Hari ini pun mereka gagal mencari tahu tentang siapa wanita cantik misterius itu.
Semua terhalang oleh lubang got.
"Got sialan! Kenapa sih, orang bikin lubang got di tengah jalan begini!" oceh Rudolf.
"Entalah, Lurah Rawa Ceban itu emang rada-rada eror, entah apa maksudnya buat selokan air comberan di tengah jalan begini, benar-benar gak ada akhlak!" oceh Didi.
"Udah! Kaka-kaka sekalian kita pulang dulu aja! Rumah kita dekat dengan rumah Abah Rene, cincai lah!" ujar Qimons.
Mereka bertiga pulang dan Marpuah melanjutkan perjalanannya dengan langkah sedikit pincang.
Gadis itu menghentikan mobil angkot.
Swit! Swiiiit...!
Suara siulan berkumandang.
Seluruh mata pria yang kebetulan berada di dalam angkot itu mulai menggoda Marpuah.
Dari mulai Abang-abang berotot kekar sampai Aki-aki tua yang sudah berusia uzur.
"Neng, ikut Abang, dangduttan yuk!" ucap seorang pria berkulit hitam dan bergigi emas menggoda Marpuah.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者