webnovel

Mencoba Mengerti

"tapi aku gak ikut campur ya kalau seandainya nanti ada masalah. aku juga gak mau maksa kak Frits kalau seandainya kak Frits gak mau nyulik perempuan itu. Aku hanya cukup bilang aja.". Dita kembali memutar kembali jejak rekaman suara dari penyadap yang sempat dia tempel di bawah tas selempang Sandra saat dia melemparkan tangan Sandra.

Dita memutar rekaman itu berulang-ulang dan merasa khawatir atas keselamatan dirinya. Tapi tidak mustahil bagi dita untuk membalikkan keadaan. Disaat dita sudah benar-benar dengan pasti memegang kartu As dari Sandra, dia pasti bisa menggagalkan rencana penculikan atas dirinya sebelum frits setuju untuk menculik dirinya.

Dita menyadari sesuatu dari rekaman itu. dia langsung bersiap untuk mencari Alex kerumahnya.

"Permisi... Bang alex.." panggil dita tidak sabar menunjukkan hasil dari rekamannya dan menjelaskan sesuatu kepada alex. "masuk aja. pintunya gak dikunci..." teriak irma dari jendela sisi rumah yang berada tepat dikamar irma.

"bang alex kemana ir?"tanya dita yang kelihatan terburu-buru. "gak ada, masih belum pulang. kayaknya lagi main basket kalau udah sore gini belum pulang."jawab irma. "ada apa kau nyari bang alex? kok penting kali kayaknya?" tanya irma penasaran. "iya, aku sebenarnya ada misi rahasia sama bang alex."jawab dita.

"tenang aja. ini gak ada sangkut pautnya dengan perasaan kok." terang dita melihat ekspresi irma karna jawabannya. "aku udah gak permasalahkan mengenai perasaan. aku gak mau kita bertiga gak enakan lagi. yang aku bingung itu, ada misi apa antara kamu dengan abang aku? sampe harus pakek rahasia segala?" tanya irma menjelaskan alasan dia menaikkan salah satu alisnya. "ada ir.. penting... pentingnya pakek kali lagi. kau ngapain?" tanya dita yang terlihat sibuk sampai tidak memiliki waktu untuk membukakan pintu untuknya.

Irma memang sedang disibukkan oleh sebuah kartu ucapan buatannya nya sendiri. dia berusaha membuat kartu ucapan yang berisikan memori antara dirinya dengan alex. Tulisan tangan Happy Birthday My Beloved terukir indah sebagai halaman depan kartu itu. Bagi dirinya, ayahnya memang cinta pertamanya. Tapi alex merupakan cinta sejati untuknya. alex yang terlalu protektif dan rasa cinta yang diberikan alex kepada dirinya membuat dia sangat menyayangi kakaknya.

"loh, kapan bang alex ulang tahun ir?" tanya dita setelah mengintip isi dari kartu ucapan itu. "besok dit.. masa sih kamu gak tau?" jawab irma kembali. "loh, kok aku gak tau sih? aku gak diundang ya?" tanya dita. "gak dirayain kok. ini karena dia salah satu orang yang sangat penting buat aku, makanya aku selalu ingat dengan ulang tahunnya." jawab irma lagi.

Tidak sesamtai dulu, Irma saat ini begitu canggung dengan dita. Dia masih merasa memiliki perasaan dengan dita. Walaupun dia tau bahwa dita bukanlah orang yang sama seperti dirinya. Memiliki daya tarik yang yang cukup kuat terhadapnya, membuat irma selalu berusaha menahan gejolak perasaannya. Dia merasa begitu sangat malu dan khawatir dita akan menjauh darinya. Ditambah lagi dia menyadari bahwa dita dan bang alex seperti sudah lebih sering bertemu.

"aku bantu ya.." kata dita menawarkan diri sambil menarik kursi dan digeser kearah irma. Dita yang sedari tadi berusaha untuk tetap bertingkah seperti biasanya, menyadari kecanggungan irma. Dita juga bisa melihat disaat irma mulai membatasi gerak-geriknya di depannya. Dita merasa merindukan persahabatan yang sebelumnya. Keceriaan irma yang dulu perlahan memudar dihadapannya. Ingin sekali dita memeluk irma dan memintanya kembali seperti sedia kala. Namun dia juga bisa merasakan kalau kejadian membuat Irma merasa malu dan takut akan dijauhi olehnya.

"ir... abang pulang..." teriak Alex yang baru saja memasuki rumah mereka. Mendengar itu, Irma juga secara langsung membereskan hadiah yang sudah dia buat untuk kakak kesayangannya itu. Melihat irma yang terburu-buru, dita juga ikut membereskan semua pekerjaan mereka.

Alex langsung menuju dapur setelah meletakkan barang-barangnya di dalam kamar. Dia membuka kulkas dan menyiapkan cemilan untuk dia dan adiknya untuk mengganjal lapar. Dia tahu kalau orangtuanya pulang kerumah lebih telat sedikit dari jadwal yang biasanya.

"bang..." panggil dita yang melihat alex sibuk menyiapkan sesuatu. "loh dit, kamu kok disini? Irma mana?" tanya alex penasaran dengan kehadiran dita. "irma lagi dikamarnya bang. bentar lagi juga keluar kok. aku mau nunjukkin sesuatu sama abang, tapi ada irma." kata dita yang berusaha menjelaskan, tapi takut ketahuan dengan irma. Mendengar hal itu, Alex langsung mengerti dengan maksud dita. Alex menatap dita dan mengarahkan matanya kebelakang dita setelah mendengar langkah kaki irma yang semakin dekat. Dita langsung berpura-pura mengecek waffle yang dibuat Alex.

..

"Aku gak mau tau. Aku mau hajar perempuan itu habis-habisan. kamu harus bantuin aku ya Vin. Kamu tolong bujukin kak Frits untuk culik perempuan itu." "Aduhh.. Nggak ah San, kamu tau sendiri kalau kak Frits itu benci banget sama kamu. bahkan kak Frits udah berulangkali larang aku untuk main sama kamu. Aku gak mau buat kak Frits marah ah. apalagi kalau dia tau kalau kamu nyuruh aku untuk memprovokasi dia." "yaa... kamu kan bisa bilang ke kak Frits kalau perempuan itu cari masalah dengan kamu. kamu kan adik yang paling disayang sama kak Frits. pasti kak Frits mau nurutin permintaan kamu. ditambah lagi kalau dia tau kalau adik kesayangannya diganggu. Aku sayang banget dengan Alex. dan aku mau mendapatkan dia gimanapun caranya.""tapi aku gak ikut campur ya kalau seandainya nanti ada masalah. aku juga gak mau maksa kak Frits kalau seandainya kak Frits gak mau nyulik perempuan itu. Aku hanya cukup bilang aja."

"sialan tuh si sandra. sifatnya sudah melebihi iblis."omel alex karena sudah terlalu geram dengan tingkah laku sandra yang semakin menjadi-jadi. "kamu kok bisa dapat rekaman ini?" tanya alex. "loh, kan abang yang suruh.. kek mana nya?" jawab dita. "abang fikir kamu gagal ngambil masang alat nya." jawab alex. "nggak mungkin lah. untuk hal kayak gitu mah, aku masih bisa." kata dita yang semakin perlahan menunjukan dirinya yang sebenarnya.

Kepintaran dan kecekatan dita dalam melakukan sesuatu membuat Alex semakin terpukau. Alex semakin lama semakin menyadari kelebihan dita yang perlahan muncul secara perlahan.

"Terus gimana menurut kamu dit?" tanya alex yang penasaran dengan pendapat dita. "bang, aku sebenarnya menyadari sesuatu. tapi sesuatu itu bikin aku bingung." jawab dita sambil mengerutkan dahinya. "apa?" tanya Alex spontan karena penasaran. "apa sih yang buat Sandra terobsesi sama abang. sampai dia bisa menganbil tindakan yang kayak gitu. Kalau dia benar-benar tertarik dan pengen kali milikin abang, dia sebenarnya bisa dengan cara yang lain loh. ditambah, kalau dilihat dari gayanya, dia mungkin adalah anak orang kaya loh." jawab dita yang membuat alex semakin penasaran dengan kelanjutan dari penjelasan dita.

.

.

...

下一章