webnovel

Chapter 3 : Terima atau Tolak?

Ah, sialan. Sudah kuduga bakal seperti ini.

"A-AYAH! K-ke-kenapa tiba-tiba… bukan, maksudku diantara sekian banyak permintaan, mengapa meminta yang itu??!!" Aku refleks berdiri. Aku harus memasang ekspresi wajah apalagi selain marah, kesal, malu, bingung, semuanya menjadi satu.

Akupun yang terbawa suasana melupakan bahwa masih berada di hadapan seorang Date Masamune. Dengan cepat pun aku sujud meminta maaf atas kelakuanku.

"Mo-mohon maaf atas kelancangan saya dan ayahanda saya, Masamune-sama. Kami percaya kami tidak bermaksud demikian, dengan segala kehormatan memohon ampun kepada Anda, Masamune-sama. Kami mohon ampun," ujarku dengan nada kuusahakan setenang mungkin.

Hening.

Masamune sejenak tidak berbicara sepatah kata pun. Membuatku semakin gelisah dan menelan ludah, bagaimana bisa ayahku meminta permintaan yang bodoh seperti itu.

Memang aku ingin mendapatkan calon suami sekaligus penerus usaha Ayah. Tetapi, meminta permintaan seorang Jendral Date Masamune mempersuntingku sebagai balasan kerja sama bisnis Ayah. Aku bukanlah barang dagangan.

Lagipula, aku…. aku… aku sudah menyukai laki-laki lain.

Masamune menghela napas, pandangannya menjadi serius menatapku.

"Mempersunting putrimu, tentu bukanlah hal yang sulit Paman Toriyumi,"

"Heh?" Aku mendongak dengan cepat.

"Tetapi, aku membutuhkan sedikit waktu untuk mempertimbangkannya. Bagaimana jika kita berdua berbincang-bincang terlebih dahulu di tempat ini?" kata Masamune sambil menunjuk dirinya dan diriku bergantian.

"Paman Toriyumi, maukah Paman menilik keenam katana-ku di ruang utama? Dengan keahlianmu sebagai seniman pedang, aku menginginkan Paman dapat memikirkan bagaimana caranya meningkatkan ketahanan dan ketajaman katana-ku tersebut."

Ayahku menganggukkan kepalanya cepat, "Baik, Masamune-sama."

"Kojurou, kemarilah! Tolong antarkan Paman Toriyumi ke ruang utama!" Perintah Masamune.

"Baik, Masamune-sama!" Jawab Katakura yang sudah siap di depan pintu geser.

Sepertinya, aku tidak bisa berharap lagi pada Katakura Kojurou. Mataku sekilas melihat punggungnya yang menghilang dari balik pintu geser.

Untuk sekarang, aku diselimuti perasaan dilema tinggal berdua dengan Masamune di ruangan itu.

Masamune bangkit berdiri dan duduk menyandarkan punggungnya di tepi daun pintu yang terbuka. Ia menaruh wajahnya menatap ke arah langit. Langit malam kala itu sedang cerah. Langit biru gelap dengan bulan sabit dan beberapa bintang menghiasinya.

"Sejujurnya, langsung saja, apa kau serius ingin bersamaku?" tanya Masamune padaku.

"Ma-Masamune-sama…"

"Masamune-sama, saya hanyalah perempuan biasa dari seorang seniman pedang. Bukankah tidak sepantasnya saya bersanding dengan Tuan yang seorang dari tingkat jendral dari Oushuu?"

"Pangkat atau gelar bukanlah suatu batasan yang harus dipatuhi. Asalkan kamu serius ingin bersamaku dan menghabiskan sisa hidupmu denganku. Kemudian dapat memberikanku keturunan yang kuat sebagai penerus kekuasaan di Oushuu. Bukankah ini kesempatan bagus?"

"Hal itu…"

"Atau, apakah kamu sudah memiliki seseorang yang lain yang kamu sukai?" lanjut Masamune.

Deg! Tepat sasaran.

Aku menundukkan kepalaku dalam-dalam. Tidak kusangka seorang Date Masamune menembak tepat sasaran seperti ini. Layaknya menembakkan anak panah yang menancap tepat di titik lingkaran tengah jantung.

"Anda benar, Tuan."

Jika sudah seperti ini, aku tidak bisa mengatakan sesuatu yang tidak benar. Berdalihpun percuma.

"Siapa? Kojurou kah?"

Deg! Anak panah kedua menembus tepat di jantungku.

Masamune mengetahui semuanya, bagaimana bisa?

Masamune memalingkan wajahnya ke arahku. Cukup sudah. Si Naga Bermata Satu inilah yang menang. Setidaknya aku tidak perlu khawatir lagi apa yang sudah kusembunyikan selama ini. Termasuk wajahku yang sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Sesuai dugaanku. Kamu menyukai Katakura Kojurou kan?" Masamune tersenyum menggoda. "Dilihat-lihat kamu cukup manis kok, dan seharusnya wajah dan penampilanmu itu kau tunjukkan padanya. Bukan padaku,"

"Tuan, Anda terlalu terus terang pada saya." Sahutku yang semakin salah tingkah apalagi dengan wajah memerah seperti ini.

Masamune terkekeh melihatku yang begitu kacau, "Siapa juga yang tidak sadar kamu selalu memandang Kojurou setiap kali dia muncul. Kau pikir aku sama sekali tidak memperhatikannya?"

Aku kehabisan kata-kata. Masamune memang orang yang berterus terang dan tidak bertele-tele. Tetapi tetap saja rasanya menohok di jantung, setidaknya bisakah bersikap sedikit romantis? Sekarang rasanya malu banget kalau untuk menatap wajahnya. Malu karena malu-maluin.

Ah, sikap romantis bukan karakter dia banget kan ya. Aku lupa.

"Sa-saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, Masamune-sama. Ayah saya bersikap tidak sopan meminta tiba-tiba kepada Tuan untuk mempersunting saya. Bukan berarti saya tidak mengormati Tuan, tetapi saya masih menyukai pria yang sama hingga saat ini. Dia adalah yang Anda sebutkan tadi," aku membungkukkan badanku sedalam mungkin. Aku hanya bisa mengatakan ini.

"Yaaah, sayang sekali ya." Masamune bangkit berdiri dan membelakangiku dengan punggungnya.

"Sepertinya Kojurou yang beruntung kali ini karena disukai olehmu. Aku bisa saja melakukan sesuatu dan menerima permintaan Paman Toriyumi, tetapi aku tidak ingin memaksakan apalagi membuat sedih hati seorang perempuan,"

"Perempuan memang makhluk yang troublesome, you see?" ucapnya sambil menarik sudut bibirnya. Aku hanya bisa memandang siluet wajahnya membelakangi cahaya bulan.

Masamune lalu melangkahkan kakinya ke luar ruangan dan pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dia meninggalkanku seorang diri di ruangan.

下一章