Aku sama sekali tidak terkejut saat keinginan Reva untuk ikut berpetualang bersamaku dibantah mentah-mentah oleh kakaknya, Reien. Pria itu melarang dengan tegas keinginan Reva tersebut. Walaupun Reva memohon disertai dengan kedua mata berkaca-kaca karena dia begitu ingin menemaniku pergi, Reien tetap tak mengizinkan. Hah, aku jadi takut pria itu semakin berpikir yang tidak-tidak tentangku mengingat dia pernah memberikan teguran keras padaku agar tidak terlalu dekat dengan Reva. Reien bisa saja berpikir Reva ingin ikut denganku karena aku yang mengajaknya padahal kenyataannya tidak begitu. Aku bahkan tidak menyangka gadis itu menginginkan sesuatu yang nekat seperti ini.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者