webnovel

170.) Pengusaha Sukses

"Hey jangan cari istri baru juga!" teriak Naruto

Pelanggan lain melihat kami langsung.

"Shuttt kamu ini keras sekali jika berkata, pelankan oi" ucap ku

"Ya tapi mana mungkin aku setuju, sensei saja yang bilang, pasangan hidup itu lebih baik satu" ucap Naruto

"Kapan aku bilang?" tanya ku padanya

"Saat aku mau melamar Hinata"

"Kamu aneh, aku hanya mendekatkan mu, aku pergi saja kamu belum melamar Hinata, mungkin Kakashi itu" balas ku

"Oh seperti itu kah?" tanya Naruto

"Ya mana ku tau, kamu yang tau sendiri siapa yang bilang padamu kan, ayolah kita bantu aku menyesat sedikit sebelum aku bertemu dengan istriku, kamu tau kan sikap wanita itu seperti apa?"

Naruto membayangkan ketika Hinata marah.

"Itu seram Sensei, tapi aku tidak bisa membantu juga, minta bantuan Sasuke atau Sakura sana saja" ucap Naruto

"Hmm"

Bruk

Sasuke dan Sakura datang ke kedai ramen.

"Dimana kamu sensei!" teriak Sakura dengan keras

"Shutt jangan teriak teriak Sakura chan" ucap ku

"Sensei!" ucap Sasuke dan Sakura sambil melihat ku

.

Mereka datang lalau memeluk ku.

"Kalian sehat?" tanya ku

"Sehat, bagaimana sensei bisa kembali" tanya Sakura

"Duduk dulu akan ku ceritakan" ucap ku

Mereka melepaskan pelukan.

"Sebelum ku mulai, aku mau tanya kalian sudah menikah?" tanya ku

"Sudah, punya anak juga, namanya Sarada Uchiha" kata Sakura

"Wow bagus sekali, pasti ia laki laki yang ganteng" ucap ku

"Sensei, Sarada itu perempuan" ucap Sasuke

"Oh salah ya maaf maaf hahahaha"

Ku ceritakan kembali pada mereka soal tata cara kedatangan ku sama seperti aku bercerita dengan Naruto.

.

Jam 2 siang Naruto pamit duluan untuk kerja lagi, begitu juga Sasuke dan Sakura.

Sementara diriku pergi ke apartemen ku dulu.

Sampai di sana.

Tadi aku juga di beri uang oleh murid murid ku, lumayan dapat 100 rb ryo dari tiap orangnya.

.

Di Kirigakure

"Halo ini aku Nanadaime dari Konoha ingin bicara dengan Mizukage ke 6, Choujuro sama" ucap Naruto di telepon

"Sebentar akan saya hubungkan ke Choujuro sama"

"Baik"

.

Telepon terhubung.

Naruto menceritakan tentang Haruka sang senseinya, dari awal sampai runtut.

"Terima kasih Naruto sama" ucap Choujuro

"Sama sama, tolong beritahu Mei sama ya"

"Tentu"

.

Mei dan kedua anaknya di panggil ke kantor Mizukage.

"Ada apa Choujuro" tanya Mei

"Suami mu telah datang, ia ada di Konoha sekarang, kalian mau menjemputnya atau memberikan dirinya di sana?" tanya Choujuro

"Ayah?" ucap Ryuki

"Kamu benaran tidak bohong?" tanya Mei

"Sebenarnya aku tidak percaya, namun kenyataannya memang begitu, tapi aku punya kabar buruk"

"Apa itu paman?" tanya Karen

"Haruka sama sekarang sudah tidak bisa jadi shinobi, ia mengalami kerusakan inti chakra, jadi sekarang ia jadi penduduk sipil biasa" ucap Choujuro agak sedih

"Tidak masalah, yang penting aku bisa bertemu dengannya lagi, aku akan menjemputnya, Ryuki dan Karen kalian ikut juga?" tanya Mei

"Ikut ibu, aku ingin lihat wajah ayah ku" ucap Karen

.

Note : sekarang Ryuki dan Karen di juluki sebagai shinobi dan kunoichi, tertampan dan tercantik di desa Kirigakure.

Ryuki tumbuh dengan wajah proporsional mata biru, rambut hitam, dan tubuhnya tinggi.

Karen, berambut coklat, mata biru, dan tentunya bodynya keren.

.

Jam 7 malam, aku makan bersama di rumahnya Naruto, bersama dengan Hinata, Boruto dan Hima.

"Paman beneran guru ayah ku dan ibuku?" tanya Boruto

"Iya dong, walaupun sekarang aku jadi penduduk biasa, tapi aku ini hebat loh, jadi pahlawan 5 desa" balas ku

"Paman sangat hebat, tapi sekarang apa masih bisa jadi guru?" tanya Himawari

"Tidak bisa, aku sudah kehilangan cara menggunakan chakra, aku coba senjutsu namun tidak bisa juga, jika kalian mau lihat full domain versi kecil aku bisa" ucap ku

"Tolong tunjukan" ucap Hima semangat

"Berikan aku chakra mu Naruto" suruh ku

"Lewat apa?" tanya Naruto

"Salurkan saja ke tangan kiri ku"

.

Naruto menyalurkan chakranya.

"Full domain!" ucap ku

Bola hitam terbentuk hingga akhirnya mengelilingi piring.

"Sudah lepaskan" ucap ku

.

"Ini beneran jutsu pembunuh terhebat?" tanya Boruto

"Jutsunya iya, tapi radiusnya tidak seperti ini, akan lebih besar dan lebih tebal" ucap ku

"Rasanya di dalam bagaimana?" tanya Hima

"Rasanya kehampaan, kamu bisa melihat namun tidak bisa berbicara ataupun mendengar" balas Naruto

"Seperti Genjutsu?" tanya Hima

"Lebih dari itu" balas Hinata

.

Jam 8 malam aku pulang dari sana.

.

Kembali ke apartemen.

Besoknya, sarapan di rumah Sakura dan Sasuke.

Mereka menyambutku dengan ramah, maklum kan aku yang mengajarkan mereka untuk ramah pada tamu.

"Oh ini yang namanya Sarada, cocok jadi cewek tomboy" ucap mu

"Aku feminim, hanya saja rambut ku kelihatan seperti cowok" balas Sarada

.

Duduk bersama lalu menikmati sarapan.

"Sensei akan menetap atau pergi ke Kirigakure?" tanya Sakura

"Aku akan menetap mungkin, disana aku tidak betah sebenarnya, disini lebih seru dan lebih banyak tempat hiburan(aku mendapatkan lirikan mematikan dari Sakura), ukhumm maksud ku onsen dan pasar malam" balas ku

"Sensei jangan aneh aneh, sensei sudah ada istri dan anak anak yang hebat" ucap Sakura

"Haruka sama memangnya tidak setia?" tanya Sarada

"Wah anak mu tidak kenal padaku ya Sakura" ucap ku

"Sarada, Haruka sensei itu orangnya sangat setia sebenarnya, ia hanya bercanda soal ini itu, jadi jangan berpikir buruk soal dirinya"

"Nah dengarkan itu Sarada chan" ucap ku

.

Jam 8 pagi aku kembali ke apartemen.

"Mau ngapain ini, aku paling malas sebenarnya jika harus hidup lama seperti di one piece, segera mati saja, namun aku takut jika mati tidak kembali"

"Hey tuhan katakan apa misiku" ucap ku

"Misimu masih sama, bagaimana jika kamu jadi aku" ucap peri baik

"Whooo kalian kembali"

"Kami di skors selama 100 tahun oleh pemimpin kami, untung saja kamu di matikan di dunia paralel tidak di dunia aslimu, jadinya kami bisa di tugaskan kembali" ucap peri jahat

"Kalian tidak kerja selama 100 tahun?" tanya ku

"Ya kerja, jika tidak anak istri ku mau makan apa" balas peri jahat

"Sebentar, kalian bisa berkeluarga?"

"Bisa dong, istriku namanya angel, istrinya namanya juga angel" ucap peri baik

Di pikirkan Haruka : Threesome peri

"Wow kalian punya istri yang sama ya" balas ku

"Enak saja jika kata, mana sudi aku berbagi lubang yang sama dengan si merah itu"

"Aku juga tidak sudi ya memasuki lubang istrimu" ucap peri jahat

"Coba lihat istri kalian" ucap ku

"Tidak bisa, istriku sedang di alam baka, Newton Street, gedung pencatatan arwah" ucap mereka bersamaan

"Hmm sepertinya istri kalian sama deh" ucap ku

"Tidak mungkin, istriku itu cantik putih bermata merah dan rambutnya pendek" ucap mereka bersamaan lagi

"Woy jangan ikut ikutan lo ya" ucap Peri jahat.

"Kamu yang ikut ikutan bazeng" balas peri jahat

"Sudah sudah, lihat foto ada tidak" ucap ku

Mereka menyerahkan foto istrinya.

Ku lihat dengan teliti lalu ku bandingkan.

"Hmm bukan ini mirip?" tanya ku

"Huh gak mungkin, istriku itu sudah menikah dengan ku 120 tahun yang lalu" ucap peri baik

"Aku menikah dengan istriku 119 tahun yang lalu" kata peri jahat

"Istri kalian ada di rumah terus?" tanya ku

"Tidak, ia terkadang bekerja selama 3 hari, lalu tinggal bersama 4 hari" ucap peri baik

"Istriku kerja selama 4 hari dan tinggal bersama dalam waktu 3 hari" kata peri jahat

"Hmmm sudahlah main threesome saja sana" ucap ku lalu melemparkan fotonya

Mereka lanjut ribut.

.

.

Jam 9 pagi acara makan bersama dengan rekan rekam se angkatan dengan ku, di kedai yakiniku.

Jam 12 baru berakhir acaranya.

.

Jam 1 siang tiduran di apartemen, sekarang ada tv jadinya tidur di depan tv, pakai kaos dalam dan celana kolor.

.

Blar!!

Pintu apartemen ku di hancurkan.

"Haruka!!!!" teriak Mei

"Hah kenapa ada di sini" tanya ku kaget

"Ayah koloran" ucap Karen sambil mengintip di sela jari

"Hey hey kalian berdua jangan lihat" ucap ku menutupi kolor ku

"Selamat datang" ucap Mei

"Huh apa, ohh aku pulang" balas ku

Mereka bertiga memeluk ku.

.

Acara kangen kangenan berakhir beberapa menit kemudian, mereka melepaskan pelukannya.

"Duduk dulu biar ku ambilkan minum" suruh ku

"Biar aku yang ambil" ucap Karen

"Memang tau tempatnya?" tanya ku

"Di dapur kan?"

"Bukan, tapi di warung, ini uangnya beli jangan diambil" ucap ku lalu menyerahkan uang 10 rb ryo

"Oke"

.

Aku ganti pakaian dulu ke yang lebih sopan.

"Mei chan kamu keliatan sudah menua" ucap ku

.

Setelah beberapa detik.

"Kyaaaa aku menyerah menyerah jangan di kunci kaki ku" aku berteriak kesakitan

"Ibu memang barbar" pikir Ryuki saat melihat ibunya

.

"Aku menua karena umur, lalu kenapa kamu masih muda, kurasa itu wajah mu saat berumur 20 tahunnan" ucap Mei kembali duduk

Minuman datang, jadi ku suruh minum dulu.

Aku menceritakan kisah ku, namun bukan misi ku pada mereka.

.

10 menit kemudian.

"12 tahun ayah meninggalkan kami, apa tidak ada kesan yang mendalam ketika perpisahan?" tanya Karen

"Siapa bilang tidak ada, ayah menulis surat saja sudah menangis, apalagi setelah ayah pergi, kalian jangan mengira aku tidak tersakiti, aku juga sakit meninggalkan kalian yang baru berumur 3 tahun.."

"2 tahun sayang" ucap Mei

"Iya maksudku dua tahun, aku duluan yang jadi orang tua tunggal.."

"Aku sibuk bekerja jadi Mizukage saat itu sayang" ucap Mei

"Iya aku tau plis lah jangan di sela dulu, tidak jadi dramatis ini" balas ku pada Mei

.

Ku lanjutkan cerita

"Aku yang menimang kalian dari bayi, aku yang memandikan kalian, memberi makan kalian"

"Maaf saja aku asi ku tidak keluar saat itu" ucap Mei

"Shut diam atau kamu yang cerita" ucap ku pada Mei

"Lanjutkan saja" balas Mei tersenyum

"Aku membuat surat perpisahan karena aku pikir aku apa mungkin bisa kembali ke sini, tapi untung tuhan memberikan aku kesempatan bertemu kalian lagi, selama ini ibu kalian baik kan?" tanya ku

"Um ibu baik" ucap Karen

"Ibu berniat cari suami baru sebenarnya" ucap Ryuki

"Ryuki itu urusan personal ibu jangan di umbar" ucap Mei

"Kamu melupakan ku?" tanya ku pada Mei

"Yah sebenarnya tidak, cuma waktu itu aku di dekati laki laki lain yang membuat ku nyaman, tapi aku ingat pesan mu bahwa kamu akan datang suatu hari nanti, besoknya langsung ku suruh menjauh laki laki itu" balas Mei

.

"Ayah tidak bisa jadi Shinobi lagi?" tanya Karen

"Bisa tapi hanya satu jutsu yaitu full domain dengan bantuan chakra, bukan chakra ayah sendiri" balas ku

"Kalian apa ada yang mewarisi kekuatan full domain ku?" tanya ku pada Karen dan Ryuki

"Tidak ada, kamu tidak meninggalkan cara mempelajarinya sayang, sebenarnya aku bingung padamu, pergi pergi meninggalkan uang segunung, dapat dari mana itu?" tanya Mei

"Ku rampok tempat perjudian" balas ku

"Bukan main" pikir Karen dan Ryuki

"Kamu langsung ikut aku saja ke Kirigakure, kita cerita di sana, aku tidak nyaman di apartemen kumuh ini" ucap Mei

"Tunggu sebentar, kamu masih menerima ku, kalian juga?" tanya ku pada mereka

"Tentu saja aku menerima ayah, ayah adalah orang terbaik, walaupun kami tumbuh sampai sekarang lepas dari tanganmu, aku tetap bisa merasakan hangatnya sentuhan mu sebagai ayah ku" ucap Karen

"Aku juga sama, yah walaupun ayah mungkin lebih mirip kakak ku sih" ucap Ryuki

"Tidak peduli apapun kondisi mu, kita tetap keluarga, ayo pulang" ucap Mei

"Oke, tapi aku akan laporan dulu ke murid ku"

"Tidak perlu, tadi aku sudah bicara ke Naruto, begitu juga Sasuke dan Sakura" kata Mei

"Kita lebih baik di sini saja dulu, kalian tau kan aku aku ini tidak bisa lompat lompat lagi di pohon, nah jadi mungkin lebih baik kalian duluan akan yang akan menyusul" ucap ku

"Aku masih kuat menggendong mu sayang jadi jangan banyak alasan" ucap Mei

"Hm baiklah" ucap ku tidak semangat

.

Perjalanan kembali ke Kirigakure di mulai, aku di gendong di belakang oleh istriku.

Tchhh sangat memalukan sebenarnya, tapi ya sudahlah, tidak punya chakra juga sebabnya.

.

Dua hari 3 malam perjalanan, akhirnya kami bertempat sampai di pintu gerbang masuk desa, hanya butuh 10 menit dari sana untuk sampai di mansion bertuliskan nama Shinomiya.

"Mantap rumahnya sangat besar" ucap ku

"Ini hanya terpakai secuil harta mu loh, lainnya masih tersimpan di fuin" ucap Mei

"Hey kalian berdua, kalian selalu dapat jatah kan?" tanya ku

"Setelah lulus akademi ibu tidak memberikan kami uang lagi Yah" balas Karen

Ku lihat Mei.

"Kenapa tidak di kasih" tanya ku

"Ya biar bisa mandiri, mereka minta pasti juga ku kasih kok, tapi mereka tidak minta ya sudah tidak ku beri"

"Ibu, jika kami minta pasti bilangnya begini, mau untuk apa, perlu tidak, di rumah sudah banyak barang, sebab itu kami tidak jadi minta, sebab kebutuhan juga sudah terpenuhi" ucap Ryuki

"Oh jika seperti itu bukan masalah besar sih, ayo masuk tunjukkan padaku rumah kalian" ucap ku

.

Di dalam rumah.

"Ini di bangun atau beli jadi?" tanya ku pada Mei

"Ku bangun, di fuin aku menemukan miniatur rumah, ku kira kamu ingin buat rumah seperti itu, jadi ku bangunlah rumah ini" balas Mei

"Berapa biayanya?"

"Hanya 2,2 miliar ryo" balas Mei

Kami bertiga menatapnya.

"Bukannya terlalu mahal ibu?" tanya Ryuki

"Benar, kamar ku saja sederhana begitu" ucap Karen

"Dengarkan ibu, kita membangun di pusat desa, tanah sudah mahal satu, lalu pembangunan di dasari batu yang kokoh, jadi kalian seharusnya bisa merasakan sensasi dingin, itu mahal juga dua, bangunan rumah dari tembok dan satu ini kayu, kayu yang di gunakan juga kayu terkuat ini sangat mahal juga tiga, terkahir interior dan eksterior di buat oleh disainer ternama, jadi normal harganya mahal" balas Mei

"Ada berapa ruangan?" tanya ku

"Intinya 9 kamar tidur biasa, 1 kamar tidur utama aku dan kamu sayang"

"Kenapa bikin 9?" tanya Karen curiga

"Tentu saja untuk adik adik kalian nanti" balas Mei

"Ibu umur mu tidak muda lagi, bahaya jika mau hamil" saran Ryuki

"Eh eh, ibu masih muda jika sekelas Shinobi, jangan lupa, ibu itu wanita terkuat, jadi jangan meremehkan ku"

"Aku jadi khawatir ini" ucap ku pada Karen dan Ryuki

"Sabar ayah, mungkin ibu masih terlalu kangen padamu" ucap Ryuki

.

Di dalam rumah, sekarang jam 6 malam.

Ku bawa kopi dari dapur menuju ruang tamu.

"Ryuki dan Karen belum pulang?" tanya ku pada Mei yang sedang menonton televisi

"Paling sekarang otw pulang" balasnya

"Kamu setelah pensiun dari Mizukage apa menganggur seperti ini?" tanya ku

"Iya, aku fokus merawat Karen dan Ryuki setelah pensiun, lagian mereka juga mewarisi kekuatan ku juga"

"Sudah berapa tahun?"

"7 tahun ini mungkin, tapi karena aku mantan pemimpin desa aku masih mendapat tunjangan gaji pensiun, lumayan sebanyak 500rb ryo"

"Aku apa perlu bekerja ya?" tanya ku

"Ya terserah, uang mu itu sampai matinya cicit dari cicit kita mungkin tidak akan habis juga" ucap Mei

"Tapi nanti aku di kira ayah yang buruk"

"Tidak masalah, mereka itu sudah paham, jadi tidak perlu berusaha terlalu keras, kerja jadi guru pun sepertinya kamu bisa, atau jadi perangkat desa"

.

Aku duduk di sampingnya sambil membawa kopiku.

"Wajah mu masih cantik ya" ucap ku

"Oh tentu saja, Tsunade sama yang memberikan resepnya padaku, kamu yang benar membuat ku pangling, bagaimana bisa kamu tetap bertahan di umur 20 tahun"

"Aku juga tidak mengerti, kapan mereka berdua balik?" tanya ku

"Jam 8 malam biasanya"

"Oh, jika begitu ayo ke kamar" ajak ku

"Sekarang ya, baiklah ku persiapkan mental dulu, mungkin lubang ku sudah mengecil lagi seperti perawan" ucap Mei

"Siapa yang peduli" balas ku

.

Esek esek selama 1 jam 30 menit.

Sekarang jam 7.30 malam

"Aku beneran akan hamil sepertinya" ucap Mei karena selama permainan tadi suaminya terus keluar di dalam

"Ya itu kan yang memang kamu inginkan, mari buat 5 lagi jika yang ini kembar" ucap ku

"Hahaha aku lebih suka buatnya daripada mengurusnya" kata Mei

.

1 minggu berlalu, Mei di nyatakan hamil beneran, namun tidak tau ini satu atau dua atau bahkan tiga isinya.

Ryuki dan Karen geleng geleng kepala saja, mereka heran dengan orang tuanya ini.

.

Di kamar ku dan Mei pukul 8.30 malam

"Sayang, besok kamu mulai kerja ya" tanya Mei

"Iya kan kamu juga sama"

"Tapi apa cocok mantan pemimpin seperti ku jadi penjaga toko, mending tidak usah bekerja, habiskan masa tua menikmati hasil kerja di masa muda" ucap Mei

"Maunya begitu, tapi kenyataannya kita harus kerja, bisa bisa aku jadi gemuk nanti jika tidak kerja, kasihan para fans ku nanti kecewa"

"Kamu sudah ada istri, tapi masih mementingkan wanita lain"

"Ya bukan begitu juga, kan menjaga penampilan itu penting agar orang yang memandang kita tidak merasa malas ataupun jijik" ucap Ku

"Baiklah kamu yang jaga saja, aku tetap di rumah" kata Mei

"Huhhh oke oke, daripada aku di rumah mending kamu yang di rumah"

.

.

Keesokan harinya.

Jam 7 mulai ku buka toko depan rumah.

Toko bahan pokok dengan harga murah namun masih mendapatkan untung.

Selain itu ada juga makanan ringan lalu aksesoris dan lainnya.

"Sudah ada yang beli?" tanya Mei

"Baru juga buka, kamu mau ke sini mau bantu jaga juga?" tanya ku

"Tidak aku hanya ingin melihat saja"

Mei duduk di samping ku.

"Ryuki dan Karen sudah berangkat?"

"Sudah, seperti biasa, nanti mereka akan balik jam 8 malam"

"Jika mau ambil minuman atau makanan tinggal ambil saja tidak usah malu malu" suruh ku

"Iya nanti akan ku comot semuanya satu satu" balas Mei

.

Sampai jam 9 pagi masih belum ada yang datang hanya melihat lihat saja.

"Baiklah sekarang media promosi sajalah" ucap ku

.

Ku siapkan kertas dan kuas.

Ku buat promosi, pembelian di atas 5000 yen dapat potongan 10%.

Ku gandakan sebanyak 300 biji, lalu ku pasang satu satu di tembok dan tiang listrik, sementara warung ku suruh jaga Mei.

.

Jam 11 aku baru kembali dan di sana sudah banyak pembelinya.

.

"Kerepotan?" tanya ku pada Mei

"Cepat bantu, jangan banyak tanya" balasnya

Segera ku bantu dirinya.

.

Melayani selama 30 menit penuh.

"Melelahkan juga, tapi apa untung menjual harga segini?" tanya Mei

"Untung tiap pcs mungkin 200-500 ryo, lumayan untuk jajan"

"Lumayan juga ya, tapi uang mu masih 376 triliun ryo, emas 1,3 ton, permata tidak berlian 500 kg an, dan berlian 4,5 ton loh, lalu ada sertifikat tanah seluas berapa ya, mungkin 256 hektar bukannya" ucap Mei

"Oh sebanyak itu, mungkin jika aku tidak kembali kamu sudah dapat predikat janda terkaya" balas ku

"Aku lebih suka jadi istri orang terkaya saja, disini apa ada susu ibu hamil?" tanya Mei

"Ada, ambil saja di rak, ambil yang 200 gram saja dulu" jawab ku

"Aku sudah mengambilnya kemari, rasanya lebih enak daripada yang dulu saat hamil Ryuki dan Karen"

"Namanya juga perkembangan rasa lebih banyak, btw apa kamu tidak malu punya suami yang lebih muda darimu?"

"Kenapa malu, aku malah bangga dong, wanita tua seperti ku bisa dapat berondong manis, mungkin yang agak malu sih kamu bukan lagi shinobi saja" kata Mei

"Aku masih loh, mantan Hokage kamu bilang bukan shinobi, melawan genit saja aku masih bisa" balas ku

Mei tersenyum menghina

"Oke maaf saja jika aku tidak punya chakra sekarang, tapi prestasi ku selama jadi shinobi tidak bisa di bandingkan dengan yang lain" ucap ku

"Iya iya kamu ninja yang kuat di masa mu, tapi bukannya saat perang jutsu mu tercounter oleh Madara, tapi kenapa di akhir bisa mengalahkannya"

"Aku menggunakan jutsu apa entah aku lupa, selain full domain aku lupa semua jutsuku" ucap ku padanya

"Tidak bisa bertarung lagi jadinya?" tanya Mei

"Bisa, tapi tidak dengan jutsu"

"Lemah ya jadinya"

"Boleh di adu jika di atas ranjang loh" balas ku

Muka Mei memerah

"Halah jangan malu malu, kamu semalam saja yang lead" ucap ku

.

.

.

Jam 5 sore kedua anak pulang membawa murid muridnya.

"Mau kalian apakan mereka?" tanya Mei

"Mizukage sama" ucap 6 anak ke Mei

"Aku tidak di sapa ini?" tanya ku

"Haruka sama" ucap mereka

.

"Mereka mau lihat jutsu full domain ayah" ucap Karen

"Benar, tolong tunjukan Haruka sama" ucap Si anak A

"Baiklah, tiap orang bayar 500 ryo ya" suruh ku

"Eh bayar?" tanya Si C

Bugh

Aku kena sikut Mei

"Ughh"

"Bercanda, kalian mau lihat untuk apa dulu?" aku bertanya

"Mereka ku janjikan, jika misi mereka berhasil mereka boleh lihat jutsu milih ayah" ucap Ryuki

"Oh ok oke"

.

Aku keluar dari warung.

"Kalian berenam tunggu di depan ku" suruh ku

Mereka berjejer di depan ku.

Ryuki dan Karen di belakang ku sudah memberikan aku support chakra.

"Full domain!" ucap ku

Lingkaran hitam langsung meluas menutupi kami ber 9 (6 + 3)

.

Clap!

Mereka ku lihat hanya bisa melihat tanpa bisa bergerak.

.

Clap!

Domain menghilang.

6 anak langsung sadar, sebenarnya tidak pingsan juga, cuma rasanya seperti ketindihan, bisa berfikir bisa melihat tapi tidak bisa bergerak.

"Bagaimana hebat bukan?" tanya ku

"Haruka sama, ini mengerikan" ucap Si E

"Mengerikan bagaimana?" tanya ku

"Aku tidak bisa bergerak tapi bisa ku lihat mata besar, seperti mata anda" ucap Si F

"Kalian beruntung bisa merasakannya, jika ada jutsu seperti itu dan kalian terjebak di dalamnya, kuncinya cuma satu jangan kalah mental" ucap ku

"Bisa lepas dari jurus anda jika kita menang mental?" tanya Si B

"Ya tidak juga, cuma jika mental kalian kuat paling tidak kalian bisa bergerak, soal hasil menang atau kalah ku pastikan kalah jika kalian tidak punya jutsu teleport (mereka kaget), jangan kaget begitu untungnya yang punya jutsu ini hanya aku seorang, dua anak ku saja tidak bisa, kan kan" ucap ku

"Ayah tidak punya cara belajarnya sebabnya" ucap Ryuki

"Kan sudah ku bilang, mental adalah kuncinya, jika mental mu lemah ya sudah tidak mungkin bisa" balas ku lalu kembali ke warung

"Kalian istirahat dulu, ambil minuman di kulkas untuk murid kalian juga" suruh Mei

"Baik bu" Karen membalas

..

Mereka duduk.

"Ambilkan makanan juga Karen" suruh ku

(6 murid yang mendengar jadi senang)

"Boleh di ambil?" tanya Karen

"Ambil saja yang harganya 500 ryo itu" suruh ku

"Oke"

Karen membawa beberapa makanan ringan untuk mereka.

"Makan semuanya mumpung orang tua ku sedang baik" kata Karen

"Aku selalu baik, hanya ibumu yang pelit" komentar ku

Bugh

Kena sikut Mei lagi

"Ugh"

.

"Haruka sama, katanya Ryuki sensei, ketika kamu jadi ninja itu chakra mu sedikit, apa memang benar?" tanya si D (perempuan)

"Benar, mungkin setingkat genin, umm begini saja anggap saja chakra Ryuki itu 50 bagian, nah chakra ku itu paling 1 bagiannya, aku bertarung bukan mengandalkan chakra sebenarnya"

"Dengan Kenjutsu dan Jutsu Full domain ya" ucap si A (Laki laki)

"Iya dengan itu, kalian kenapa bisa tau?"

"Masuk ke pelajaran akademi sebabnya, Mei sama yang menuliskannya di buku, lalu akademi mengambil sebagian ilmunya" kata Si C

"Oh, aku memang tokoh pahlawan sih jadi tidak heran, sebenarnya bertarung dengan chakra itu sangat hebat, tapi bertarung tanpa chakra itu lebih hebat, apalagi mengalahkan mereka yang berchakra" ucap ku

"Apa memang bisa menang, bukannya chakra itu memperkuat tubuh pengguna?"

"Ya bisa buktinya aku menang saat perang, kalian yang punya chakra banyak jangan sombong, chakra itu seperti air laut sih menurut ku, banyak namun mau kalian olah jadi apa"

"Dimasak agar bisa di minum" ucap Ryuki

"Kamu mau minum air garem? chakra banyak itu pengolahanya lebih rumit menurut ku, contohnya nih ya, kalian mengeluarkan chakra dari tangan dengan dari telapak kaki lebih mudah mana?"

"Dari tangan" ucap Mei

"Bukan kamu sayang"

"Dari tangan juga, sebab seal tangan dengan tangan"

"Alasan mu bodoh sebenarnya tapi ku anggap betul, aliran chakra dari inti lebih dekat ke tangan daripada ke kaki, nah karena itu pengolahan lebih rumit sebab pembagian harus tepat, mungkin yang punya insting bertarung bisa mudah, namun orang yang tak paham chakra pasti bingung teorinya, lalu yang chakra sedikit itu seperti air tawar yang habis di olah, keluarnya sedikit namun bisa langsung digunakan, contohnya chakra elemen, aku tidak bisa mempraktekan itu jadi maaf jika teori ku agak membingungkan"

"Tidak bingung, tapi bagaimana kami yang tidak punya banyak chakra agar tetap bisa bersaing?"

"Cari jutsu yang penggunaan chakranya rendah, lalu modifikasi sedikit demi sedikit"

.

.

Next..

下一章