Kedua mata Gibran membelalak tak percaya, laki laki itu terjingkat dan bangun dari tempat tidur dengan kecepatan kilat.
"Ha? Jam 12 siang." Laki laki itu ketiduran sampai jam 12 siang.
Gibran menepuk jidatnya dengan cukup keras. Ia segera bergegas cepat untuk ke kamar mandi. Entah apa yang akan terjadi dengan meetingnya hari ini. Bagaimana bisa ia ketiduran, padahal niatnya hanya ingin istirahat dan sekarang, semua jadwalnya semakin tak beraturan.
Setelah mandi Gibran juga terburu buru untuk menganti pakaian. Jarang sekali laki laki itu pergi ke kantor dengan kecepatan kilat seperti ini, sangat jarang. Semenjak hubunganya dengan Kanaya membaik kehidupan Gibran memang sangat berubah, tidak seperti dahulu. Laki laki itu dulu selalu memprioritaskan kerja, kerja, dan kerja. Sekarang, ia justru lalai dengan ketekunan itu.
Huhft ... rasanya laki laki itu lelah. Lelah melakukan aktifitas dengan kilat seperti ini. Rasanya tak ingin lagi ia melakukanya. Dimana kedisiplinananya yang dulu?
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者