dan menganggap bahwa Hana juga ikut berbohong sama seperti dirinya.
Padahal Hikaru yang jahat, karena selalu berbohong kepada Hana, selalu melakukannya. dan ternyata Hana, tidak pernah sekalipun berusaha berbohong kepadanya. Apakah kali ini Hikaru bisa mempercayainya, tanpa kebohongan-?
Seseorang seperti Hana.
"Terimakasih Hana, aku juga sangat menyukaimu" seru Hikaru untuk pertama kalinya tersenyum tulus, tanpa adanya kebohongan sedikitpun.
Bisakah Hikaru keluar dari lingkaran kebohongannya-?
***