webnovel

KONFLIK JAKA

Banyak nya kejadian kejadian yang membuat Jaka tidak bersemangat dari masalah ia dengan ibu nya sampai masalah pekerjaan dengan Odin. Dengan hati yang merasa jenuh Jaka pergi menemui pak Bekti.

Setelah sampai di tempat pak Bekti. Jaka ingin menyampaikan sesuatu. Dengan wajah yang sedikit lelah, lesuh dan seperti tidak ada semangat kerja lagi. Sebelum Jaka ingin bicara ternyata pak Bekti sudah mengetahui apa yang mau Jaka bicarakan. Jaka merasa heran kenapa pak Bekti bisa tau apa yang mau di bicarakan. Ternyata pak Bekti tau dari raut wajah Jaka yang sepertinya sedang dalam kondisi yang tidak baik. Sehingga dalam pekerjaan tidak bersemangat. Pak Bekti pun langsung menanyakan.

"Mau berapa hari Jaka cuti?"

Jaka makin bingung sembari tersenyum malu kenapa pak Bekti bisa tau kalau ia mau minta izin untuk cuti bekerja beberapa hari. Dengan gerakan dan wajah malu malu. Jaka memberitahu kalau dia mau istirahat sejenak. hanya tiga hari. Tanpa basa basi pak Bekti mengizinkan cuti yang di ajukan Jaka. Tetapi pak Bekti menanyakan perihal nanti ketika Jaka cuti siapa yang akan menggantikan sementara sebagai kepala supermarket nya. Sembari berfikir fikir pak Bekti mengusulkan.

"Bagaimana jika Odin untuk sementara menggantikan Jaka?"

Jaka hanya diam, tidak menjawab dan sedikit ragu bila Odin menggantikan posisi nya sementara. Tetapi Jaka perlu istirahat maka dari itu tanpa fikir panjang lagi Jaka bersedia kalau Odin untuk sementara menggantikan posisi nya.

***

Satu hari cuti Jaka habis kan dengan benar benar penuh di rumah. Di rumah untuk kali pertama nya Jaka ingin berbicara serius dengan ibu nya. Ibu nya yang sedang menyiapkan makan siang diajak berbicara oleh Jaka. Ibu nya sampai sedikit bingung

"Ada apa tiba tiba Jaka mau bicara?"

Jaka menanyakan sesuatu yang sedikit lucu ia memberitahu ibu nya kalau dia nanti ketika sudah berumur dua puluh lima tahun mau menikah. Mendengar Jaka berbicara seperti itu membuat ibu nya tertawa.

"Jaka sekarang pasangan saja tidak punya padahal umur nya sudah dua puluh empat tahun"

Jaka pun berjanji kalau dia sudah menemukan pasangan yang dipilih nya. Ibu nya harus setuju dengan apa yang Jaka pilih. Dengan senyum bahagia karena Jaka mau bicara ibu nya berharap Jaka memilih pasangan yang sangat mengerti diri nya, rajin sholat, dan sayang dengan Jaka. Mendengar jawaban seperti itu membuat Jaka tersenyum senyum kecil. Tidak lama kemudian mereka makan siang yang sudah di siap kan oleh ibu nya.

****

Ketika malam hari nya Jaka sedang menikmati bintang bintang yang indah dan bulan yang bersinar terang. Handphone Jaka berdering karena tidak ada nama nya Jaka tidak tau siapa yang menelfon nya malam malam seperti ini. Setelah mengangkat dan mendengar suara nya Jaka mengetahui kalau ini adalah suara Odin. Tanpa berlama lama Odin langsung berbicara.

"Dimana kunci gudang barang khusus menaruh prodak yang karton?"

Sebelum menjawab nya Jaka bertanya.

"Dapat dari mana nomer handphone ini?"

Dengan sambil tertawa tawa Odin memberitahukan bahwa dia di beritahu oleh Basir. Jaka pun terdiam dan memberitahukan.

Telpon nya pun langsung di matikan oleh Jaka.

Jaka merasa sedikit takut dengan apa yang di perbuat Odin di supermarket nya. Terlebih lagi Odin sangat tidak menyukai nya. Dengan wajah takut Jaka pergi ke dalam rumah dan beristirahat.

****

tidak terasa Jaka sudah memasuki hari terkahir nya dia cuti. Dua hari sudah dia istirahat di rumah. Jaka pun memanfaat kan cuti terakhir nya dengan pergi ke suatu tempat di temani oleh adik nya Dita. Karena kebetulan Dita juga sedang libur bekerja. Dengan terlihat senang dan ingin membahagiakan saudara nya. Tanpa sungkan sungkan Jaka mengajak Dita untuk pergi jalan jalan menemani nya menghabiskan cuti terakhir nya. Dengan senyum senang Dita menggodai Jaka dengan mengatakan.

"Harus membelikan tas ya"

Karena Jaka mau memabahagiakan saudara nya ia lantas mau memenuhi syarat itu. Bahkan tidak segan segan. Jaka menanyakan kepada ibu nya.

"Apakah ibu mau di belikan sesuatu?"

Dengan senyum senang karena Jaka sudah berubah sejak hari itu. Ibu nya menjawab

"Kalau ibu tidak perlu apa apa yang ibu mau Jaka dan Dita pergi dan pulang selamat dan bahagia"

Tidak lama kemudian Jaka dan Dita pun berangkat dan jalan. Didepan pintu Putra yang sedang bersiap pergi bekerja menanyakan kepada Jaka.

"Kenapa pergi dengan Dita?"

dengan senyum senang dan kegirangan Dita menjawab kalau Jaka mau membelikan nya tas baru. Dengan ketawa dan senyum bahagia. Putra menyuruh nya untuk berhati hati di jalan.

****

Ternyata tidak hanya membelikan Dita tas tetapi juga Jaka mengajaknnya untuk makan siang dan tidak terasa sudah jam lima sore. Jaka pun mengajak Dita pulang. Setelah sampai di rumah .Jaka baru saja membuka pintu. Jaka melihat ibu nya yang sedang menangis sembari memeluk fauzan. Dengan reaksi yang cepat Jaka dan Dita menanyakan kenapa ibu nya menangis. Ibu nya menangis sembari memegangi pipi bagian kanan. Setelah Jaka melihat dan menyingkirkan tangan ibu nya yang sedang menutupi pipi nya. Tidak salah lagi ternyata benar ada memar bekas tamparan di bagian pipi ibu nya. Dengan panik Jaka menanyakan.

"Siapa yang berbuat begini sama ibu?"

Ibu nya tidak berani menjawab tetapi Jaka terus mendesak nya. Akhirnya dengan nada yang sangat pelan dan suara yang terasa amat takut fauzan memberitahu kalau ayah telah menampar dan memukuli ibu. Dengan wajah yang sangat kesal dan sudah tidak bisa ditolerin perbuatannya. Jaka pergi ke tempat ayah nya bekerja. Tetapi ibu nya menahan Jaka dengan alasan ini semua kesalahan ibu nya karena telah membuat kertas yang berada di jaket ayah nya hancur karena terkena air saat ibu nya mencuci pakaian. Tetapi Jaka berdalih kalau yang ayah nya perbuat tetap salah. Seharusnya ayah nya tidak memukul ibu nya. Tetapi dengan wajah memar dan sembari menangis ibu nya memohon kepada Jaka untuk tidak pergi ke tempat ayah nya. Karena Jaka terlihat menyayangi ibu nya akhir nya Jaka mengurungkan untuk pergi ke tempat ayah nya.

****

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam tetapi Jaka belum mendapati ayah nya berada di rumah. Tidak lama kemudia ayah nya pulang. Seperti biasa ayah nya pulang dengan keadaan mabuk. Kali ini mabuk nya lebih parah dari hari sebelumnya. Dengan wajah yang teramat kesal dengan ayah nya. karena telah memukul ibu nya di tambah lagi ayah nya selalu mabuk ketika pulang kerja. Jaka sudah tidak bisa lagi menahan amarah nya. Ayah nya yang sedang duduk sembari tertunduk karena mabuk menegur Jaka

"Kenapa melihat nya seperti itu?"

Dengan tangan mengepal dan wajah yang sudah sangat merah. Karena emosi yang sudah tinggi. Jaka ingin memkul ayah nya. Tetapi lagi lagi ibu nya mencegah dan menyuruh Jaka untuk masuk ke kamar nya. Dengan wajah masih memerah. Jaka bicara dengan nada suara yang tinggi kepada ibu nya Jaka mengatakan.

"Apa yang ayah lakukan salah, harus nya ibu marah bukan hanya diam"

Dengan sembari marah Jaka pun masuk ke kamar nya dengan hati yang kesal.

下一章