Kenalkan namaku Maria, usiaku 15 tahun. Aku tinggal di planet Bumi kedua di galaxy Orkan 1 milyar tahun cahaya dari planet Bumi, yaitu planet Aqunos. Sesuai namanya 80 % planetnya terdiri air atau lautan sisanya daratan. Persamaannya dengan bumi adalah adanya oksigen yang cukup dan iklim yang hampir mirip dengan bumi yaitu tropis. Yang membedakannya hanya kondisi alam yang lebih banyak lautan atau air.
Aku ras manusia yang bercampur dengan bangsa Aquanos, yang bisa disebut jago berenang dan bisa hidup di dalam air dan juga di daratan. di lengan dan kakiku ada ingsang kecil yang bisa menyatu dengan kulit bila tidak di perlukan. Karena sebagian besar lautan maka tak heran tempat tinggalku di dasar lautan.
Ada 4 klan di planet Aquanos, salah satunya tempat aku lahir yaitu suku Marine, ibuku suku asli dari planet Aquanos, sedang ayahku keturunan ras manusia sejak 1000 tahun lalu. Ibuku adalah Ratu penguasa lautan selatan. Kota kami sangatlah maju yang di selubungi oleh lapisan gelembung yang kuat, sehingga kami bisa hidup didalam air dengan biasa seperti didaratan. walau kami bisa hidup juga di dalam air dalam jangka waktu lama.
Ibuku memang ratu di kerajaan Marine tapi ayahku adalah perdana menteri di kerajaan Marine, aku anak tunggal itu artinya aku seorang putri dan penerus kerajaan Marine. Walau aku seorang putri aku tidaklah manja dan sombong, aku lebih bandel dan selalu melanggar aturan. Pergi ke tempat terlarang atau bermain ke tempat berbahaya, bagiku itu sudah biasa.
---------------
Aku sering ke daratan dan bersantai di pasir yang lembut, karena daratan berupa pulau kecil maka tidak ada yang bisa hidup di sini baik manusia maupun binatang, Hanya ada binatang lautan dari yang kecil sampai paling besar, dari yang baik sampai ganas.
"Maria !" aku bangun dari tiduranku di atas pasir lembut seperti bedak. Dan melihat seekor ikan datang kepadaku, ya aku bisa bahasa mahluk laut.
"Ada apa lorie ?" tanyaku kepada ikan berwarna merah menyala dengan gigi tajam seperti piranha tapi dia vegetarian hanya memakan ganggang laut. Disini apa yang dilihat belum tentu yang sebenarnya. Bisa saja ikan cantik seperti ikan hias tapi ganas melampaui Hiu.
"Ratu memanggil anda untuk pulang !" ujarnya.
"Aku tidak mau ! aku ingin bersantai saja !" jawabku.
"Tapi ini penting tuan putri !" katanya.
"Pergilah Lorie, bila ingin aku pulang maka aku akan pergi !" jawabku.
"Baiklah tuan putri !" dia pun pergi.
Aku kembali tiduran, tapi aku haus dan melihat sekeliling akhirnya aku menemukan sesuatu dan mengambil buah dari semak belukar dan mengambilnya untuk rasa hausku, mungkin aneh kenapa aku tidak memilih pohon kelapa dengan buah yang besar di banding buah dari semak yang kecil berwarna merah. Aku katakan itu beracun walau banyak air di dalamnya. Sedang buah semak buahnya kecil justru bisa menghilang rasa hausku.
Tiba-tiba kerang di tanganku berbunyi, aku menghela nafas dan membukanya terlihatlah ibuku berdiri di hadapanku walau hanya hologram saja.
"Maria apa yang kamu lakukan disini ?" tanyanya sambil melihat sekeliling, dia sangat cantik sekali dengan rambut pirang keemasan dengan tubuh sempurna bagai seorang dewi. Sedangkan aku ? rambutku pendek berwarna hitam sama dengan ayahku, wajahku cantik tapi aku tomboy tubuhku cukup kekar dan kuat.
"Biasa Baginda ratu !" jawabku sambil menunduk karena takut kalau dia marah maka lautan bisa bergolak.
"Pulanglah, aku tunggu !" perintahnya sambil tersenyum.
"Iya baginda Ratu !" jawabku lagi dia pun menghilang dari pandanganku.
----------------
Aku pun menarik nafas, ingsang dilengan dan kakiku pun muncul dan aku melompat ke dalam air dan berenang jauh masuk dengan sangat cepat. Kerajaan Marine terdapat di kedalaman 100 ribu mil dibawah laut ini termasuk dangkal bisa dibayangkan yang terdalam sampai 1 juta mil . Tak lama aku melihat cahaya berkerlap-kerlip dari kota bawah laut kerajaan Marine. Makin lama makin besar dan indah terlihat dengan gedung tinggi.
Sepanjang perjalanan banyak yang menyapaku terutama mahluk laut, ya hanya aku yang berani keluar dari gelembung. Jadi yang kutemui hanya mereka para ikan dan sebangsanya. Aku sampai di pintu gerbang utama kerajaan ada penjaga bertubuh tinggi besar dan mereka membungkuk menghormatku dan aku masuk ke dalam.
Kota Marine seperti pada umumnya, semua yang dimiliki sebuah kota ada disini. termasuk kendaraan, toko-toko dan sebagainya. Aku menuju istana Marine yang terlihar paling besar dan megah. Dan kembali para penjaga membungkuk dan membukakan pintu dan aku pun masuk ke dalam istana.
Aku disambut para dayang dan membawanya ke kamarku. Setelah istirahat aku menuju ke bawah untuk makan malam dan bersikap selayaknya seorang putri. Ibu dan Ayah sudah menunggu di meja makan, aku pun duduk dan menikmati makan malam tak ada menu ikan disini.
Selesai makan, kami bersantai dan mengobrol. Ibu membicarakan tugasnya hari ini begitu pun ayah.
"Maria ada ibu bicarakan denganmu !" akhirnya giliranku sampai juga.
"Iya baginda ratu !" itu ungkapan sopan terhadap ibuku.
"Ibu memutuskan untuk mengikut sertakanmu dalam misi ke planet Bumi !" aku terkejut begitu pun ayahku.
"Tunggu istriku itu sangat berbahaya ! bukankah ...!" Ayah menyela dan tidak setuju dengan pendapat ibu.
"Semua sudah berubah sayang ! bukankah bagus, mengetahui asal usulnya yang sebenarnya ?" ayahku terdiam dia memang dekat denganku sekaligus sayang kepadaku.
"Dan ini perintah dari LPP untuk meminta pemuda terbaiknya dari masing-masing anggota !" jelas ibuku. "Aku rasa dia tidak keberatan, karena dia suka berpetualang bukan begitu Maria ?" tanya ibuku.
"Iya baginda ratu !" jawabku sambil menunduk.
"Tapi dia masih muda, 15 tahun !" ujar ayahku.
"Semua, standarnya memang usia seperti itu !" jawab ibuku.
"Apa kamu setuju Maria ?" tanya ibuku dan aku mengangguk tidak menunggu lama.
"Iya ibunda ! ayah aku ingin sekali mengetahui asal usul ayah yang sebenarnya ! ayah sering bercerita tentang itu bukan ?" tanyaku.
"Tapi, itu sudah berubah putriku ! itu hanya tinggal kenangan saja yang diceritakan turun temurun dari buyutmu sampai ayahmu ini !" jelas ayahku.
"Tidak apa-apa ayah, justru itu membuat aku penasaran !" jawabku,
"Tapi sekarang berbeda sayang ! disana tidak ada lautan !" lanjut ayah yang masih mengkhawatirkanku.
"Tidak suamiku ! yang aku dengar semua kembali seperti semula ! lihatlah !" ibuku menunjuk planet Bumi di layar, mataku tak berkedip ... indah sekali ! tanpa sadar ku sentuh tapi hanya hologram saja. Aku melirik kepada ayahku dia tertegun dan menatap tak percaya.
"Mungkinkah ini nyata atau ilusi ?" tanyanya.
"Apa kamu mau menyebut ketua LPP itu pembohong ?" jawab ibuku. Ayah terdiam.
"Baiklah ayah setuju kamu boleh ikut pergi !" akhirnya dia setuju. "Tunggu berapa lama dia disana ?" tanya ayah kepada ibuku, dia hanya menggeleng, Aku terdiam mungkinkah selamanya disana ? entahlah ...
Bersambung ...