webnovel

Kenapa?

Kayla memutarkan bola matanya jengah, kemudian merapikan poni kesayangannya yang sedikit berantakan. Cewek itu sudah memiliki musuh, hanya karena Gabriel? Aih, Kayla juga heran dengan Airin gadis menel itu. Tidak mungkin Gabriel akan menyukai Airin yang suka mengatakan hal kasar pada orang lain. Huft,

Ketika sedang berjalan di koridor sendirian, tak sengaja ia bertemu dengan Haru. Cowok itu sedang membawa Daftar murid baru yang akan masuk ke Dance club.

"Hai," sapaan Kayla dibalas ramah oleh Haru.

"Hai juga, btw mau kemana?" tanya Haru.

"Eum, kantin nih."

"Oh sendirian?"

"Iya, tapi di kantin gue udah tungguin. Gue duluan yak." ujar Kayla, ketika akan melanjutkan langkah kakinya. Pergelangan tangan Kayla ditahan oleh Haru.

"Em, kenapa?" tanya Kayla,

"Bisa ikut gue sebentar?" belum mendapatkan jawaban dari Kayla, Haru membawa Kayla sesuatu tempat. Langkah kakinya juga lumayan buru-buru, kenapa sih sama Haru?

"Kayla!" seru Gabriel membuat keduanya terhenti. Kedua netra pekat menatap tajam ke arah mereka berdua. Kayla merasa tidak enak hati dengan Gabriel. Cewek itu berusaha melepaskan pegangan erat dari Haru.

"Lepas kak, sakit!" pintanya lirih,

"Ada urusan apa?" tanya Haru dengan mengeraskan suaranya. Keduanya bertatapan tajam membuat mata Kayla menatap mereka bergantian.

"Lepasin dia! Mau lo bawa kemana brengsek!"

"Siapa lo? Mulai sekarang dia cewek gue!"

"Enggak! Bukan! Apaan sih kalian pake pasang muka sengak segala ih,"  tukas Kayla, tangannya berhasil lepas dari pegangan Haru.

Cewek itu bisa memisahkan diri dari Haru, kemudian menarik pelan pergelangan tangan Gabriel untuk menghindari keributan. Suasana tatapan mereka sudah tidak kondusif, bahaya jika Kayla hanya diam saja.

"Lo doyan sama cowok brengsek kayak dia ha?" tanya Gabriel dengan nada tinggi, wajahnya seakan murka. "Rendah banget, selera lo!"

"Enggak gitu, apaan sih Gabriel. Aku minta maaf, tadi aku nggak tau dia mau ngajak aku kemana." Sarkas Kayla kemudian menjelaskan sembari menggandeng lengan Gabriel.

"Lagian apaan sih doyan, doyannya tuh cuma sama kamu! Kamu! Gabriel, hiiih!" lanjut Kayla, meski Gabriel merasa risih dengan gandengan Kayla, setidaknya dia lega bisa mendengar kalau Kayla tidak tertarik dengan Haru.

Cowok itu hanya menatapnya tanpa ekspressi, namun penuh arti bagi Kayla jadi Gabriel mendengarkan penjelasannya. Cewek itu tersenyum lebar memperlihatkan gigi rapinya. Senang hati kalau Gabriel menatapnya seperti ini. Haha

"Lepas! masih inget peringatan gue?" ucapnya dingin, tatapannya sudah kembali fokus ke depan.

"Yang mana? Eum, lagi banyak pikiran nih. Jadi lupa, hehe," Kayla menggaruk kepalanya yang tidak gatal, cewek itu pura-pura lupa agar bisa lebih lama menggandeng tunangannya.

"Alesan!" cetusnya,

Gabriel menghentikan langkahnya, kemudian menghempaskan gandengan Kayla, tapi bukannya lepas malah semakin nempel. Gabriel geram dengan Kayla, umpatannya ingin keluar tapi ahh, sudahlah! Gabriel terpaksa melepaskannya dengan kasar. Kemudian meninggalkan cewek itu yang tengah merengek.

"Ih, Gabriel lo mau kemana? Huft, tega banget." rengek Kayla sembari mengerucutkan bibirnya, percuma juga Gabriel juga tidak menggubrisnya. Lebih baik Kayla menyusulnya.

***

"Eh, cakep juga cewek lo bro," heboh Syaiful sembari mengunyah sukro isi kacang panggang. Ia sempat melihat Kayla menggandeng lengan Gabriel. Tentu, Syaiful bin malik bergembira sangat kalau temannya tidak menjadi jomblo karatan.

"Bacot lo!" cowok itu menatap sinis ke arah Syaiful yang mulutnya penuh dengan makanan.

"Serius lo punya cewek? Jadi yang kata lo adek sepupu tiap hari nebeng itu pacar lo?" sahut Dimas sembari menggelangkan kepalanya heran. Pantas saja waktu itu Dimas mencoba meminta nomor yang katanya adek sepupu Gabriel tidak dikasih. Ternyata ada udang di balik bakwan.

"Anjir, cakep banget cuk!" lanjut Dimas,

"Berisik lo pada," Gabriel mendengarnya ogah,

"Pantes gue minta nomernya kemaren kagak boleh, eh taunya ceweknye, kampret!" protes Dimas dengan nada canda,

"Heh, ganjen banget lo, sana sini diembat muka pasaran aja songong!" cibir Syaiful

"Pengen kenalan doang pul, ipul, elah sirik amat si jomblo." balas Dimas sembari meleparkan permen kopiko ke arah Syaiful.

"Aiss, gue punya cewek kalik!" sarkas ipul sembari melempar permen berkali-kali.

"Siapa? Cewek yang ada di dinding kamar lo?" timpal Gabriel, kemudian menyungging senyum tipis.

"Ahaha, makin songong ni anak!" tawa hambar dari Syaiful membuatnya ingin melempar permen tapiiii ia mikir-mikir. Apalagi mata Gabriel sudah menuju ke arah tangannya yang akan melayang.

Meleset.

Sengaja, karena itu lebih baik.

"Kampret, ipul begok! Gue mau boyah anjim!" umpat Zaenal yang sejak tadi hanya sibuk dengan gamenya. Anak gamers tingkat dewa nih, kagak peduli sama apapun.

"Bodo amat, yang masih duduk berarti dia yang bayar!" heboh Syaiful membuat ke-2 orang itu berlari terbirit-birit. Haha,

Zaenal yang mendengarnya sangatlah jengkel, lagi-lagi dia yang harus membayar makanan mereka. Kampret, sahabat lucnut!

***

Kayla mengantuk matanya pun sudah lengket. Menyuruhnya untuk terpejam sejenak tapi bagaimana dengan penjelasan pelajaran dari Ibu mefta. Lagi-lagi Kayla molor di kelas, tangannya menelungkup di atas meja lalu menenggelamkan wajahnya.

"Kayla, kaaay. Jangan molor, bakal kena hukum nanti."

Elina tidak mendapat gubris'an dari Kayla. Cewek itu kawatir kalau nanti akan mendapat hukuman dari Bu mefta. Sosok Guru yang terkenal galak dan tegas di mata murid. Elina pun membangunkan dengan cara mengguncang kecil tubuh Kayla. Tapi, mana bisa bangun Anak itu.

"Aisss," Elina mencubit lengan Kayla sekecil pasti rasanya seperti di gigit semut merah.

"Aaaw," seru Kayla, terkejut mendapat cubitan dari Elina. Suara yang terlalu keras menarik perhatian Bu mefta yang sedang baru saja duduk. Matanya tertuju pada muka bantal Kayla meringis kesakitan.

"Ada apa? Siapa yang teriak barusan?" tegas Bu mefta. "Oh, kamu? Ck," Bu mefta menghampiri Kayla, kemudian mengecek buku catatan Kayla hari ini. Tapi kosong, jadi kemana saat Bu mefta menjelaskan materi tadi.

"Kamu kemana aja, ha? Kenapa kosong bukumu hari ini?" tanya Bu mefta dengan nada tegas.

Nyawa Kayla baru sepenuhnya nyambung, matanya membalak saat sadar Bu mefta berada di hadapannya. Ditambah lagi buku catatannya kosong, Kayla hanya diam.

Plak!!! Penggaris panjang menggeplak meja, membuat murid di kelas tersentak kaget.

"Contoh murid malas dan nggak mau belajar. Ini dia, iya kerjaannya ngapain di kelas?"

"Saya ini panjang lebar menjelaskan materi. Hari ini. Dan enaknya dia malah tidur di kelas. Astaga, murid yang meresahkan!" tegas Bu mefta, kemarahannya membuat Kayla semakin mengantuk.

"Keluar kamu, keluar dari kelas pergilah ke toilet. Cuci muka mu, saya lagi baik hari ini. Cepet!" suruhnya, dengan cepat Kayla berdiri menuju kamar mandi.

"Huuft," Guru itu menghela nafasnya panjang, tidak boleh marah untuk hari ini. Sabar,

***

Gabriel menuju ke salah satu ruang ganti, hari ini ia ada pelajaran olahraga. Di susul kehadiran ketiga temannya, lagi-lagi mereka membahas Kayla. Dan itu membust telinga Gabriel panas. Memuji-muji tunangan orang di depan tunangannya pula. Nggak ada akhlak tu mereka.

"Diem atau gue gibeng lu satu-satu, ha?" ancam Gabriel seraya tangan seakan menonjok ke arah mereka.

"Selo bro, lagian muji doang. Cocok tau sama lo."

"Berisik lu pada!"

Setelah berganti baju, rasanya Gabriel kebelet buang air kecil. Cowok itu menuju toilet sembari menatap arloji hitamnya. Karena memang tidak jauh dari ruang ganti Gabriel pun sampai di depan Toilet pria. Eh, ketemu dengan cewek bar-bar yang hobinya nempel.

"Eh, pangeran gue. Mau kemana?" tanya Kayla yang baru saja keluar dari Toilet. Cewek itu memasang wajah paling ceria kalau bertemu dengan Gabriel.

Gabriel menatap penuh ketajaman ke arah Kayla. Kemudian mengikis jarak semakin dekat, sampai nafas mereka saling bertemu. Gabriel memojokkan Kayla ke dinding, cewek itu hanya menatap heran. Tumben Gabriel melakukan ini? Kenapa?

Kayla tidak mau terlalu berharap kalau Gabriel akan maciem-maciem dengannya ahaha. Saat Kayla menatap mata Gabriel, tatapan berubah menjadi lembut, sendu. Sungguh meluluhkan Kayla, dan tak bisa menguatkan iman. Cewek itu menarik dasi Gabriel sampai bibir mereka menempel. 3 detik, lalu Kayla melepasnya.

Sebelum mendapat amukan dari Gabriel, cewek itu mencoba kabur. Namun, suatu harapan terwujud. Cowok itu menahannya untuk pergi. Kemudian meraih tengku menyatukan bibir lembut menjadi sebuah ciuman. Hidung mereka bersentuhan mata keduanya terpejam menikmati pagutan-pagutan lembut. Kayla merasakan jantungnya seakan senam gembira dan hampir copot.

Tangannya ia kalungkan di leher Gabriel, cewek itu membalas pagutan dengan imbang. Baru 5 menit,

Ketika bayangan terlintas di pikirannya mengorek kejadian beberapa tahun lalu membuat Gabriel tersentak dan melepaskan pagutan tersebut. Wajahnya berubah menjadi ketakutan, jantungnya berdegub lebih kencang lagi.

"Maaf," ucap Gabriel kemudian meninggalkan Kayla yang masih terpaku. Cewek itu bingung, ada dengan Gabriel?

To be countinued❤

Mau hujat Gabriel?

Vote yak!

Komen gitu😭.

Fighting😍

Sosok bang ipul

下一章