Rainata.
Ada cerita indah klasik yang tersirat dalam nama sempel ku ini.
Ayahku pernah bercerita, tentang dua orang bertemu ketika hujan, lalu di satukan oleh hujan.
Saat aku sedikit mengerti tentang itu, aku tahu bahwa itu adalah ayah dan ibuku.
Aku terlahir di hari yang juga sedang hujan lebat, dan mungkin karena itu ayahku malah memberikan nama yang berhubungan dengannya.
Tentu saja setelah mendengar cerita itu, aku semakin menyukai hujan, banyak vidio masa kecilku yang berlarian antara rintik hujan itu.
Tiba-tiba saja ingatan masa lalu itu mulai mengusik ruang di benakku, mengingat hal apa yang sudah aku lakukan kepada Zell.
Meskipun begitu, aku tak bisa melakukan apapun lagi tentang ini atau itu.
Duduk gelisah sambil mencari hal untuk menghilangkan rasa bersalah kepada Zell.
Tentu saja, jika harus aku akui tentangnya bahwa kami memiliki perasaan yang sama, hanya saja kami tak pernah mencoba jujur.
Baik kepada diri kami sendiri maupun kepada seseorang itu.
Tapi itu sedikit berubah hari ini, meskipun tak mengubah banyak kenyataan pahit yang membuatnya kehilangan kesadaran setelah menangkap tanganku.
Dari awal, sepertinya Zell ada sosok berharga bagi orang-orang di sekelilingnya, seperti Ryuga dan Ishiki lalu perlahan aku diajak masuk dalam kehidupan mereka.
Yang membuat spesial dalam hubungan mereka adalah tentang cara mereka mengekpresikan perasaan mereka masing-masing.
"Aku tak peduli dengan perasaanku, jika dia bahagia mungkin aku juga akan ikut tersenyum."
Aku mulai mengerti semboyan kelompok mereka itu setelah beberapa lama berteman dengan Ishiki.
Yuuki juga adalah seorang gadis yang sangat cocok dijadikan teman dekat, tak hanya itu, aku juga harus kagum dengannya karena bisa mengurus seorang pemalas selama bertahun-tahun.
Sebenarnya, setelah adik dan ayahku meninggal aku mencoba menutup hati bagi semua orang.
Dan entah mengapa saat bertemu dengan mereka perlahan langkah kaki mereka sudah bisa ada di depan gerbang hatiku.
Keseharian ku yang dulunya semakin bertambah suram mulai terlihat beberapa berkas dari warna pelangi, semakin lama warna itu semakin jelas dan membawa rasa ini menjadi lebih nyata.
Aku juga tak begitu mengerti, tapi saat kita bersama waktu yang kita lewati menjadi sangat berharga dan spesial setiap hari.
Zell, banyak hal yang tak kita mengerti di dunia ini, tetapi bukan berarti kita harus mencari tahu segalanya.
Meskipun begitu, aku hanya ingin melihatmu tetap tersenyum di sampingmu.
Aku yakin dengan waktu yang terus berlalu, kau pasti akan menjadi lebih dewasa, begitu juga denganku yang ikut berubah bersamanya.
Aku yakin, jika kita memang harus berpisah maka suatu saat kita akan bertemu di waktu yang sangat cerah, langkah kaki kita yang dulu tak pernah selaras kini tak pernah bersama lagi.
Sedikit memutar ke masa lalu, sebenarnya aku adalah seorang gadis yang sangat ceria, banyak teman di sana-sini, tanpa harus memikirkan cara orang lain melihatku.
Akan tetapi setelah itu, aku menjauh dari orang supaya tak ingin merasakan kehilangan lagi dan tanpa sadar kami semua sudah tak memberikan senyum sapa satu sama lain, lagi.
Semua berubah dengan sangat drastis, tapi, dalam hal lain aku hanya bisa memberikan senyum kepada ibuku yang sedang berjuang keras.
Aku dan siapapun itu akan merasakan hal yang sama denganku melihat seorang ibu berkerja keras demi menghidupi sisa keluarganya.
Setelah banyak hal berlalu, banyak pekerjaan yang ibu lakukan, akhirnya ibu dan aku berakhir di kota ini.
Ibu yang sangat baik itu hanya bisa pasrah dan mengajakku pergi meninggalkan kota ini lagi sebagai efek dari pekerjaan yang sudah susah payah dia dapatkan.
Jadi apapun itu, kumohon sadarlah!
Jangan membuatku terlibat dengan hidupmu lalu ingin menghilang sama seperti ayah dan adikku.
Aku berjanji, suatu saat bisa ada untukmu.
Jika kau ingin menangis, menangis lah. Jika kau ingin marah, keluarkan lah. Jika kau kesal, lampiaskan lah.
Jangan menahan semuanya sendirian lagi.
Mungkin saja aku tak akan bisa membantu, tapi aku akan ada untuk mengatakan "semangat" Atau "aku di sini" Di sampingmu.
Sebisa mungkin bahuku tetap ada untukmu, seberapa pahit hidup yang sudah kau lewati, aku mungkin tak bisa mengubahnya tapi aku bisa menjadi seseorang yang mendengarkan keluh kesah mu.
Semua orang perlu tempat untuk melampiaskan semua masalah hidupnya.
Jadi sampai saat itu, tunggu aku.
Aku yakin, suatu saat kau akan mengerti bahwa kau tak bisa hidup sendirian, sama seperti aku yang sudah menyerah.
Aku berjanji, meskipun sudah beribu tahun berlalu, seberapa berat itu, selama kau ada itu akan terlihat seperti game kecil yang sudah pernah kita lewati.
Karena itu kumohon sadarlah, tetaplah hidup....
Di dunia ini tak ada yang bisa mengatur hidupmu, tapi ada yang bisa mengubahnya, karena itu tolong jadikan aku sebagai orang itu.
Tolong.
Aku ingin suatu saat kita bisa kembali di keseharian kita, Ishiki, Ryuga, Yuuki, tolong tetaplah hidup dan kabulkan permohonan ku.
Aku tahu bahwa ini adalah kesalahanku, jadi izinkan aku meminta maaf.
Ah, benar, tentang Ishiki, aku sudah berbicara dengannya.
Banyak hal yang sudah aku lalui dengan Ishiki, bahkan tadi malam aku menginap di rumahnya.
Tentu saja kami membicarakan hal ini, tentang Zell dan perasaan kami masing-masing, meskipun kami sudah sadar tentang itu cukup lama tapi entah mengapa diam lebih baik.
Ryuga juga, adalah orang yang sangat hebat, tak perlu kejelasan lagi tentang apa yang sudah dia lalui.
Tentang bagaimana dia bisa menerima tempat yang sebenarnya tak pernah dianggap adalah hal yang paling aku kagumi darinya.
Tentang ketiga orang itu, mungkin terpancar jelas segitiga persahabatan serta lingkaran suka tanpa harus di perhatian apapun lagi.
Aku ingin kau kembali menggenggam tanganku, dan aku akan menggenggam balas dengan sangat kuat, apapun yang terjadi.
Hari-hariku bersamamu sangat membahagiakan, tak peduli seberapa simpel itu.
Kau pernah dengarkan?
"Di dunia yang besar ini, banyak hal kecil yang membuat orang bahagia walaupun hanya sedikit orang yang sadar."
Gawat, rasanya air mataku ingin keluar, mengingatmu yang juga sudah berusaha keras untuk membantuku, baik dalam pembulian itu dan tentang pertama kali kita bertemu.
Yah, Yuuki memberitahu ku tentang kau yang ingin Yuuki dekat denganku untuk menghilangkan senyum kesepian yang pernah aku buat di hujan saat itu.
Aku pikir, aku hanya melihat seorang pembohong yang ingin minta nomer WA ku tanpa menjelaskan apapun itu.
Tapi sekarang aku mengerti, jika seorang superhero adalah superhero yang terlihat keren dan menunjukkan kehebatannya, maka kau adalah kebalikan dari pahlawan itu.
Tapi kau tahu, bagiku orang yang berjuang di balik tirai lebih keren daripada seseorang yang berusaha terlihat seperti superhero itu.
Hanya saja, aku meminta sesuatu yang sedikit berselisih dengan motto hidupmu.
Tolong jangan pendam semuanya sendirian, banyak orang yang peduli denganmu, tapi mereka hanya takut untuk mengajakmu keluar dari zona nyaman yang sebenarnya menyedihkan.
Jadi, sebagai permintaan maaf ku, permintaan tolong itu tak akan pernah aku pinta lagi.
Sebagai gantinya izinkan suatu saat lagi kita kembali di saat-saat yang sangat menyenangkan sama seperti dulu.
Hallo!!! Sorry agak lama ngilang (Gk update) lagi ngedrop sama real life, lanjut aja, semoga suka, kasih review nya biar saya lebih semangat up ceritanya