Bab 23
Kunjungan Mertua
Drt drt drt
Dering ponsel Caca berbunyi di sana ada sebuah nomor yang tak asing menurutnya.
"Nongkrong yuk, pulang ngantor. Gue beliin matcha kesukaan kamu."
Membaca pesan singkat itu membuat Caca tersenyum, segera Caca membalasnya dirinya sudah sangat lama tidak nongkrong apa lagi sejak menikah dan mengurusi semua urusan panti asuhan.
"Siap. Siapa yang mau nolak kalau di beliin sama bos besar."
"Oke jam 16.00 gue jemput."
"Oke. See you Lan."
"See you Ca."
Pesan itu berasal dari Alan, pria yang membuat Bian sempat cemburu.
***
Carissa sudah selesai dengan urusan pekerjaannya, wanita itu pun segera pergi dari kantor. Sikap ramah Caca membuat siapa saja yang melihatnya akan menyapa Caca. Tak lupa senyum manis yang selalu Caca tampilkan.
"Mau pulang mbak Caca," sapa seorang satpam di sana.
"Iya Pak. Saya duluan ya," ujarnya. Satpam tersebut mengangukkan kepalanya, Caca segera masuk ke dalam mobil melesat menuju cafe di mana diri nya dan Alan berjanji akan bertemu. Namun, naas hujan lebat tiba tiba saja turun dan mengakibatkan kemacetan yang begitu parah. Apa lagi di depan sana, ada sebuah pohon yang ikut tumbang ketika angin besar.
Caca berusaha menghubungi Alan tapi belum kunjung di jawab, macet parah ini membuat Caca berada di sana sekitar lima puluh menit itu pun masih sangat jauh dari tempat mereka bertemu.
Awalnya Alan ingin menjemput Carissa tapi karena kantor Caca dan Alan sangat jauh sehingga Carissa mengatakan untuk merek bertemu di tempat itu saja. Tapi sepertinya alam tidak memberikan izin kepada mereka.
Dering ponsel Carissa berbunyi nama Alan tertera di sana, segera Caca menjawab telpon tersebut dan menyalakan panggilan otomatis ke dasboard mobilnya.
"Hallo."
"Hallo Ca. Sorry banget gue kayaknya telat ini macet parah Ca. Hujan lebat kali ini membuat jalanan jadi padat," ujar Alan.
"Iya Lan. Sama aku juga dari tadi masih di jalan sekitar kantor, sepertinya kita gak bisa bertemu deh Lan. Ini aja udah jam 17.00, dan gak tahu bakalan sampai jam berapa kita di sini."
"Oke. Weekend aja gimana?" tawar Alan.
Carissa segera menyetujui nya. Panggilan itu pun terputus Carissa mencoba mencari jalan untuk sampai ke rumah nya saat ini dirinya sudah sangat lelah dengan kemacetan yang luar biasa padat.
Satu jam Carissa berhasil kedua dari kemacetan yang menghalanginya, membuat wanita itu baru datang ke rumahnya sekita pukul 18.30 sore.
Rasa lelah di badannya sangat menyiksa Carissa, Bi Sumi dan Bi Susi segera menyiapkan air hangat dan juga air lemon hangat untuk Caca supaya majikannya itu lebih relex.
"Bu. Sudah bibi siapkan air hangatnya, mending sekarang ini mandi dulu. Biar bisa istirahat," ujar Bi Sumi.
Carissa yang saat ini sedang duduk di sofa segera beranjak dari tempatnya tak lupa wanita itu mengucapkan terima kasih ke pada kedua asisten nya yang sudah mau direpotkan olehnya.
***
Dua puluh lima menit waktu yang cukup lama bagi Carissa menghabiskan waktu nya di dalam kamar mandi. Hal itu karena, Bi Susi sudah menyiapkan beberapa lilin aroma terapi yang membuat dirinya sangat nyaman berada di sana hingga Carissa tertidur di bathtub selama sepuluh menit.
"Malam bi," sapanya kepada kedua asisten rumahnya itu.
"Malam ibu. Silakan sudah bibi panaskan," jawab bi Susi.
"Iya Bu. Ini air lemon hangatnya, biar badan ibu lebih segar. Hujan tadi sore sangat deras, supaya bisa membuat ibu lebih hangat," ucap Bi Sumi.
"Terima kasih ya. Ayo makan bersama," ajak Carissa. Bi Sumi dan Bi Susi menggelengkan kepalanya, keduanya sudah makan bersa dengan Satpam dan juga tukang kebun di rumah ini.
Keduanya pun pamit untuk kembali ke belakang, Carissa menikmati masakan yang sudah di siapkan oleh asisten rumah tangganya, saat sedang makan. Ponsel Caca berdering, nama sang adik ipar yang tertera di sana. Segera Carissa mengangkat telpon tersebut.
"Hallo. Iya Siska ada apa?" tanya Caca.
"Hallo kak. Aku ganggu waktunya kak?" tanya Siska balik.
"Gak loh. Gak ada di ganggu, kenapa dek."
"Besok Mama sama aku mau main ke rumah boleh kak?" tanya Siska.
"Kenapa harus izin dek. Kakak senang kalau Mama dan kamu mau datang ke sini, gak perlu izin kalau mau datang. Kalian itu juga punya hak di rumah ini," balas Carissa.
"Siap ka. Besok aku sama Mama akan ke sana, oh ya kakak gak usah ke kantor besok."
"Iya dek. Pasti, mana mungkin Mama mau datang, Kaka kerja."
"Makasih kakak aku tersayang, sampai ketemu besok kakak," ucap Siska.
Panggilan tersebut pun, terputus. Carissa sangat senang jika adik ipar dan mertuanya mau datang ke rumah. Rumah ini terlalu besar dan sepi jika hanya dirinya yang tinggal, karena semua asisten rumah tangganya memiliki kamar tersendiri di area belakang sehingga hanya Carissa yang ada di sana.
***
Keesokan harinya, bi Sumi sudah diminta Caca untuk pergi ke pasar sedangkan bi Susi membereskan rumah. Caca akan menyambut ke datangan sang mertua dengan begitu mewah.
Carissa selalu ingat, ucapan yang dilontarkan oleh Bunda Iren untuk selalu mengutamakan tamu, apa lagi itu mertua sendiri. Yang harus di anggap seperti orang tua kita sendiri.
Carissa masih sibuk di dapur membuat cake cokelat kesukaan adik iparnya itu, sejak pagi Carissa tak henti hentinya membuat makanan untuk semuanya. Bahkan Caca juga sudah menyiapkan beberapa jus buah untuk sang mertua.
"Assalamualaikum," ucap seseorang.
Bi Sumi di minta oleh Caca untuk membukakan pintu, karena Bi Susi sedang mencuci piring. Wanita paruh baya itu, segera melakukan perintah yang diberikan oleh Caca.
"Waalaikumsalam. Mari Nyonya masuk, ibu ada di dalam," ujar Bi Sumi.
"Makasih ya Sumi. Apa kabar kamu?" tanya Mama Ratih.
"Saya baik Nyonya."
Mama Ratihlah yang merekomendasikan Sumi dan Susi untuk bekerja di rumah anak dan menantunya itu, bukan tanpa sebab wanita paruh baya itu melakukannya. Tapi karena ingin tahu, bagaimana rumah tangga mereka berdua.
"Assalamualaikum," ucap Mama Ratih.
Carissa segera menghampiri sang mertua, menyium tangan Mama Ratih dan memeluk erat sang mertua.
"Waalaikumsalam, Mama apa kabarnya?" tanya Caca.
"Mama Baik. Kamu gimana Sayang?" tanya Mama Ratih balik.
"Alhamdulillah baik. Kamu gimana kabarnya Siska?"
"Baik kakakku. Oh ya ini apa kelihatannya enak," ujar Siska.
"Ini kue cokelat kesukaan non Siska. Ibu Carissa sengaja buat ini untuk Non sama nyonya. Ibu juga sudah masak banyak untuk kalian," ujar Bi Susi.
"Kenapa repot repot sih nak," sahut Mama Ratih.
"Gak ada yang di repot-kan kok Ma. Ayo kita ke ruang keluarga, Bi tolong buatkan teh sama jus untuk Siska dan bawa kue nya ke sana ya," pintah Caca.
"Siap 86 Bu."
***
Mama Ratih sejak tadi sangat menikmati waktunya bersama dengan menantu kesayangan ini, sejak Bian menikah dengan Della dirinya tidak pernah diperlakukan seperti ini membuat wanita itu sangat jarang datang ke rumah anaknya.
"Nanti kakak ajarin aku ya, gimana cara buatnya. Aku suka sama testurnya kak, lembut dan gak bikin enek," ujar Siska.
"Iya nanti kita buat sama sama."
"Belajar kamu sama kakak kamu ini. Biar pintar, jangan sukanya baca novel mulu, tapi masak gak bisa," sindir Mama Ratih.
Siska cemberut mendengar hal itu, sedangkan Caca hanya tersenyum melihat hal itu.
"Oh ya, nanti setelah Bian pulang bersama dengan Della dari Bali. Kalian juga bulan madu ya, Mama udah siapkan tiket untuk kalian berdua," ujar Mama Ratih.
Deg
Caca terdiam, mencernah setiap kata yang diucapkan oleh sang mertua.
"Ke Bali? Mas Bian Ma?" tanya Caca.
"Iya. Kemarin Mama nelpon, mau ke sini. Katanya dia lagi di Bali, sama Della."
Carissa hanya diam sakit, itulah yang saat ini dirinya rasakan. Suaminya kembali berbohong, bukankah Bian mengatakan ada urusan bisnis namun, nyata tidak.
###
Hallo. Bab kedua meluncur. Gimana? Kalian suka?? Review dong hehe. Love you guys, sehat terus buat kalian semuanya.