webnovel

Yusa yang menginginkan Leon

Mereka pun masuk kedalam kelas dan duduk di bangkunya. Usai duduk dan rapi-rapi sedikit, Hana pun mengeluarkan buku tulisnya dan mulai menulis untuk hari ini. Ya saat pulang nanti, Hana akan memindahkan tulisannya tersebut ke ponselnya.

Sedangkan Leon, menatapi Hana yang kini sedang sibuk sendiri.

***

~Jam istirahat~

Terlihat wali kelas di kelas Hana sedang mengajar pelajaran. Tetapi bel istirahat berbunyi sehingga pelajaran pun dihentikan.

"Baiklah, anak-anak. Kita lanjutkan lagi pelajaran nya setelah istirahat," ucap wali kelas Hana secara lantang. Setelah itu wali kelas Hana pun berjalan keluar dari kelasnya Hana.

Tak lama setelah itu, teman-teman kelas Hana keluar dan berjalan menuju kantin. Renata yang kini duduk didepannya Hana pun membalikkan badannya dan menatap kearah Hana.

"Hana, bagaimana kalau misalnya kita ke perpus yuk? kita baca buku lagi?" tanya Renata.

"Hmm maaf Renata, tetapi ada urusan yang harus ku urus," singkat Hana. Setelah itu Hana berjalan keluar dari kelasnya. Leon yang semula diam di tempatnya itupun mengejar Hana yang pergi.

Tampak Hana berjalan santai entah ia mau pergi kemana. Leon terus mengikutinya. Kemudian Hana menaiki tangga sekolah. Leon mengikutinya terus-menerus secara mengendap-endap.

Ketika berada di lantai dua, Hana berjalan terus menerus hingga ia sampai di ujung. Hana pun masuk kedalam ruangan yang terlihat sepi dan juga menyeramkan. Leon merasa heran dengan Hana yang masuk kedalam ruangan itu.

"Kenapa Hana masuk kedalam ruangan ini? apa yang dilakukannya?" ucap Leon yang heran. Perlahan-lahan Leon membuka pintunya. Iapun mengintip Hana yang kini sedang duduk bersimpuh seraya memegangi sebuah bunga ditangannya.

Kemudian Hana bangkit berdiri dan membalikkan badannya. Iapun menatap Leon yang berada di pintu. Melihat hal tersebut, Leon agak terkejut karena dirinya pun diketahui oleh Hana.

"Apa yang kamu lakukan disini? kenapa kamu mengikuti ku?" tanya Hana dengan dingin dan sinis.

"Ah anu aku ini kan asisten..." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Hana memotongnya.

"Kamu bukanlah asisten ku!" ketus Hana yang membuat Leon terdiam. Akan tetapi tak lama setelah itu Leon kembali bicara.

"Loh kenapa? bukankah tadi pagi kamu masih menganggap ku sebagai asisten mu? tetapi sekarang, kamu tidak lagi menganggap ku sebagai asisten mu!" ujar Leon. Hana terdiam kemudian ia menghela nafas.

"Lebih baik sekarang kamu keluar dari sini! aku tidak mau melihat wajahmu lagi!" tutur Hana. Leon yang kesal pun menarik Hana keluar dari ruangan tersebut.

Melihat Leon yang mau memegang tangannya, dengan sigap Hana langsung menghindar nya sehingga Leon tidak dapat memegang tangan Hana.

"Kamu berhadapan dengan orang yang salah, Leon," kata Hana dengan dinginnya. Setelah itu Hana membuka kaca jendela ruangan tersebut lalu ia melompat keluar dari sana.

Leon yang jatuh akibat Hana yang menghindarinya itupun kini ia bangkit berdiri dan berjalan menuju jendela ruangan tersebut.

Leon pun melihat Hana yang kini berada dibawah dan berjalan biasa seraya membawa bunga.

"Hmm Hana memang sulit ditebak! padahal tadi kupikir dia sudah mulai ada rasa padaku tetapi ternyata aku hanya dijebak. Hmm tapi gak apa! aku akan terus mengejarnya hingga akhirnya aku mendapatkannya seutuhnya!" ucap Leon yang pantang menyerah.

Leon pun keluar dari ruangan tersebut dan menutup pintu ruangan itu. Setelah itu ia berjalan menuruni tangga dan berjalan keluar dari sekolah.

Ditempat Hana...

Hana sampai di halaman belakang sekolah. Disana terdapat taman yang memiliki pemandangan indah. Akan tetapi siswa dan siswi di sekolah tersebut jarang ada yang mendatangi taman itu. Hana duduk di bangku taman yang terletak dibawah pohon.

Lalu ia menatap kearah air mancur yang ada dihadapannya. Tangannya terus menggenggam bunga berwarna biru yang sejak tadi dibawanya. Ketika Hana sedang menikmati suasana yang tenang, tiba-tiba saja....

"Wah....Wah...Wah... wakil kelas, kenapa kamu sendirian disini? apakah kamu ribut dengan pacar barumu itu?" datang ketua osis yang sangat membenci Hana.

Hana terlihat tidak mempedulikannya. Ia bersikap seolah tidak terjadi apapun. Melihat hal tersebut, ketua OSIS itu merasa kesal dan berniat menampar Hana. Tetapi Hana dengan mudahnya menghindar dengan menundukkan kepalanya.

Ketua OSIS yang memiliki nama Yusa itupun merasa jengkel karena usahanya lagi-lagi gagal. Hana yang duduk itupun berdiri lalu ia melangkahkan kakinya mendekati air mancur.

"Ada apa, Yusa? apakah ada masalah?" tanya Hana dengan tenang. Yusa mengepalkan tangannya setelah itu ia berjalan menghampiri Hana yang kini berada tepat didepan air mancur.

"Hana, serahkan Leon padaku! kalau kamu tidak mau menyerahkannya, maka aku akan...." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Hana memotongnya. Hana bernyanyi yang membuat Yusa berhenti bicara.

Yusa begitu geram dengan Hana yang selalu melakukan hal sama ketika ia sedang bicara.

"Hana, tidak bisakah kamu diam saat aku sedang bicara?!" tanya Yusa yang tampaknya begitu geram dengan Hana.

"Aku sedang menikmati suasana, jadi aku bernyanyi," jawab Hana dengan dinginnya. Yusa menghela nafas kemudian ia kembali bicara.

"Aku menyukai Leon! jadi serahkan aku pada Leon. Sebagai imbalannya, aku akan mengangkat mu sebagai wakil ketua OSIS," tutur Yusa. Mendengar hal tersebut, Hana tersenyum tipis kemudian ia membalikkan badannya dan menjawab kalimat yang dilontarkan oleh Yusa sebelumnya.

"Aku sudah pernah pernah menjabat sebagai ketua OSIS, aku tidak tertarik dengan tawaran mu. Dan satu lagi, jika kamu menginginkan Leon, ambil saja. Aku tidak ada hubungan dengannya," jawab Hana. Setelah itu Hana kembali menatap kearah air mancur.

Yusa terdiam ketika mendengar jawaban Hana. Kemudian ia berjalan satu langkah agar jaraknya berdiri lebih dekat dengan Hana.

"Ternyata kamu tidak ada hubungan apapun dengan Leon, kupikir kamu...." ketika sedang berbicara, Leon datang yang membuat Yusa tidak melanjutkan kata-katanya dan ia langsung menatap kearah Leon.

"Hmm ternyata calon istriku disini. Ah Hana, sejak tadi aku mencari mu kemana-mana! kenapa kamu tidak mengajakku? disini sangat nyaman! huff padahal aku ini siswa baru disini, seharusnya kamu mengajakku mengelilingi sekolahan juga!" ucap Leon seraya merangkul Hana.

Hana menatap kearah Leon kemudian ia menatap kearah air mancur yang ada didepannya. Hana berjongkok lalu ia menyentuh air mancur yang mengalir.

"Yusa, kenapa kamu diam saja? bukankah kamu menginginkannya?" tanya Hana dengan tenang. Leon menatap Yusa ketika mendengar pertanyaan Hana.

Setelah itu Yusa menoleh kearah Leon dan berniat memeluknya. Akan tetapi dengan sigap Leon langsung menghindar dan Yusa justru terjatuh di air mancur yang membuatnya basah kuyup.

"Aku tidak suka dipeluk oleh orang lain selain dipeluk oleh calon istriku!" tegas Leon dengan wajah dinginnya.

Hana hanya diam melihat Yusa yang kini basah kuyup akibat terjatuh kedalam air mancur.

下一章