Nada tak menanggapi, ia melempar pandangan keluar jendela. Baru pertama kali Alan bersikap seperti ini kepada dirinya. Entah ke mana Alan yang dulu, yang begitu penyabar. Yang tak pernah mengeraskan suaranya saat bicara dengan Nada. Ah, tidak.
Sesampainya di laboratorium, seperti biasa, Alan langsung mengambil alih prosesnya. Nada hanya menurut saja. Ia seperti tak punya daya apa-apa untuk mengurus ini dan itu. Seolah, hanya Alan yang mampu. Ya sudah, tak apa. Toh dengan begitu ia tak perlu repot-repot berpikir dan berbicara.
"Baik, Bapak silakan ikuti saya." Seorang petugas wanita sudah berjalan, dan Alan mengikuti.
Sedangkan Nada, diarahkan ke ruangan lain, sebab ia harus melakukan pengambilan sampel darah. Melihat Alan pergi dengan mengikuti wanita lain, hatinya jadi resah. Ia lalu menepuk pundak petugas yang diikutinya.
"Ya, Bu."
"Sebentar ya, Mbak, saya ada perlu dengan suami saya."
Petugas tersebut mengangguk sambil tersenyum.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者