Bayangkan sejenak, kita berada diantara rayuan yang dirindukan.
Pujian yang menghanyutkan, dan kesabaran atas perlakuan. Tentunya semua punya sikap sifat masing-masing,
Ada yang berpura-pura, ada yang menggonggong selepas menolong, ada juga yang membuat diri sesempurna mungkin demi satu kata; pujian.
Aku yang kurang bersyulur ini terus saja mengeluh tiap hari, tentang sebuah kaus basah yang tak tahu berterima kasih atas matahari.
(*Bersambung