Kim Namjoon POV
2 November 2019,
"Kau akan pergi sekarang Namjoon~aah? Jangan lupa nanti malam kita akan berkumpul untuk membahas post produksi 'shadow'", kata Suga mengingatkanku
"Ye hyung. Aku akan kembali sebelum jam 7", jawabku sambil bersiap untuk pergi
Kami baru saja selesai rapat untuk mempersiapkan acara fanmeeting di Jepang. Aku hendak pergi menemui Sora siang ini dikarenakan kami memiliki waktu luang hingga malam nanti. Beberapa member memilih untuk kembali ke dorm kecuali Suga dan Jungkook. Mereka memutuskan akan mengerjakan beberapa lagu mereka di kantor.
Aku belum memberitau Sora mengenai keputusanku dan tanggapan dari managemen mengenai hubungan kami. Aku berencana untuk memberitaunya secara langsung di Minerva.
"Yeoboseyo Jagiya~....kau ada dimana?", tanyaku kepada Sora melalui telpon
"Yeoboseyo Oppa! Aku sedang di Minerva. Apa kau sudah selesai rapat?", tanya Sora dengan riang
"Ye. Aku sedang dalam perjalanan menuju Minerva sekarang. Ada yang ingin kusampaikan. Tunggu aku ya, Jagi", kataku tersenyum sambil melihat pemandangan diluar jendela mobil
"Kau akan kesini? Ye arasso..aku akan menunggumu. Hati-hati dijalan", jawabnya agak terkejut
"Nee", jawabku sambil menutup telponku
Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya. Sudah 2 minggu sejak terakhir kami makan malam bersama. Aku merindukannya tentu saja. Sebetulnya aku melihat Sora hadir di konserku minggu lalu. Namun aku hanya bisa melambaikan tangan padanya dari atas panggung. Aku gugup ketika mengetahui Sora menontonku dari kursi depan. Namun aku lihat ia sangat menikmati konser kami sehingga aku merasa lega.
"Kamsahamnida", kataku kepada supir kami ketika mobil yang membawaku tiba di Minerva
Seperti biasa, aku mengenakan masker dan kacamata agar tidak menarik perhatian pengunjung. Aku menaiki tangga menuju pintu masuk, kulihat hari ini Minerva tidak terlalu ramai pengunjung. Hanya terlihat beberapa orang sedang membaca buku di dalam.
"Annyeong haseyo, selamat datang di Minerva", sapa wanita berseragam yang ku kenal sebagai Song Aeri
"Annyeong", jawabku menghampiri meja resepsionis
"Apa kabar anda hari ini?", tanyanya tersenyum ramah
"Aku baik, Terimakasih. Bagaimana denganmu?", tanyaku kepadanya sambil menscan kartu anggota milikku di mesin yang ada di meja resepsionis
"Aku juga baik, terima kasih.....Omo! Apakah anda RM BTS??", tanya Aeri membelalakkan matanya ketika melihat layar komputer dihadapannya
"Ye", jawabku menganggukkan kepala
Pasti namaku tertera di layar komputernya ketika aku menscan kartuku tadi.
"Senang bertemu denganmu. Aku adalah seorang ARMY, aku sangat menyukai BTS. Aku juga menonton konser kalian minggu lalu. Sangat luarbiasa!!", katanya dengan bersemangat
"Jinjja? Terima kasih atas dukunganmu Song Aeri ssi", jawabku
"Aku tidak percaya bahwa kau datang kesini. Apa kau menyukai tempat ini?", tanyanya lagi
"Ye! Tempat ini sangat menarik dan nyaman", jawabku
"Aku senang sekali mendengarnya. RM ssi, Aku minta maaf atas tindakanku beberapa bulan lalu. Aku terlalu bersemangat ketika melihatmu disini", kata Aeri dengan senyum lebar diwajahnya
"Gwaenchana, tidak perlu khawatir. Oya, apa Kim Sora ssi ada?", tanyaku
"Eh?Kim Sora Oenni ada di dalam. Apa kalian berteman?", tanya Aeri
"Ye. Aku berteman dengannya", jawabku tersenyum padanya
"Arasso. Sora Oenni sangat beruntung sekali", jawab Aeri menundukkan wajahnya. "Baiklah. Silakan masuk RM ssi, semoga harimu menyenangkan", lanjutnya tersenyum kembali menatapku
"Ye, gomawo", kataku tersenyum sambil beranjak menuju rak-rak buku disebelah kiri
Aku melihat sekeliling tempat membaca, tidak ada Sora disana. Aku berjalan menyusuri rak-rak buku mencari beberapa buku yang menarik.
"Ah itu dia!", bisikku pelan ketika melihat Kim Sora sedang berdiri merapikan beberapa buku di rak sudut
Ia terlihat serius menatap buku-buku dihadapannya. Hari ini ia menguncir rambutnya menjadi ekor kuda yang cantik. Tubuhnya yang ramping dibalut celana jins hitam dan kemeja tangan panjang bergaris warna biru dongker yang ia gulung hingga siku. Aku tersenyum dan berjalan menghampirinya.
"Anyyeong jagiya~", bisikku di telinganya
"Omo!", Sora terlonjak kaget. "Oppa!", katanya terkejut membalikkan badan menghadapku
"mian (maaf)", kataku tersenyum melihat wajah terkejutnya
"Oppa, aku kaget sekali", jawabnya sambil memukul ringan dadaku dengan salah satu tangannya
"Hahahaha Aduh", aku tertawa kecil sambil berpura-pura kesakitan memegang dadaku
Ia cemberut menatapku lalu membalikkan badan memunggungiku melanjutkan pekerjaannya lagi.
"Maaf telah mengagetkanmu Jagi", kataku pelan sambil memeluk tubuhnya dari belakang
"Oppa, bagaimana bila ada yang melihat", jawabnya sambil berusaha melepaskan dekapan tanganku dari pinggangnya
"Tidak ada yang tau bahwa ini aku. Biarkan saja", jawabku keras kepala
"Tapi mereka mengenalku. Apa yang akan pengunjung katakan bila melihat pemilik Cafe yang mereka kunjungi terlihat sedang bermesraan dengan seorang laki-laki?", tanyanya sambil memutar tubuhnya menghadapku lagi
"Katakan saja kau bermesraan dengan kekasihmu", jawabku tersenyum menatapnya
"Astaga...", katanya tidak percaya dengan respon yang kuberikan
Aku tersenyum melihatnya, lalu kukecup bibirnya. Ia membelalakkan matanya ke arahku dengan wajah yang bersemu merah.
"Kau cantik sekali Jagi", kataku memeluknya lagi
"Wae? Mengapa kau seperti ini, oppa?", tanyanya
"Aku hanya merindukan kekasihku", jawabku berbisik masih memeluknya
Aku melepaskan pelukanku dan bertanya padanya,
"Apa yang sedang kau lalukan?".
"Aku sedang mengembalikan buku-buku kembali ke tempatnya", jawabnya sambil menunjukkan buku-buku di dalam kereta dorong
"Ada yang ingin kubicarakan Jagi..", kataku menatapnya
"Apa itu?ah, sebaiknya kita mengobrol di kantorku saja, oppa", lanjutnya
"Kajja", ajakku
Sora berjalan menuju pintu "staff only", aku mengikutinya perlahan dari belakang. Kami turun menuju kantornya.
"Kau ingin minum sesuatu?", tanya Sora ketika aku menutup pintu kantornya
"Ye, gomawo", jawabku sambil duduk di sofa
Ia mengeluarkan dua botol minuman dengan rasa buah, dan memberikannya satu kepadaku.
"Apa kau sudah tidak ada kegiatan lagi hari ini?", tanya Sora sambil duduk disampingku
"Nanti malam aku masih ada pekerjaan, tapi siang ini kami kosong", jawabku setelah meneguk minumanku
"Arasso. Apa yang ingin kau katakan, oppa?", tanyanya lagi sambil membuka botol minumannya
"Aku telah memberitau member dan management mengenai hubungan kita", kataku menatapnya
"Uhuk uhuk", Sora yang sedang minum terbatuk mendengar kata-kataku
"Gwaenchana?", kataku cemas sambil menepuk-nepuk punggungnya
Ia hanya mengangguk sambil masih terus terbatuk ringan.
"Mian, aku tidak apa-apa. Jadi, bagaimana tanggapan mereka?", jawab Sora mengelap bibirnya dengan tisu
"Para member terkejut tapi mereka senang dan mendukung hubungan kita. Mereka tidak percaya bahwa aku sedang berkencan dengan 'Microkosmos piano girl' , mereka tentu saja masih mengingatmu Sora", kataku tertawa mengingat respon mereka waktu itu
"Jinjja? Mereka masih ingat padaku?", tanyanya tak percaya
"Ye. Kau menarik perhatian mereka saat itu, well, menarik perhatianku juga tentunya", jawabku malu
"Aku lega mereka menerima kabar ini dengan baik", katanya tersenyum lega
"Ye. Aku juga lega dan bersyukur. Bang Shi Hyuk nim dan Bighit juga telah mengetahuinya dan mereka mendukung keputusanku. Di dalam kontrak kami memang tidak ada larangan untuk berkencan, jadi hal itu tidak menjadi masalah. Hanya saja mereka meminta kita berhati-hati dalam menjalani hubungan ini. Mereka tidak mau hal ini berubah menjadi skandal atau hal yang merugikan kita ke depannya", lanjutku
"Arasso. Aku mengerti, oppa", jawab Sora serius
"Oya, dan aku memutuskan bahwa aku tidak akan mempublikasikan hubungan kita ke publik untuk saat ini. Kau tidak keberatan kan Jagi?", tanyaku sambil menggenggam tangannya
"Ye. Dan kurasa aku juga belum siap menerima reaksi dari publik bila ini dipiblikasikan", jawab Sora
"Aku tau mungkin ini akan berat, tapi aku yakin kita bisa melaluinya. Seperti yang pernah ku katakan kepadamu, aku belum bisa mengajakmu kencan atau menggandeng tanganmu ditempat umum. Tapi kau harus tau bahwa aku betul-betul ingin agar hubungan kita berhasil. Aku sangat menyukaimu", kataku sambil mengelus lembut pipinya
"Aku paham, oppa. Kita bisa mencari cara agar bisa berkencan. Banyak hal yang bisa kita lakukan bersama tanpa harus diketahui publik", jawabnya bersemangat
"Bagaimana kalau kita berkencan setelah aku kembali dari Jepang akhir bulan ini? Kita bisa bersepeda atau mengunjungi galeri seperti waktu itu", ajakku dengan gugup
"Bersepeda? Sepertinya menyenangkan. Bagaimana bila kita piknik juga dipinggir sungai?", katanya dengan bersemangat
"Ye..itu ide yang bagus", kataku menyetujuinya
"Aku sangat senang sekali, Oppa. Saranghae ", kata Sora tersenyum mata bersinar
Ia mengecup pipiku dengan perlahan lalu tersenyum menatapku. Gadis ini membuatku gila. Setiap sentuhannya membuatku merasa melayang. Aku mendekat dan menyentuhkan bibirku pada bibirnya. Kubelai lembut pipinya dengan satu tanganku, sedangkan tanganku yang lain memeluk erat pinggangnya. Aku merasakan kebahagiaan yang meluap-luap.
Ciuman kami semakin dalam. Kurasakan tangan Sora menggenggam bagian depan kemejaku. Aku tidak dapat berpikir. Ciuman ini sangat memabukkan. Aku ingin lebih.
Aku melumat bibir Sora dan menyentuhkan lidahku dengan perlahan pada bibirnya. Sora terkesiap dan membuka bibirnya sedikit. Aku memasukkan lidahku kedalam mulutnya, dan kurasakan lidah kami menari bersama.
Ciuman kami berubah menjadi lebih liar. Sora mengalungkan lengannya pada leherku. Sedangkan tanganku bergerak naik turun mengelus punggungnya. Ciuman kami dipenuhi hasrat yang menggebu-gebu. Aku merasakan bulu-bulu di tubuhku meremang.
Aku tersadar ketika kudengar erangan pelan keluar dari mulut Sora. Aku melepaskan ciuman kami, nafas kami terengah-engah. Wajah Sora memerah, bibirnya sembab dan basah.
Aku menelan ludah dengan susah payah. Jantungku berdegub tidak karuan. Kujauhkan wajahku dari wajahnya. Kubelai lembut pipinya.
"Jagiya~ Maaf aku tidak bisa menahan diriku tadi", kataku lembut
"Nado, mian Oppa", kata Sora sambil melepaskan tangannya dari tubuhku
Wajahnya memerah. Dengan canggung kami saling menjauhkan diri dan mencoba untuk mengatur nafas kami. Panas sekali, aku merasa pengap padahal ruangan ini ber-AC. Sora merapikan rambutnya sambil berusaha menenangkan diri. Jantungku serasa akan lepas mengingat ciuman kami tadi.
*toktok
Terdengar suara pintu diketuk. Sora berdiri sambil merapikan kemejanya yang kusut dan berjalan menuju pintu.
"Aeri ssi?", kata Sora ketika pintu terbuka
"Mianhae Oenni..apa aku mengganggu kalian? Aku hanya ingin meminta waktu RM ssi untuk berfoto denganku", kata Aeri gugup dari ambang pintu
Aku merapikan pakaianku dan menyisir rambutku dengan tangan sebelum menghampiri gadis itu.
"Tentu", kataku berjalan ke arahnya sambil merapikan rambut dan kemejaku
"Eh?jinjja?", jawab Aeri tak percaya
"Ye", kataku tersenyum padanya
Sora membantu mengambil beberapa fotoku bersama Aeri yang terlihat senang sekali.
"Kamsahamnida RM ssi. Aku sangat senang. Terima kasih", jawab Aeri dengan mata berkaca-kaca
"Aku juga senang Aeri ssi. Terima kasih karena telah mendukung kami selama ini", jawabku
"Noona..aku sangat senang sekali. Aku sangat bersyukur kau berteman dengan RM ssi", lanjut Aeri menggenggam tangan Sora
"Ye, aku ikut senang Aeri~aah", jawab Sora tersenyum padanya
"Baiklah, aku akan kembali bekerja. Sekali lagi terima kasih", kata Aeri
"Ah, Aeri ssi. Maaf, apa kau tidak keberatan bila tidak memberi tau orang-orang bahwa aku sering datang ke Minerva? Hanya saja aku sangat menyukai tempat ini. Aku ingin bisa bebas datang dan membaca buku disini. Jadi maukah kau membantuku? Akan sulit sekali berkunjung bila publik tau aku sering menghabiskan waktu disini", kataku kepada Aeri
"Ye, RM Oppa! Aku tidak akan memberi tau siapapun. Aku juga senang bila kau menghabiskan waktumu disini", kata Aeri tersenyum
"Gomabda Aeri ssi", kataku membalas senyumnya
"Sama-sama Oppa. Aku permisi dulu", katanya pamit
Ia berjalan menaiki tangga menuju lantai satu tempatnya bekerja.
"Terima kasih Oppa, kau sangat baik sekali. Ia terus menerus menanyakan kapan kau akan datang. Ia ingin sekali bertemu dan berfoto denganmu", kata Sora bersemangat
"Itu bukan apa-apa. Aku senang kalian mendukung kami", jawabku tersenyum
"Oya, bagaimana dengan mobilmu?apa ban mobilmu masih sering bermasalah?", tanyaku sambil duduk kembali di sofa
"Ani. Semenjak aku memasang CCTV di tempat parkir, ban mobilku tidak pernah kempes atau rusak lagi", jawabnya sambil menutup pintu kantor
"Syukurlah. Apa kau sudah tau siapa pelakunya?", tanyaku
"Belum, Oppa", jawabnya sambil memandang keluar jendela, ketempat dimana mobilnya terparkir
"Apa menurutmu ini ada hubungannya dengan Park Minwoo?", tanyaku cemas
"Aku tidak tau, oppa. Aku tidak punya bukti apa-apa. Aku tidak berani mengambil kesimpulan", jawab Sora sambil menggigit bibir bawahnya
Sora telah menceritakan padaku mengenai insiden perusakan ban mobilnya yang terjadi beberapa minggu lalu. Hal itu terjadi berulang kali dan membuat Sora cemas.
"Kau akan baik-baik saja Sora, aku tidak akan tinggal diam bila sesuatu terjadi padamu", kataku mencoba menenangkannya
"Aku harap hal seperti itu tidak terjadi lagi, oppa. Terima kasih karena telah mencemaskanku", jawab Sora tersenyum
Kami mengobrol selama beberapa jam, sangat menyenangkan dapat menghabiskan waktu dengannya. Pukul 4 sore aku kembali ke lantai 1 untuk mencari buku yang ingin aku pinjam. Sedangkan Sora masih dikantornya mengurus sesuatu.
Aku berkeliling mencari buku yang menarik. Minerva sudah mulai dipenuhi pengunjung, walaupun tidak seramai biasanya.
Aku menemukan buku mengenai seni modern dari rak dan membawanya ke sebuah kursi di samping jendela. Aku sedang membaca halaman ke lima ketika Sora datang menghampiriku.
"Maaf sudah membuatmu menunggu, oppa. Apa yang sedang kau baca?", tanyanya sambil duduk dihadapanku
"Gwaenchana. Aku sedang membaca "Korean Art from 1953", jawabku sambil menunjukkan sampul buku yang kubaca
"Menarik sekali", jawabnya sambil mengangguk. "Apa kau ingin kopi,oppa?", tanyanya lagi sambil berdiri
"Ye. Aku ingin latte hangat. Terima kasih, jagi", jawabku tersenyum padanya
"Baiklah", jawab Sora lalu berjalan menuju coffee shop
Setelah beberapa saat, Sora kembali membawa baki berisi 2 gelas Latte hangat, 1 piring berisi pastry gurih dan 1 piring kue wortel.
"Woah, daebak ya!", jawabku
"Aku pikir kita perlu cemilan ketika membaca", jawab Sora senang
"Sempurna sekali", jawabku puas
Aku melanjutkan membaca buku sambil sesekali menyeruput kopiku dan memakan kue dan pastry. Sora juga sedang membaca majalah dihadapanku. Sesekali kami membahas apa yang kami temui di buku atau majalah masing-masing.
Pukul 6 sore aku berpamitan untuk kembali ke kantor. Minerva sudah mulai ramai dipenuhi pengunjung. Sora mengantarku hingga anak tangga paling bawah.
"Kim Sora~aah", terdengar suara laki-laki memanggil Sora
Aku melihat Park Minwoo dan 3 orang temannya sedang berjalan menghampiri kami.
"Annyeong", sapa Sora ke arah mereka
"Annyeong", balas mereka
Aku menganggukkan kepala ku kepada mereka. Ke tiga teman Minwoo memutuskan untuk langsung
masuk kedalam Minerva, sedangkan Minwoo sendiri masih bercakap-cakap dengan kami.
"Annyeong, senang bertemu lagi denganmu. Apa kau sudah akan pulang?", tanya Minwoo kepadaku
"Ye. Aku baru saja akan pergi. Kurasa kita belum berkenalan dengan formal. Aku Kim Namjoon, kekasih Sora", kataku sambil mengulurkan tanganku pada Pria tinggi berkacamata dihadapanku
"Arasso. Park Minwoo, aku teman Sora", jawabnya sambil menjabat tanganku
Minwoo tersenyum kepadaku, namun aku dapat merasakan sesuatu yang ganjil pada tatapan matanya. Ia bertubuh tinggi dan tegap. Tinggi kami sama, namun ia berkulit pucat seperti Suga. Wajahnya tampan, dan memiliki garis rahang yang tegas.
"Kelihatannya kau sibuk sekali dengan pekerjaanmu, sehingga aku jarang melihatmu datang mengunjungi Sora", katanya
"Aku rasa aku tidak perlu memberitau mu saat aku ingin menemui kekasihku.", kataku sambil tersenyum padanya
"Haha Arasso. Baiklah, Aku akan masuk, senang berjumpa denganmu Kim Namjoon ssi. Aku senang mendengar tentang hubungan kalian. Tolong jaga Sora baik-baik. ", kata Minwoo menatap kami berdua, lalu iapun berjalan menaiki tangga menuju pintu masuk Minerva
"Oppa, gwaenchana? Mengapa tatapanmu seperti itu?", tanya Sora cemas melihatku masih menatap punggung Minwoo
"Ani. Aku hanya merasa ada sesuatu tentang dirinya. Menjauhlah darinya Sora. Aku tau kau dapat menjaga dirimu sendiri dengan baik, tapi berjanjilah padaku kau akan menjauhinya", kata Namjoon cemas
"Ye. Kau tak perlu khawatir", jawab Sora menenangkannku
"Aku pergi dulu. Aku akan menghubungimu nanti. Jaga dirimu ya", kata Ku sambil mengecup dahinya
"Ye. Hati-hati, Oppa. Semoga album barumu cepat selesai", jawabnya tersenyum
"Ye, gamawo", jawabku
Aku berjalan menuju mobilku sambil melambaikan satu tanganku padanya, sedangkan tanganku yang lain mendekap buku-buku yang baru saja aku pinjam dari Minerva.
Aku menghela nafas panjang setelah berada di dalam mobil. Aku cemas pada Sora. Keberadaan Minwoo di dekatnya membuatku khawatir. Aku tau aku tidak bisa mencurigainya tanpa sebab. Namun aku merasakan sesuatu yang aneh dari tatapan mata Park Minwoo tadi.
Dan hal itu membuatku gusar. Aku berharap ia tidak akan mengganggu Sora lagi. Tentu aku tidak akan tinggal diam bila hal tersebut terjadi lagi. Aku akan memastikan Minwoo menjauhi Sora selama-lamanya.