webnovel

Bab 5

Ayla duduk di sisi ranjang usangnya. Ayla terlihat sedang berpikir tentang langkah apa yang akan di ambilnya setelah ini. Apakah harus ikut dengan Ferdy ke Jakarta? atau tetap di Surabaya. Ayla juga tampak berpikir bagaimana caranya masuk ke dalam perusahaan N.H dan menyelidiki tentang uang yang di terimanya.

"Sebaiknya aku ikut Ferdy ke Jakarta, dan aku akan mencoba masuk ke perusahaan N.H dan mencari tahu apa hubungannya uang itu denganku. Kenapa perusahaan itu mengirimkan uang padaku dengan jumlah yang banyak sekali," Gumam Ayla. "Tapi bagaimana caranya aku masuk ke perusahaan sebesar itu? Walaupun aku lulusan fakultas ekonomi, tapi masuk ke perusahaan itu seleksinya sangat ketat,"

Semua tidak semudah yang ada di pikiran Ayla. Bagaimana Ayla akan masuk dan bekerja di perusahaan itu? perusahaan sebesar itu tidak mungkin menerima pegawai asal-asalan. "Aku akan mencoba mencari tahu di google dulu, atau di bursa lowongan kerja tentang perusahaan itu, semoga saja ada petunjuk."

Ayla pun dengan segera meraih ponselnya, kemudian mengetikkan nama perusahaan N.H Group, seketika Ayla tercengang dengan hasil pencariannya di google. Ternyata perusahaan itu sudah masuk perusahaan kelas dunia, sehingga mencari informasi tentang perusahaan itu lebih mudah.

Lantas apa hubungan perusahaan itu dengan dirinya? Kenapa Ayla mendapat kiriman uang dari perusahaan itu? Begitulah rasa penasaran Ayla saat ini.

Berbagai artikel tentang pencapaian perusahaan tersebut terpampang jelas di layar ponsel Ayla. Bahkan ada beberapa anak perusahaan yang baru di buka akhir-akhir ini. Sungguh pencapaian yang sangat mengagumkan dan sangat luar biasa.

"Ternyata benar kata Ferdy, perusahaan ini sangat berkelas, pantas saja dari ribuan yang melamar hanya puluhan yang di terima," gumam Ayla sambil membaca artikel tentang perusahaan tersebut.

Ayla pun semakin penasaran untuk mencari informasi sekecil apapun tentang perusahaan tersebut. Bahkan kini perusahaan itu sedang mengadakan seleksi penerimaan karyawan baru.

"Aish,.. terlambat, terakhir penerimaan lamaran kerjanya kemarin," gumam Ayla terlihat kecewa karena batas penerimaan calon karyawan di perusahaan itu adalah kemarin.

Tidak pantang menyerah, Ayla pun berpikir pasti ada jalan untuk bisa bekerja di sana. "Pekerjaan apapun boleh lah asal bisa bekerja di perusahaan itu, cleaning servis juga tidak masalah.." gumam Ayla sambil men-scroll daftar lowongan pekerjaan yang ada.

Rasa penasaran Ayla semakin menjadi ketika tahu sebesar apa perusahaan N.H group. Karena tidak mungkin perusahaan sebesar itu akan memberikan uang cuma-cuma kepada semua orang, termasuk dirinya.

Di saat dalam mode pencariannya, Ayla sekilas membaca silsilah pemilik perusahaan N.H Group yang kini telah merajai dunia bisnis itu. "What?? Wibbi Nugraha? Bukankah dia?? Oh my God!!" Pekik Ayla terkejut bukan main ketika melihat nama tersebut ada di deretan pemilik perusahaan.

"Aku pasti bermimpi kan? Ini pasti tidak benar," ucap Ayla sambil menggelengkan kepalanya seakan tidak percaya dengan apa yang di bacanya.

Bahkan bukan hanya nama Wibbi Nugraha yang berstatus sebagai penerus keluarga Nugraha, namun sebuah artikel menampilkan foto Wibbi Nugraha yang terlihat sedang berjabat tangan dengan petinggi sebuah rumah sakit, membuat Ayla gemetar.

Deg deg deg!!

Jantung Ayla seketika berdetak kencang, mengetahui kebenaran tentang nama pemilik perusahaan N.H Group. Raut wajahnya menegang, kesedihan, kemarahan, serta sakit hati tergambar jelas di wajah Ayla saat ini.

'Bagaimana mungkin orang itu adalah dia? Ya Allah apa sebenarnya yang sedang engkau rencanakan untukku saat ini?' batin Ayla.

Tubuh Ayla seketika lemas mengetahui kenyataan itu, pikirannya tiba-tiba kosong tidak dapat lagi di ajak kerjasama, apa langkah selanjutnya yang harus dia lakukan.

Sangking terkejutnya ponsel di tangan Ayla terjatuh ke pangkuannya. "Aku harus bagaimana sekarang?" Gumam Ayla yang masih shock. "Aku akan coba menghubungi Devi dan menceritakan semua ini padanya, siapa tahu Devi punya solusi buatku,"

Dengan cepat Ayla mencari nama Devi di daftar list kontaknya. Lalu dengan segera memencet tombol hijau pertanda memanggil. Sambungan pertama tidak terangkat.

Setelah di sambungan kedua terdengar ada jawaban di seberang sana. "Hallo Dev, a-aku, aku," ucap Ayla yang gugup.

"Iya ada apa Ay? Kamu kenapa? Kamu baik-baik saja kan Ay?" Tanya Devi yang terlihat panik di seberang sana ketika mendengar suara Ayla yang tidak seperti biasanya menurut Devi.

"Dev, aku, aku sudah menemukan laki-laki itu,"

"What!! Ketemu dia dimana Ay?" Tanya Devi dengan antusias.

Akhirnya Ayla menceritakan penemuannya tentang perusahaan N.H group. Sama seperti dirinya, kini Devi juga terdengar shock akan hal itu. "Gila, ini benar-benar gila Ay, tidak kusangka ternyata laki-laki itu pemilik N.H group," ucap Devi antusias.

"Pokoknya siapapun laki-laki itu, aku akan tetap membantumu mengurus perceraianmu Ay, jadi kamu tidak usah takut," ucap Devi dengan bersemangat. "Aku akan ke kosan kamu sekarang, kita bahas langkah selanjutnya,"

"Iya Dev, aku tunggu ya,"

Ayla pun menutup panggilan telepon tersebut. "Huft, kenapa semua jadi begini? Orang kaya itu kenapa sangat aneh? Lantas apa tujuannya dia menikah denganku?"

Beberapa pertanyaan itu mulai membuat Ayla bingung. "Aku akan coba bicara dengan Ferdy," ucap Ayla.

Kemudian dengan langkah pasti Ayla segera beranjak dari ranjang untuk keluar kamarnya. Mata Ayla tertuju ke ruang tamu dimana biasa Ferdy menghabiskan waktu dengan menonton televisi.

"Dek," panggil Ayla. Mendengar namanya di panggil, Ferdy menoleh ke belakang.

"Iya kak, ada apa?"

Ayla pun mendekati sofa dimana Ferdy sedang duduk sambil memegang remote televisi. Ferdy dapat melihat kegelisahan Ayla saat ini, namun Ferdy memilih menunggu apa yang akan di katakan oleh sang kakak.

"Dek, seandainya kakak bertemu laki-laki itu, apa yang harus kakak lakukan?" Tanya Ayla sambil menatap ke arah Ferdy.

Mendengar pertanyaan Ayla, kini Ferdy mengerutkan keningnya. "Kenapa kakak bertanya seperti itu? Apa ada sesuatu yang ingin kakak katakan padaku?" Tanya Ferdy penuh selidik.

Ayla pun menghela nafas panjangnya. Seakan Ayla ingin menghilangkan beban berat yang ada di kepalanya. "Kakak menemukan fakta tentang laki-laki itu Dek, tapi kakak bingung harus bagaimana sekarang?"

Ferdy semakin tidak mengerti akan arah pembicaraan Ayla saat ini. Karena yang Ferdy tahu, Ayla bersikeras untuk segera bercerai dengan laki-laki itu.

"Sebenarnya ada apa kak? Katakan saja, apapun keputusan kakak, aku akan selalu mendukungnya," ucap Ferdy sambil menggenggam tangan Ayla.

Ayla melihat ke arah manik mata Ferdy. "Kakak akan ikut kamu ke Jakarta, dan bantu kakak supaya bisa masuk ke perusahaan N.H group, dek." ucap Ayla.

"Hah.. maksud kakak?" Tanya Ferdy yang semakin bingung.

Ayla pun kemudian menceritakan bagaimana hari ini dia pergi ke Bank dan menanyakan tentang uang di rekening tabungannya. Ayla juga menceritakan jika pemilik perusahaan yang akan di jadikan Ferdy magang adalah perusahaan milik Wibbi Nugraha, atau bisa di bilang milik suaminya sendiri.

"APA!! Jadi laki-laki itu pemilik perusahaan N.H Group?"

"Iya dek, sekarang kakak harus bagaimana?" Ucap Ayla terlihat sedih dan terluka.

"Huft, begini saja, kakak kembalikan saja uangnya ke laki-laki itu, terus ajukan gugatan cerai," ucap Ferdy yang terlihat emosi.

"Apa mungkin ada yang percaya jika pemilik N.H group itu adalah suamiku? Jika kakak langsung mengembalikan uangnya ke sana, apa ada yang percaya dengan kakakmu ini dek? Yang ada malah kakak di seret security sebelum bertemu laki-laki itu." Gumam Ayla terlihat semakin sedih.

Ferdy terdiam mendengar ucapan Ayla. Mungkin ada benarnya juga dengan apa yang dikatakan sang kakak. Perusahaan sebesar itu pasti akan sangat sulit untuk bertemu pemiliknya.

"Benar juga, lalu bagaimana kak?"

"Kakak sendiri juga bingung dek, seandainya kakak bisa masuk dan bekerja di sana, mungkin kakak bisa bertemu dengan laki-laki itu dan mengajukan surat gugatan cerai," ucap Ayla.

Di sela-sela obrolannya terdengar suara mesin mobil berhenti tepat di depan kosan mereka. Lalu tidak lama Devi datang dengan di temani sang kakak (Abram).

Bersambung ...

下一章