Kuku-kuku itu punya potongan yang rapi. Agak geli. Apo pun tersengat kaget saat disentuh pada putingnya—
"Hah?! TIDAK!!" teriak Apo seketika terbangun. Keringatnya mengucur deras dengan kaki yang mengangkang. Penis Apo tegang, dan kepalanya pening sebelah karena panas di selangkangan. "Hhh, hhhh ... hhh, hhh ... anjir! Mimpi apa yang barusan? Mimpi dalam mimpi? Gila ya? Brengsek!"
Apo segera lari ke kamar mandi untuk membuka celana. Dia tidak mau ditanyai dayang seperti pasca solo kemarin.
Plis lah, seminggu ganti seprai hitungannya normal, tapi 3 hari 2 kali itu jelas kelebihan hormon.
Namun Apo tak punya pilihan. Ini pukul 3 pagi, tapi harus memanja si penis keras. Sambil duduk di kloset dia pun mulai mengocok-ngocok. Mata betah terpejam, karena sejujurnya Apo masih terlalu mengantuk untuk berhasrat.
"Ahhh, ahhh ... hnnggh, ahhh ...." desah Apo sambil menaikkan kedua kaki agar berlutut.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者