Damar dan Zoya saling memeluk satu sama lain,Damar melepaskan pelukannya.
"Aku harus pulang sekarang." Ucap Damar
"Kenapa?" Tanya Zoya
"Aku gak mungkin harus disini." Ucap Damar
"Tidak masalah. Kamu calon suamiku." Ucap Zoya
"Iya, aku tahu. Tapi, sekarang aku harus benar-benar pulang. Aku harus meminta bantuan dari teman-teman untuk acara pernikahan kita." Ucap Damar
"Baiklah. Aku antar ke depan, Ayo!." Ucap Zoya
Damar tersenyum lalu keduanya pergi dari sana.
Tak lama mereka berada di depan rumah.
"Aku pulang, selamat istirahat.!" Ucap Damar
Damar melangkah pergi tapi ia terhenti saat Zoya menahan dirinya.
"Ada apa?" Tanya Damar
"Hanya itu? Gak ada yang lain, yang akan kamu lakukan sama aku." Tanya balik Zoya
Zoya perlahan menutup matanya, Damar tersenyum. Perlahan Damar mendekatkan wajahnya pada wajah Zoya, semakin dekat, dekat dan Damar terhenti.
"Akan aku lakukan setelah kamu menjadi istriku." Ucap Damar
Zoya membuka mata dan sedikit terkejut karna wajah Damar begitu dekat dengan wajahnya .
"Sampai besok, Ay." Ucap Damar tersenyum
Damar pun pergi dari sana, Zoya masuk ke dalam rumahnya.
Keesokannya, Damar berada di tempat Agra. Ia menemui Agra yang sedang sarapan seorang diri.
"Tuan.." ucap Damar
"Pagi, anakku." Ucap Agra dengan hangat dan ramah.
"Reza Wijaya ingin aku menikahi putrinya kurang dari dua puluh hari." Ucap Damar
"Bagus dong. Apa kamu perlu uang ?" Tanya Agra
"Tidak. Aku masih punya cukup uang tuan." Ucap Damar
"Apa kamu kesini hanya untuk bilang itu?" Tanya Agra
"Iya dan juga aku rindu pada Tuan." Ucap Damar
Agra menatap Damar, ia tersenyum pada Damar.
Zoya dan teman-temannya sedang mengurus gaun pengantin.
"Bukan kah harus calon suami yang antar ?" Tanya Oliv
"Damar lagi sibuk dengan hal lain." Ucap Zoya
"Dia gak selingkuh kan?" Tanya Oliv
Membuat Zoya dan Mia menatapnya tajam.
"Astaga,,, aku bercanda." Ucap Oliv
"Aku gak suka candaan kamu ." Ucap Zoya
Zoya masuk ke butik, Oliv dan Mia mengikutinya.
Zoya memilih pakaian pengantin, ia masuk ke ruang ganti untuk mencoba bajunya.
Tak lama Zoya keluar dan mendapati Damar berdiri menunggunya .
"Damar?" Ucap Zoya terkejut dengan ke hadiran Damar.
"Sangat cantik,Ay." Ucap Damar tersenyum
"Sungguh?" Tanya Zoya
"Iya, aku rasa aku jatuh cinta lagi sama kamu." Ucap Damar
Keduanya saling tersenyum satu sama lain.
Di tempat lain, Agra bertemu dengan Baron.
"Bagaimana? Apa kamu sudah siapkan?"Tanya Agra
"Iya, video ini bisa membuat Damar hilang kendali." Ucap Baron
"Bagus, kirimkan! Jangan sampai dia curiga pada kita.!" Ucap Agra
"Baik, tuan." Ucap Baron
Baron mengirimkan sebuah video pada Damar.
Sedangkan, Damar berada di parkiran bersama Zoya dan yang lainnya.
"Kamu, harus ikut aku,Ay." Ucap Damar
"Iya, Oliv dan Mia terimakasih karna antar aku." Ucap Zoya
"Iya, kalau ada apa-apa beritahu kita." Ucap Mia.
Oliv dan Mia pergi dari sana meninggalkan Zoya dan Damar.
Damar dan Zoya masuk ke dalam mobil lalu pergi dari sana.
"Kita akan kemana?"tanya Zoya
"Kita akan jalan-jalan." Ucap Damar
"Apa.? Kencan?" Tanya Zoya
"Iya." Ucap Damar tersenyum
Mereka pun pergi dari sana menuju suatu tempat.
Tuan Reza berada di rumah sakit bersama dengan Jondan.
"Apa ada yang kamu ketahui tentang mereka berdua? Bersama siapa mereka selama ini?" Tanya tuan Reza
"Masalahnya tuan. Saya rasa, Damar salah paham tentang tuan." Ucap Jondan
"Apa maksud kamu?" Tanya tuan Reza
Jondan memperlihatkan foto dan video kebersamaan Damar dan Agra.
"Apa ini?" Tanya tuan Reza
"Selama ini Agra yang menjaga mereka berdua, sepertinya Agra ingin menghancurkan kita melalui Damar." Ucap Jondan
"Lalu bagaimana dengan Damar?" Tanya tuan Reza
"Dia termakan ucapan Agra,tuan. Damar percaya apa yang di katakan Agra, sepertinya tuan harus cepat beritahu Damar yang sebenarnya sebelum dia melakukan kesalahan fatal." Ucap Jondan
" Kamu benar,Jondan." Ucap tuan Reza.
Tuan Reza menatap Adit yang terbaring tak sadarkan diri, ia menggenggam tangan Adit erat.
Damar dan Zoya berada di perjalanan, mereka berhenti saat lampu merah.
Damar menerima pesan, ia melihatnya dan itu pesan video dari Baron.
Isi video adalah saat tuan Reza menodongkan pistol ke arah tuan Ata.
Melihat video itu, ekspresi wajah Damar berubah menjadi marah dan terlihat murka.
" Ada apa?" Tanya Zoya yang menyadari ekspresi Damar berubah.
"Dimana ayahmu?" Tanya Damar marah
"Dia ada di rumah sekarang." Ucap Zoya yang terlihat takut dengan ekspresi wajah Damar.
Damar menginjak gas mobil, mobil melaju dengan cepat menuju rumah Zoya.
"Ada apa? Apa ada masalah?" Tanya Zoya
" Diam! Jangan bertanya.!" Bentak Damar membuat Zoya terkejut dan takut.
"Itu pertama kalinya aku tahu amarah Damar. Ia begitu menakutkan, ekspresi wajah Damar sekarang adalah ekspresi wajah yang tak pernah aku bayangkan dari Damar. Aku takut, namun anehnya aku khawatir padanya." Suara Zoya
* Kediaman keluarga tuan Reza*
Tuan Reza dan anggota keluarga lain sedang berkumpul.
"Gimana undangan pernikahan?" Tanya tuan Reza
"Sudah beres,mas." Ucap nyonya Rahma
"Ada hal yang ingin aku beritahu pada kalian semua, ini tentang Damar." Ucap tuan Reza
"Ada apa ayah?" Tanya Ghea
"Sebenarnya,,," ucap tuan Reza terhenti saat seorang penjaga dilempar tak berdaya kearahnya .
Terlihat Damar dan Zoya masuk, Damar memegang pistol membuat semua terkejut dan takut .
"Apa yang kamu lakukan Damar?!" Tanya tuan Reza
"Balas dendam. Kamu yang membuat ayahku dan membuat Adit seperti itu!" Ucap Damar tegas
"Ini salah paham. Sungguh, ini salah paham." Ucap tuan Reza
"Salah paham. Aku punya bukti, aku tidak salah paham. Sekarang, aku akan akhiri balas dendam ini." Ucap Damar
"Damar, ayah kamu adalah Sahabatku. Aku tidak mungkin membunuh sahabatku sendiri." Ucap tuan Reza
"Sahabat. Lalu apa ini?"tanya Damar marah sambil memperlihatkan video yang ia terima tadi pada semuanya.
"Video itu..." Ucap tuan Reza
"Kenapa.? Kamu tidak menyangka aku akan dapat video ini?" Tanya Damar
" Itu dari Agra kan? Video itu di rekayasa." Ucap tuan Reza
"Diam! Aku tidak percaya apapun katamu." Ucap Damar
" Agra berbohong padamu. Yang dia ceritakan padamu semuanya bohong." Ucap tuan Reza
" Damar, percayalah pada ayahku !." Ucap Zoya yang khawatir pada keduanya
"Tidak. Ayahmu pembohong, dia pembunuh." Ucap Damar
Damar menarik pelatuk pistol yang ia pegang. Tiba-tiba Zoya berdiri di hadapannya.
" Minggir!" Ucap Damar
Perlahan Zoya mendekat, ia memegang pistol dan mengarahkan ke kepalanya.
" Tembak aku! Kematian diriku akan menjadi alasan untuk kamu percaya pada ayahku . Tembak!" Ucap Zoya bentak
"Zoya,, minggir!" Ucap tuan Reza
"Tidak ayah. Dia harus menembakku lebih dulu sebelum dia melakukan kesalahan besar pada ayah." Ucap Zoya
Terdengar suara ponsel berdering, Damar mengambil ponselnya dari saku. Ia menjawab video call dari nomor Adit.
"Call'"
"Adit..." Ucap Damar
Terlihat Adit yang sadar dan duduk menyandar di tempat tidur.
"Adit, kamu baik-baik saja?" Tanya Damar lega dan bahagia
" Kakak dimana? Apa kakak di rumah paman Reza?" Tanya Adit
" Iya, aku akan balas semua yang terjadi pada kita. Kakak, akan bunuh dia." Ucap Damar
" Jangan lakukan! Jangan lakukan itu kak!" Ucap Adit
" Kenapa? Dia harus merasakan apa yang terjadi dan yang kita rasakan." Ucap Damar
"Agra berbohong pada kita berdua kak. Jadi jangan lakukan!" Ucap Adit
Damar terlihat terkejut dengan ucapan Adit, perlahan ia menutup telponnya dan menurunkan pistolnya.
Damar menatap Zoya yang menangis di hadapannya.
next..