[SEHARI SEBELUMNYA]
Vanessa menyadarkan kedua siku pada meja, mata tuanya terlihat memerah, sembab karena terlalu banyak menangis. Berita kehilangan Jasmine sangat menggoncang hati wanita paruh baya itu.
Setiap hari, setiap saat ia menangis tak kala teringat kejadian naas yang menimpa menantu dan calon cucu-cucunya. Vanessa bahkan enggan untuk membuka praktek kedokteran, takut ia justru tidak fokus dan salah memberikan diagnosa penyakit pasien.
"Hiks … Jasmine. Kenapa aku tidak menahanmu di sini saja?" tangis kekecewaan terdengar menggema pada seluruh ruangan.
Masih lekat dalam ingatan Vanessa bagaimana cara Jasmine tersenyum, bagaimana cara Jasmine tertawa dan juga bagaimana cara Jasmine menghibur saat Leonardo mengacuhkannya.
"Oh … anak yang malang." Vanessa mengeluh, butiran kristal bening kembali luruh. Suara isakan kembali menggaung ke langit-langit ruang prakteknya. Kesedihan merengkuh hati wanita itu.
KLEK!
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者