webnovel

21 Pulau Terpencil

" Dok bagaimana kondisinya?" Tanya tuan muda.

"Begini Tuan, istri Anda. mengalami luka bakar di bagian lengan dan perutnya tidak terlalu parah hanya saja luka bakar itu meninggalkan bekas, selain itu ada kabar yang membahagiakan." jawab sang dokter pada tuan muda.

"Kabar apa Dok...?" tanya tuan muda dengan penasaran.

" Selamat istri anda sedang mengandung." kata Sang dokter membuat tuan muda terkejut mundur beberapa langkah ke belakang.

" Aapaaa... hamil dok!!!" kata tuan muda tidak percaya jika Zahra tengah hamil anak Brian.

" Benar Tuan, istri Anda hamil." Jawab sang dokter pada tuan muda, yang terlihat tidak percaya jika Zahra tengah hamil.

" Sudah berapa bulan dok ?" tanya tuan muda dengan rasa tidak percaya.

" Sekitar empat Minggu tuan." jelas sang dokter.

" Baik dok terima kasih. saya permisi." kata tuan muda meninggalkan ruang sang dokter.

" Sama-sama tuan, silahkan..." jawab sang dokter memperhatikan punggung tuan muda, yang meninggalkan ruangnya.

Tuan muda menuju ruang rawat Zahra. terlihat tubuh kurus wajah pucat Zahra. tangannya terkepal kuat hingga otot-otot tangannya terlihat jelas. pemandangan didepannya membuat hati Tuan muda remuk, wanita yang sangat di cintainya sejak dulu kini terbaring tak berdaya di atas tempat tidur rumah sakit.

Tuan muda merogoh kantong celana meraih benda pipih dan menghubungi seseorang.

" Siapkan helikopter aku akan membawa Zahra sekarang!!" kata tuan muda dengan suara dingin.

" Baik Tuan muda " usai menghubungi orang kepercayaannya.Tuan muda kembali keruang Dokter.

" Dokter saya minta persiapkan alat untuk pasien.." kata tuan muda pada sang dokter.

" Tunggu Tuan. maksud Anda akan membawa pasien?" tanya sang dokter.

" Benar dok, saya ingin membawanya sekarang juga!" kata tuan muda dengan tegas.

" Baiklah tuan kondisi pasien tidak terlalu parah hanya saja hati-hati kondisi pasien sedang mengandung."

" Saya mengerti dok!!" kata tuan muda dengan suara tegasnya.

Tidak membutuhkan waktu lama, terdengar suara helikopter tak jauh dari rumah sakit dan terlihat seorang Dokter mendorong Brankar. memasuki helikopter. Tuan muda duduk tidak jauh dari Zahra. tidak membutuhkan waktu lama helikopter telah sampai dan mendarat di atas mansion Tuan muda.

Seorang Dokter cantik telah menunggu kedatangan mereka. dan dengan cepat membawa Zahra kedalam mansion, 'Siapa wanita ini, sepertinya tuan muda sangat perhatian padanya bahkan telah membawanya mansion pribadinya.' kata sang dokter dalam hati

" Tuan muda apa Anda baik-baik saja?" tanya sang dokter pada tuan muda.

" Aku tidak apa-apa. kamu rawat dia dengan baik!" Kata Tuan muda dengan dingin.

" Baik Tuan muda." jawab sang dokter, dengan cekatan mengangkat tubuh Zahra dan di baringkan di kamar yang sangat mewah, kamar yang sudah disiapkan olehnya dari dulu, kini telah di tempati nya meski dengan kondisi yang berbeda.

" Bagaimana kondisinya?" tanya tuan muda pada sang dokter.

" Baik kandungannya juga baik." ucap sang dokter menjelaskan kondisi Zahra dan janin yang ada dalam kandungannya.

" Apakah dia..?" ucap sang dokter berhenti Dan kini ia memandang tuan muda yang ada di hadapannya.

" Ya dia istriku, wanita yang dari dulu aku cintai!" Ucap tuan muda dengan tegas membuat sang dokter diam seketika. apa yang di katakan Tuan muda bukanlah sekedar pengakuan namun peringatan untuknya. dari dulu dokter cantik yang kini berada di hadapan tuan muda, yang sejak dulu hingga kini mencintainya. berbagai cara telah ia lakukan, demi mendapatkan cinta sang Tuan muda, namun dengan tegasnya tuan muda mengatakan jika ia mencintai wanita lain.

Usai mengecek kondisi Zahra dokter cantik yang bernama Veronica kembali kekamar tamu khusus untuknya.

Tempat ini jauh dari kota bahkan posisinya berada di pulau terpencil meskipun begitu pemandangan di sana sangat asri dan nyaman. udara yang sejuk membuat siapapun akan enggan untuk beranjak.

Dua hari sudah Zahra dalam keadaan pingsan. dan selama itu juga Tuan mudah tidak beranjak, dari kamar Zahra ini akan selalu menjaga cara dan dia sendiri yang selalu memberikan stimulasi agar sahabat selalu merespon perkataannya. sesuai yang dikatakan sang dokter jika Zahra bukan hanya sekedar pingsan melainkan koma.

" Katakan kenapa istriku tidak sadar?" Kata Tuan muda pada dokter Veronica, karena melihat kondisi Zahra yang tidak kunjung sadar.

" Tuan ini sangat wajar, Anda jangan takut tunggu dua hingga tiga hari dia akan sadar." kata Sang dokter walau sebenarnya dia terasa sangat cemburu melihat perhatian tuan muda pada wanita yang tengah berbaring lemah di atas tempat tidur mewah.

" Baiklah setelah istriku sadar, kamu akan di antar oleh anak buah ku." kata tuan muda pada sang dokter.

Meski enggan meninggalkan mansion Tuan muda namun tidak mungkin dia memaksakan diri tinggal disana, bisa-bisa Tuan muda akan berbuat kasar padanya. dengan berat hati akhirnya Veronica menganggukkan kepala. dirinya tidak mungkin menentang perkataan tuan muda padanya, dan benar yang dikatakan sang tuan muda. setelah dua hingga tiga hari akhirnya Zahra sadar.

Benar yang di katakan Veronica jika Zahra akan sadar. namun satu hal Tuan muda tidak akan menemui Zahra. melainkan seorang pelayan wanita yang akan mengurusnya.

" Non Zahra anda sudah sadar syukurlah.." kata seorang pelayan saat Zahra telah sadar.

" Ini dimana? dan siapa Anda? " tanya Zahra, menatap sekeliling kamar yang terlihat asing meski mewah dan barang-barang yang ada di kamar yang bernilai fantastis.

" Non Zahra saya adalah pelayan senior dan kita berada di mansion Tuan muda." ucap sang pelayan senior pada Zahra, yang masih terlihat kebingungan.

" Tuan muda ?" tanya Sarah mengerutkan keningnya saat mendengar kata tuan muda.

" Iya non... selama non Zahra pingsan Tuan muda tidak pernah meninggalkan non sendiri." jawab sang pelayan senior pada Zahra.

" Tuan muda siapa Bi..?" Zahra yang masih kebingungan dan menanyakan Siapa tuan muda yang dimaksud dengan pelayan senior.

" Maaf non nanti biar Tuan muda sendiri yang akan menceritakan pada non Zahra." kata pelayan sendiri pada Zahra.

" Baiklah.." pada akhirnya Zahra menyerah untuk mengetahui Siapa tuan muda yang dimaksud pelayan senior.

" Non Zahra sekarang beristirahatlah, Bibi akan menyiapkan makan siang dulu, jika non Zahra membutuhkan sesuatu panggil saja Bibi non.." kata Sang pelayan sebelum meninggalkan Zahra sendiri di dalam kamar mewah yang ia tempati.

" Baik Bi terima kasih." kata Zahra lemah namun ia bersyukur ada seseorang yang telah menyelamatkan dirinya dari kobaran api yang di lakukan oleh Jessi kekasih Brian padanya.

Setelah kepergian pelayan, Zahra menatap ke sekeliling kamar berlahan Zahra berdiri dan berjalan menuju balkon, meski kondisinya masih lemah namun ia berusaha sendiri untuk keluar dari kamar terlihat

pemandangan yang sangat indah dan ombak kecil yang tak jauh dari balkon Tempat Zahra berdiri.

' Siapapun anda Tuan muda, aku bersyukur terbebas dari Brian. sayang ibu akan menjagamu meskipun ayahmu tidak menginginkannya, terima kasih Tuan Muda telah menyelamatkan aku dan anak yang ada dalam kandunganku.' kata Zahra dalam hati, perlahan tangan yang mengusap perutnya. kini dia harus memulai kehidupan yang baru tanpa ada bayang-bayang Brian yang berusaha ingin membunuhnya dan membunuh anak yang ada dalam kandungannya. Brian yang dengan terang-terangan menolak anak yang dalam kandungannya.

Zahra memperhatikan mension yang ia tinggali saat ini ia tahu jika ini pulau terpencil bahkan suasana yang sangat indah dan asri membuatnya tenang berlama-lama di balkon sesaat ia menatap seseorang yang berada dibawah dimana seorang pelayan yang tengah membersihkan kolam renang dan bunga di sekitar kolam renang yang terdapat sebuah taman yang indah.

'pulau terpencil ini yang akan menjadi saksi Bagaimana aku mengandung dan melahirkan anakku. sejarah untuk kita berdua. dan di sini juga ibu akan bersumpah ibu akan memberikan kehidupan yang layak untukmu kelak. dan membuktikan pada laki-laki itu yang tidak lain ayahmu bahwa kita mampu hidup tanpa hartanya. Bahkan mereka yang telah tega ingin membunuh kita, suatu saat aku dan anakku akan kembali dan akan membalas kalian yang telah menyakitiku dan juga anakku.' gumam Zahra dalam hati tangannya terus mengelas perutnya yang masih rata. namun tidak berapa lama ia merindukan bau tubuh Brian. 'Nak, jangan nakal. Jangan membuat Mama mencari laki-laki itu lagi tenang ya nak. jangan minta yang aneh-aneh sayangku.' sesekali bibirnya tertarik ke atas saat tangannya menyentuh perutnya. Bagaimana tidak. biasa jika ia ingin mencium tubuh Brian dirinya akan mengambil kemeja putih milik Brian yang berada di dalam lemari kamarnya.

下一章