"Tapi ... untuk sentuhan tangan aku tidak menolak. Proses gado-gado juga kan butuh tindakan," ujar Ainun. Sofil nyengir mendengar jawaban Ainun yang fokus ke bukunya. Mendengar ucapan Ainun dan Sofil. Kedua pengantin yang duduk di depan tertawa.
"Hehehe. Perutku sakit ... Ya Allah. Kalian membahas cinta atau gado-gado? Hahaha huk huk huk. Astagfirullah, sampai batuk," ledek Fatih. Sofil hanya membuang wajah. Memandang keluar kaca.
Suara riuk ombak yang menerpa bibir pantai. Fatih memarkirkan mobil. Pemandangan sore itu begitu indah di Pantai Kencana.
"Aku disini saja Gus, kakiku lagi sakit," ucap Sofil sambil membuka pintu.
"Yasudah, aku turun. Menikmati alam dan membahagiakan hati untuk orang lain, lalu bersyukur karena kekuasaan Allah itu ladang pahala," ujar Fatih menyindir. Sofil hendak meraih ponsel. Ingat jika itu ponsel dari Ainun, Sofil pun tidak jadi mengambil.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者