Terdengar suara Hendra semakin tersedu, Cia menghela napas pelan, "ya udah, serah lo. Gue terima ucapan terima kasih tapi ada syaratnya." Cia mengambil tisu yang ada di atas meja lalu memberikannya pada Hendra, anak itu menerimanya dengan sopan.
"Lo harus janji, kedepannya jangan biarin orang ngeremehin lo, biar sesulit apa hidup yang lo jalani. Paham?"
"Tapi kata emak, orang miskin kayak kami memang tempatnya di hina dan di remehkan, kalo nggak gitu nggak bisa makan." Cia cengok mendengar itu.
"Wah …, emak lo sakit jiwa! Darimana dia punya pikiran kayak gitu dan nuruninnya ke lo." Kalo jump emaknya si Hendra, pengen nonjok congornya. Didik anak kok sesat.
"Emak saya nggak gila!" Seru Hendra. Suaranya sampai ke dapur. Sinta dan Sarah berlari keruang tamu.
Sarah menatap Cia penuh peringatan, Sinta menenangkan Sarah lalu dia bertanya apa yang terjadi. Mereka terdiam setelah Hendra menjelaskan kenapa dia berteriak.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者