webnovel

Penyihir Es

Jennifer menatap raut wajah masam Caroline, ingatan soal kejadian kemarin masih membekas di pikirkan mereka. Tapi walau begitu Caroline terlihat tidak peduli akan gosip yang semakin membesar tanpa bisa di hentikan.

Padahal Jennifer juga sudah berusaha menghentikan ucapan orang-orang itu, tapi tidak ada yang berubah. Dan Jennifer menyerah akan hal yang mustahil itu, dia kembali menatap ke arah Caroline yang terlihat buruk.

Apa yang salah dengan wanita itu sebenarnya?

"Kau kenapa lagi?"

Bukan tanpa alasan Jennifer menempatkan kata lagi di ucapannya, itu semua karena Caroline terus saja menunjukkan wajah masam tanpa henti sejak pagi tadi. Dan jawaban Caroline tidak bisa di sebut sebagai jawaban, karena dia hanya mengatakan dirinya kesal dan langsung pergi setelahnya.

Memangnya dia kesal kenapa? Apa karena Luis yang sekarang bersama Sena atau ada hal lain? Jennifer juga ingin tau apa yang menganggu pikiran Caroline sampai dia bersikap aneh seperti ini.

"Jangan bilang karena Sena?" hanya menebak tapi Caroline langsung menatapnya tajam dan dingin.

Sepertinya memang benar! Jika Caroline kesal dengan Sena yang terlihat baik-baik saja setelah kejadian kemarin. Caroline juga sebenarnya tidak bisa mempercayai hal itu, biasanya dia akan mendapatkan hukuman, tapi bahkan panggilan dari Alpha itu saja gadis drama itu tidak mendapatkannya.

Ah.. memikirkan hal seperti itu membuat moodnya semakin buruk dan Caroline langsung berniat pergi. Tapi jelas Jennifer tidak akan membiarkannya, dia sudah lelah melihat hal yang sama sejak pagi tadi. Jika ini masalah soal Sena maka hanya perlu di selesaikan dengan baik-baik bukan.

"Kau harusnya membiarkan mereka menyelesaikan masalah mereka!" ucap Jennifer menghentikan langkah Caroline.

Caroline mendengus, maniknya melirik Jennifer tajam sebelum mengalihkan pandangannya "tahu apa kau! Jika dia tidak di hentikan kemarin maka dia akan mati!!"

Caroline jadi banyak bicara, jelas Jennifer terkejut awalnya tapi dia mulai terbiasa dengan Caroline yang sekarang. Kebiasaan Caroline yang hanya menjawab seadanya itu menghilang begitu saja hanya karena Luis. Dan Jennifer menjadi penasaran akan apa yang mereka bicarakan kemarin.

Jelas itu bukan pembicaraan yang biasa, mengingat sejak awal Caroline tidak suka basa-basi. Dan sepertinya memang ada hal yang di sembunyikan keduanya tanpa di ketahui oleh orang lain "baiklah, katakan saja Luis mati lalu apa kau akan membunuh Ketua?"

Caroline langsung melesat mendekati Jennifer dengan tatapan yang mengerikan. Apakah dia sudah salah bicara? Atau dugaannya memang benar, jika Caroline dan Luis menyembunyikan sesuatu dan hanya mereka yang tau.

"Aku akan membunuhnya dengan cara yang sama!"

Jennifer menelan ludahnya susah payah, aura Caroline terasa mengerikan dan dia merasa sesak sekarang. Ini aura seorang Alpha dan Jennifer bisa melihat cahaya yang muncul di dahi Caroline lagi. Sepertinya apa yang dia lihat kemarin memang tidaklah salah, bahwa ada pola aneh yang muncul di kening Caroline.

Jennifer berniat membuka suara tapi tekanan dari Caroline sangat besar, jelas Ketua merasa begitu marah kemarin. Aura Caroline yang kemarin juga sama seperti ini, tekanan Ketua juga tidak bisa membuat Caroline diam dan dia pasti mereka kesal akan hal itu.

"Car...."

"Kenapa? Apa kau juga akan bersikap sama seperti dia!?"

Jennifer menggeleng menatap tepat pada manik Caroline yang bersinar terang, warna biru itu menjadi begitu terang dan Caroline tidak menyadarinya. Merasa tidak akan ada hasil yang berbeda Jennifer langsung menunjuk kening Caroline membuat Caroline bingung.

Tekanan di sana mulai mereda dengan raut wajah bingung Caroline yang menyapanya "apa maksudmu?"

"Pola aneh muncul di keningmu sejak kemarin!" ucapan Jennifer membuat Caroline terdiam, dia langsung menyentuh keningnya yang tidak ada apa-apa.

Jelas sekali pola itu muncul di saat Caroline bersikap seperti seorang Alpha, apakah pada akhirnya kekuatan Livina mulai muncul. Jika benar maka Caroline tidak akan di anggap cacat lagi bukan?

"Itu tanda penyihir es"

"Apa kau bilang!?" Caroline terkejut menatap Jennifer yang jelas ingat soal penyihir es yang memiliki tanda aneh di keningnya.

Penyihir es memang sangat langka dan termasuk pada kaum yang sudah punah sejak ribuan tahun lalu. Tapi Jennifer bisa melihat langsung pola pengikat yang menunjukkan bahwa Caroline adalah keturunan dari penyihir es.

Dan jika ibu Livina masih hidup, pasti dia juga adalah pemilik sihir es yang sama seperti Caroline. Jennifer langsung terlihat bersemangat, dia sangat menyukai hal-hal seperti ini. Dan Jennifer juga sudah berjanji membantu Caroline untuk menguasai kekuatan Livina nantinya.

'Aku memang keturunan penyihir es, kau seharusnya tahu saat bertemu ibuku dulu'

Sebuah suara terdengar dan Caroline jelas sangat tau bahwa itu suara Livina yang terlihat senang. Apakah mana Livina mulai membaik? Jika benar maka Caroline merasa senang.

'Iya benar, tapi apa yang terjadi kemarin adalah berkat dirimu sendiri'

Caroline tidak percaya, dia langsung menatap ke arah Jennifer yang sudah terlihat begitu bersemangat. Keduanya langsung berpelukan tanpa ada keributan seperti tadi. Seakan tidak ada apa-apa, dan membahas soal apa yang di lihat Jennifer kemarin.

Jennifer bahkan sampai mengeluarkan kaca untuk membuat Caroline bisa melihat keningnya. Walau sudah tidak ada apa-apa di sana tapi Caroline merasa senang, karena penantiannya membuahkan hasil. Hanya perlukan adalah waktu dan dia akan menjadi Werewofl yang sesungguhnya.

Walau bukan sebagai Werewofl biasa tapi Caroline jelas hanya bisa menerima wujudnya nanti. Mungkin ini memang takdir yang aneh dan sangat tidak masuk akal. Tapi Caroline hanya ingin percaya walau dia sebenarnya malas untuk melakukan tugasnya nanti.

Senyuman di wajah Caroline mulai terukir begitu lebar, bahkan Jennifer sendiri masih tidak bisa mempercayai hal ini "itu nyata!"

'Iya..'

"Caroline, apa kau siap menerima takdir ini?" tanya Jennifer dengan hati-hati, bagaimanapun Caroline memang akan menerimanya dan Jennifer berharap Caroline bisa menjadi Lycan yang baik.

"Kenapa kau bertanya soal hal yang pasti! Jangan bertanya lagi, karena aku mungkin akan berubah pikiran lagi!" ucap Caroline terlihat kesal akan apa yang di katakan Jennifer.

Jennifer mengangguk, mengingat bahwa tidak lama lagi dia bisa melihat wujud Werewofl Caroline dan sampai hari itu tiba dia berniat melakukan sesuatu yang menyenangkan. Mungkin Caroline tidak akan mempercayainya tapi ini jelas akan membantu Caroline walau kecil kemungkinan terjadi.

"Apa kau tidak mau bertemu ibunya masa lalumu?" tanya Jennifer menatap Caroline yang berpikir sejenak.

"Livina juga menyuruhku, tapi akan sulit bagiku untuk keluar dari sini. Apalagi masalah kemarin saja masih belum selesai, jelas Alpha gila itu akan berusaha menjatuhkanku lagi!"

Jennifer mengangguk paham, tapi ada satu cara yang bisa Caroline lakukan.

下一章