Berada di Tempat Stalker

Aku mendengar suara derap langkah kaki mendekat. Setelah itu, ada tangan yang menyentuh pipiku!

Sial! Kalau buka penutup mata ya cepetan! Untuk apa coba pakai acara elus-elus pipi segala? Bikin jijik aja!

Aku langsung menelengkan kepala saat tangan itu kembali menyentuh wajah. Benar, wajah ini memang tampan. Tapi, tidak boleh sembarangan disentuh! Membuat sial saja!

Ah, aku sampai lupa maskeran dua hari ini karena paranoid dengan terror sosok yang kukira hantu kemarin. Eh, nyatanya hanya si stalker gila, Chandra. Pasti saat ini, wajahku berminyak seperti Siji ini.

Beberapa saat setelahnya, penutup mataku di buka. Aku mengerjap beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya. Setelah beberapa saat, penglihatanku semakin jelas.

Dan ketika aku melihat ke sekeliling, aku langsung terhenyak. Apa-apaan ini? Kenapa si ruangan ini banyak sekali fotoku? Yang jadi fokus utamaku adalah fotoku yang terpasang di dinding tepat di hadapanku ini.