webnovel

Dibawa Lari Arland

Gale marah-marah, ia bisa membunuh orang saat ini, ia terus berjalan melirik kanan dan kiri jalan mencari Verss yang menghilang darinya, ia baru mengalihkan pandangannya sejenak.

"Orang itu kurang ajar" ia tahu ini pasti akal-akalan Arland karena orang itu juga tak tampak batang hidungnya, dan Gale terus melototi Derek yang berjalan di belakangnya.

"Kalian ini gila, situasi begini berbahaya kalian masih sempat bermain seperti anak kecil, kita harus cepat menemukan tuan muda sebelum sesuatu yang buruk terjadi"

Derek tak berani melihat wajah Gale yang marah besar, ia siap menghantam siapa saja saat ini. Sebenarnya Derek juga begitu polos, mau saja ditipu oleh Arland, kalau tahu ia memang berniat membawa Verss pergi mana mungkin Derek mau membantunya, sekarang ia juga mulai cemas.

"Ku kira hanya bermain saja"

Gale mengeluarkan alat elektronik yang berada dalam tas pinggangnya, sebuah alat lacak dengan layar menyerupai iPad berukuran kecil, ia membawanya kemana saja, melihat titik merah dalam layar yang posisinya sepertinya tidak jauh darinya, itu alat lacak yang sengaja ia pasang pada gelang tangan Verss supaya ia tidak kehilangan jejak Verss sejak terakhir ia hampir saja diculik.

Gale mengarahkan layar, beruntung sinyal internet masih cukup kuat di sana hingga ia tidak kehilangan jejak.

Tanpa banyak bicara Gale mengikuti arah dalam layar, Derek mengikutinya.

"Eh Gale tunggu!"

.....................

Arland menggandeng tangan Verss erat, langit mulai agak gelap walau waktu baru menunjukkan pukul dua siang, ia mengajak Verss lari secepatnya dari pandangan Gale dan mengajaknya menelusuri jalan lain berlawanan arah dengan tujuan Gale dan lainnya, Verss melepaskan pegangan Arland.

"Kak kita tidak boleh jauh-jauh dari Gale dia bisa marah kalau tidak menemukanku di mana-mana"

Arland kembali meraih tangan Verss dan mengajaknya duduk di depan pinggir jalan, di mana mereka bisa melihat pemandangan jauh ke bawah lembah yang sangat indah, Verss terdiam melihatnya, sejauh mata memandang hanya terlihat pohon tinggi dengan beraneka bentuk rupa dan bentuk, langit terlihat tak berbatas, awan yang berarak tepat di depan mata seolah sejajar dengannya, pemandangan yang indah sekali.

"Ini"

Arland tersenyum.

"Iyah khan, ini jauh lebih bagus dari pemandangan di atas tebing, kak Arland khan bilang sudah pernah ke sini, tempat ini sangat spesial, kakak, akhirnya bisa mewujudkan mimpi kakak ke sini, akhirnya"

Arland duduk begitu dekat dengan Verss, hingga saat Verss membalikkan kepalanya bertanya tepat saat Arland yang sengaja menoleh dan mencium bibirnya.

"Cup"

Verss tak bergeming, matanya membuka lebar tak menyangka kalau Arland akan mengambil kesempatan itu, pria muda itu tidak melepaskannya, bahkan mengangkat dua tangannya menahan dagu Verss dan meneruskan mencium bibir manis Verss, walau tangan Verss berusaha mendorongnya.

"Ump"

Tapi Arland tidak berhenti, ia meraih pinggang belakang Verss menariknya semakin dekat hingga tubuh kurus Verss bergelung dalam pelukannya yang lebar, membuat pemuda itu seutuhnya dalam kendalinya hingga tak bisa kemana-mana, tapi tangan Verss mendorongnya dengan sekuat tenaga.

"Ump kak! Apa yang kakak lakukan?"

Verss terengah, melihat Arland menatapnya dengan nakal, Arland menyentuh bibirnya.

"Emh, bibir Levi, masih seperti yang dulu, sangat lembut dan manis sekali"

Versa mengepalkan tangannya, ia menahan diri untuk tidak marah, pemuda itu segera berdiri meninggalkan Arland sendiri.

"Aku mau kembali!"

Tapi Arland tak membiarkannya, ia berdiri cepat dan kembali menarik tangan Versa, mendorongnya ke arah pohon besar dan menahannya di sana, mendorong Verss keras hingga botol minum yang dipegangnya jatuh ke atas tanah berlumut.

"Levi tunggu dulu dengarkan kakak"

Versa berusaha melepaskan diri, tapi tangan Arland menahannya, bahkan tubuh besarnya menutupi jalan keluarnya.

"Kak Arland"

Arland bicara dengan wajah sangat dekat dengan Verss, matanya melihat Verss seolah ingin menenggelamkan wajah manis itu dalam lautan di matanya, dadanya bergejolak mendesaknya untuk memiliki Verss hanya untuk dirinya, tangannya bergerak memegang pinggang ramping Verss dan menariknya makin dekat hingga ia bisa mencium bau keringat Versa yang begitu menggoda.

"Levi, kak Arland merindukanmu, kau tahu bagaimana perasaan kakak khan? Maafkan kakak sudah meninggalkanmu tanpa bicara apapun, sejak hari itu, kakak tidak bisa berhenti memikirkan soal dirimu"

Verss berusaha mengangkat tangannya yang bebas mendorong tubuh Arland, tapi bahkan Arland menahan tangannya, mengangkat tangan kecil Verss dan menciumnya.

"Kakak sayang padamu Levi, berikan kakak kesempatan yah"

Verss memalingkan wajahnya saat Arland hendak menciumnya lagi.

"Kak, lepaskan aku"

Arland berusaha mengarahkan wajah Versa ke arahnya tapi Verss tidak bergeming.

"Levi"

"Lepaskan aku atau aku akan membencimu selamanya"

Mendengar itu Arland menghentikan gerakan tangannya, melihat mata Verss yang tak ingin melihatnya sedikitpun, apa yang sudah ia lakukan? Arland mundur dengan cepat.

"Levi, maafkan kakak, kakak"

Verss melihat Arland tajam, ia merundukkan tubuhnya mengambil botol minumnya dan berjalan ke arah mereka datang tadi, meninggalkan Arland yang masih berdiri di tempatnya.

"Aku akan kembali sendiri"

Arland menahan napas, ia pikir akan bisa mendapatkan hati Verss kembali setelah sekian lama tapi apa yang sudah ia lakukan? Ia tidak berpikir Verss yang kini sama dengan Verss dua tahun lalu bukan? Anak lugu yang selalu menunggunya.

Baru satu langkah menjauh dari Arland tiba-tiba terdengar suara petir begitu kencang.

Duarrrrr!!

Verss langsung spontan menurunkan tubuhnya menutup telinga dengan dua tangannya.

"Ekh!" Tubuhnya bergetar, suara petir keras seakan mengoyak daun telinganya.

Arland menyadari itu, ia mendekati Verss cepat dan memeluknya.

"Levi, tenang aku di sini"

Suara petir kesekian kalinya terdengar lebih kencang, tubuh Verss tersentak semakin kencang, ia gemetar hingga semua nadi dan otot di sekujur tubuhnya seakan terbakar membuat panas di sekujur tubuhnya, jantungnya seperti mendesak untuk keluar karena tak mampu menerima tekanan ketakutannya.

"Ekh hoh hoh hoh"

Arland memeluk Verss semakin erat.

"Levi, tenang kak Arland di sini, tenang yah"

Mata Verss terbuka lebar, ia mendorong tubuh Arland menjauh darinya, Arland terjatuh, ia ingin mendekat kembali tapi terdiam melihat mata besar Verss melihatnya.

"Lepaskan aku! Kakak bohong! kak Arland bilang tidak akan pergi tapi kenapa kakak meninggalkanku sendiri? Kenapa kakak tidak datang memelukku saat aku ketakutan! Ekh"

Arland membeku di tempatnya, ia tak mampu melihat mata Verss yang melihatnya tajam. Suara petir menghilang, setidaknya mungkin tidak akan bunyi begitu keras lagi dan memberi kesempatan Versa untuk mengumpulkan kekuatannya, ia harus melanjutkan jalannya.

Dengan gontai Versa berusaha berdiri, walau sempat sempoyongan tapi ia berusaha menegakkan tubuhnya dan melanjutkan jalannya.

"Levi"

################

下一章