webnovel

EVERLAST 3

"Oh..."

"Selamat makan."

Wang Yibo pamit, dan langsung pergi setelah itu. Tapi, entah Xiao Zhan salah dengar atau tidak... lelaki itu menggumamkan sesuatu saat berlalu keluar kantin. Suaranya semakin jauh semakin pelan. "Tahu mentah bumbu... susu... pasta pedas... Sayuran segar... dan..."

Xiao Zhan lalu melihat ke nampan makan siangnya kali ini.

Itu tadi... bukannya...

"Kenapa dengan dia?" gumam Xiao Zhan. Dia pun menoleh ke tempat Wang Yibo berjalan keluar meski lelaki itu sudah hilang. Klik! Klik!

Mendadak notifikasi ponsel Xiao Zhan berbunyi. Layarnya pun menyala. Disana... terpampang nomor baru dengan foto profil skateboard. Chat yang menyertai adalah: Zhan Ge, simpan nomorku.

Xiao Zhan sudah bisa menebak itu siapa.

Waktu itu, Xiao Zhan tidak menyadari apapun. Sampai dia diselamatkan Wang Yibo lagi di bulan berikutnya. Kali ini pagi buta di sebuah gudang kosong.

Wang Yibo lagi-lagi membawanya pulang. Xiao Zhan sendiri selalu tidak sadar saat ditemukan. Dia jadi tidak tahu seperti apa cara lelaki itu membawanya. Sampai mengaku sendiri.

"Zhan Ge semakin berat bulan ini."

"Apa?"

Wang Yibo menaikkan selimut yang melindungi tubuh Xiao Zhan ke dadanya. "Ini masih belum pagi. Kira-kira 3 jam lagi matahari baru terbit. Zhan Ge lanjut tidur saja."

"Bagaimana kau..."

"Atau Zhan Ge lapar? Aku bisa buatkan tahu mentah bumbu."

Tak tahan, Xiao Zhan pun duduk. Selimut di dadanya melorot, dan saat itulah dia baru menyadari kalau pakainnya sudah berubah. Jadi lebih hangat. Bukan lagi kemeja, tapi kaus longgar warna putih yang kedodoran. Tentu saja itu milik Wang Yibo. Di tubuhnya yang lebih ramping memang sudah sewajarnya.

Ke bawah, Xiao Zhan merasa tenang karena Wang Yibo tidak mengganti celananya juga.

Wang Yibo, "Kenapa?"

"Yibo... jujur saja... kenapa kau bisa tahu?" tanya Xiao Zhan. "Kenapa kau menyelamatkanku? Dan baju ini—"

Wang Yibo mendadak membungkamnya dengan bibir.

"..."

Xiao Zhan sampai terbelalak tanpa sadar. Otaknya hilang seketika. Atau setidaknya terasa seperti itu. Tepatnya saat lelaki ini meraih tengkuknya. Menjilat belahan bibirnya agar terbuka sebelum memperdalam ciuman mereka.

Xiao Zhan terbeku di tempat. Sampai Wang Yibo melepaskannya perlahan... dia berkedip-kedip menatap wajah datar itu.

Wajah yang tak pernah diperlihatkan Wang Yibo kepadanya.

"Aku suka Zhan Ge," kata Wang Yibo. "Aku sangat suka semuanya. Bukan hanya mata."

"Apa?"

"Tapi aku lelaki. Zhan Ge wajar jika menolakku."

"K-Kau..."

Wang Yibo menjauh. Dia berdehem dan tampak canggung. "Aku bukan penyuka sesama, Ge. Aku sendiri juga tidak tahu," katanya. "Tapi, tetap saja... kalau boleh... aku ingin diberi kesempatan."

Xiao Zhan sendiri tidak tahu... setelah dua minggu sejak ciuman itu... kenapa dia justru berhubungan dengan Wang Yibo, dan bahkan bercinta dengannya.

Jika dihitung sejak saat itu... hubungannya dengan Wang Yibo sudah terhitung hampir satu tahun setengah sekarang.

Xiao Zhan melaporkan kasus ayahnya itu berkat Wang Yibo. Temannya menyelidiki, sembari dia membantu... tapi terkadang tidak bisa lebih dalam karena Wang Yibo memiliki kasusnya sendiri.

Terakhir bertemu, Wang Yibo sempat marah-marah di depan Xiao Zhan karena temannya menganggap kasus itu tidak terlalu dipermasalahkan. Toh bukti yang dia temukan menunjukkan pelaku itu sudah mati. Buat apa ditelusuri?

"Keadilan, Ge. Gege tidak ingin mendengar kebenaran di balik itu?"

"Tidak perlu... mungkin..."

Seharusnya waktu itu Xiao Zhan benar-benar melarang Wang Yibo mengetahui isi hatinya yang asli. Jadi lelaki itu tak perlu bertindak sendiri di belakangnya, mengawasinya hampir 24 jam dengan caranya sendiri, lalu ketika dia menemukan pergerakan pelaku lagi, Wang Yibo kehilangan akal.

Lelaki itu benar.

Instingnya bilang pelaki yang asli masih belum mati, tapi ketika dia sudah menggila di luar sana... tiga peluru itu justru bersarang di tubuhnya.

Membuat Xiao Zhan menyusul hilang akal.

"Bodoh..."

Xiao Zhan meraih wajah dingin itu dengan ujung jarinya. Dia cuti sudah empat hari pasca Wang Yibo dioperasi. Sebab dokter lain mengetahui traumanya terhadap darah lelaki itu tak lama kemudian. Kini tubuhnya tak lagi berbalut jas dokter. Dia hanyalah Xiao Zhan yang biasa di depan Wang Yibo yang biasa.

Xiao Zhan masih duduk disana, namun tubuhnya bersandar ke sisi tubuh Wang Yibo. Tangan kirinya meraih pipi Wang Yibo dengan lembut. "Kau tidak harus seperti ini... bukankah sudah kubilang tidak apa-apa?"

Xiao Zhan berusia 29 tahun sebulan lagi. Dia pernah bertanya kenapa Wang Yibo bisa tahu dirinya lebih tua dibanding lelaki itu, jawabannya justru hanya... "Aku sedang tertarik ke seseorang saat itu. Wajar saja kan jika mencari tentang Gege lebih jauh?"

"Benar-benar menjengkelkan... dasar bocah sembrono..."

"Ge..."

DEG

Xiao Zhan seketika terdiam. Apalagi saat merasakan belaian lembut itu di kepalanya.

"Zhan... Ge..."

"Kau..."

Xiao Zhan pun terbangun. Dia menegakkan duduk, dan mengusapi air matanya.

Wang Yibo tersenyum diantara wajah pucatnya. "Aku ternyata tidak mati... haha..." tawanya pelan. Jemari dingin itu meraih wajah Xiao Zhan dan mengusap bekas air matanya lembut. "Dan... kau terlihat kurus..."

Bukannya bahagia, Xiao Zhan justru langsung marah. "Kau tidak perlu lagi seceroboh itu!" katanya tegas. "Baru bangun dari kondisi separah itu kau malah bisa tertawa? Kau tidak tahu seperti apa aku memasukkan tangan ke perutmu!"

Wang Yibo justru tertawa lebih keras, meski akhirnya terhenti. Nafasnya putus-putus dan dia terbatuk. "Aku... hanya percaya Zhan Ge."

"Apanya yang percaya? Aku hampir gila melihat jantungmu sempat berhenti! Jangan membuatku ketakutan!"

"Zhan Ge tidak mungkin membiarkanku mati begitu mudah..."

Xiao Zhan terdiam sejenak sebelum mengumpat dengan suara tak terdengar.

"Aku sudah tak mengerti..." kata Xiao Zhan. Sebelum memeluk Wang Yibo pelan-pelan. Badannya bahkan mengambang karena tak ingin melukai lelaki itu. "Yang pasti aku senang kau bisa membuka mata lagi. Benar-benar anak nakal..."

"Tentu saja..." kata Wang Yibo sembari mengusap punggung Xiao Zhan pelan. "Selama ada Gege, aku yakin tak akan menutup mata semudah itu."

"Iya... iya... terserah saja..." kata Xiao Zhan. "Yang pasti, setelah kau sembuh, aku tak akan mengizinkanmu melanjutkan hal bodoh ini... mengerti?"

Wang Yibo menutup mata kembali, dia mengangguk, dan tersenyum lega. "Tentu saja. Tidak akan."

"Aku bisa percaya ucapanmu?"

"Hm..."

"Bagus... keselamatanmu yang terpenting."

Wang Yibo berbisik. "Selamat malam, Ge."

"Hmm..."

Dan mereka tetap di posisi itu hingga pagi. Tanpa Xiao Zhan tahu, Wang Yibo masih mempertahankan senyumnya sebelum benar-benar tidur. Sebabnya satu:

"Aku sudah melihat wajah orang itu..." kata Wang Yibo dalam hati.

下一章