you like you can buy the author a cup of coffee
https://ko-fi.com/adigm17
######
Jika Adi saat ini sedang menggoda rubah Cantik Yasaka di Kyoto, maka di kota Kuoh tepatnya di klub Penelitian Ghaib suasana depresi memenuhi ruangan.
" Ne...ne...Kiba ada apa dengan presiden??" Tanya Koneko kepada Kiba.
Dengan wajah penuh masam Kiba berkata, " sebaiknya jangan tanya Koneko, atau kamu akan sial!!" Jawab Kiba tak berdaya saat dia mengingat dimarahi oleh Rias tanpa sebab ketika dirinya bertanya alasan Rias nampak tertekan.
" Ehhh...kenapa begitu?' tanya Koneko dengan bingung lagi.
" Ini...." Disaat kiba akan menjawab suara Marah Rias terdengar menyeletuk.
" Kiba bisakah kamu diam!!!!!
" Dan kamu Koneko, kenapa anak kecil selalu bertanya????" Dengan wajah marah Rias memarahi keduannya.
" Ahhhh....maaf....presiden" kata kiba dengan tak berdaya seraya melihat ke arah Koneko dengan tatapan berkata ( bukankah sudah ku bilang, jangan tanya!!! Lihat sekarang kita di semprot!!) Dengan memelas Kiba tersenyum kecut.
"Brook" suara pintu ruangan terbuka.
Melihat ini Rias yang sudah meledak akan kembali marah, hanya saja suara akeno segera datang dari luar.
" Ara-ara...Ara...ada apa ini??? Kenapa semuanya nampak diam!!!!
" Rias ada apa dengan wajah merah mu itu??? " Tanya Akeno dengan wajah tersenyum tetapi menyembunyikan sesuatu.
Melihat ini Rias tahu bahwa Akeno disini pasti datang untuk meledeknya.
" Kami!!!...Akeno....kamu penghianat!!!!" Kata Rias dengan marah sambil menyimpangkan tangannya dan berpaling ke arah lain.
" Lihat disini siapa yang marah!!!! Ahhhh...Koneko dan Kiba ada apa dengan wajah sedih kalian!!!...
Jangan bilang presiden kita yang cantik memarahi kalian!!!" Tersenyum menawan Akeno berjalan ke arah keduannya.
" Sister Akeno, jangan terus meledek presiden atau kamu nanti akan dimarahi" kata Koneko dengan baik hati mengingatkan.
" Ohhh...marah...apakah dia berani!!! Huf....jangan kawatir kalian bisa tenang selama aku disini Rias tak akan marah kepada kalian" kata Akeno menjamin.
" Akeno!!!!!" Rias yang masih dengan jelas mendengar suara akeno merasa tidak senang dan kembali marah.
" Oh....lihat siapa yang masih marah.....nah Koneko dan Kiba sebaiknya kalian keluar dulu, dan biarkan onechan ini membujuk presiden kita" berkata Akeno tidak menanggapi kemarahan Rias tetapi justru berbicara kepada Koneko dan Kiba meminta mereka keluar dulu.
" Emm.." jawab Koneko dan Kiba dengan serentak merasa bahwa saat ini jelas bukan hal yang baik bagi mereka untuk tetap disana, jadi daripada terus dimarahi tanpa alasan yang jelas maka lebih baik menyingkir dulu.
Setelah melihat Kiba dan Koneko keluar, kini Akeno berjalan ke arah Rias.
" Hey...Rias kenapa kamu marah??" Tanya Akeno dengan wajah tersenyum sambil kemudian menuangkan teh yang ada di meja Rias.
" Siapa yang marah??" Balas Rias kembali.
" Bukankah itu kamu!!" Jawab Akeno segera.
Malu karena perkataan terus terang Akeno, kemudian Rias berkata lagi.
" Sudah jangan berisik !!! Jika kamu kesini hanya untuk mengejek maka selamat kamu berhasil" kata Rias dengan tak sabar.
Tahu bahwa majikan dan sahabatnya kini dalam suasana hati yang lebih baik Akeno kemudian menghela nafas lega.
Karena baginnya saat ini melihat ekspresi kesedihan dan kemarahan dari Rias hatinya sangatlah tidak Yaman, hal ini terjadi bukan tanpa sebab.
Semenjak makan siang bersama yang harmonis dihancurkan oleh suasana yang tegang, Akeno tahu bahwa saat itu Adi yang pergi bolos kelas telah menghindari Rias karena marah.
Sebagai wanitanya tentu saja dia mengerti kekesalan dan kekecewaan yang dialami oleh Adi terhadap sikap Rias.
Memikirkan orang yang dia sayangi curiga dan juga tak percaya terhadap dirinya jelas itu menimbulkan rasa sakit yang tak tertahankan.
Sehingga sikap Adi yang pergi juga dimaklumi oleh Akeno, meski dia tahu bahwa Adi sebenarnya tidak benar-benar marah terhadap Rias, hanya hal tersebut sengaja dilakukan Adi untuk membuat ego Rias yang tinggi sadar bahwa terkadang saling mengerti dan memahami adalah pondasi dasar dari suatu hubungan tanpa menurunkan ego maka sudah jelas hubungan itu pasti tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Jadi kemudian Adi memilih cara tersebut untuk memberitahu Rias bahwa suatu hubungan hanya bisa dilakukan jika dua orang memiliki pemahaman dasar akan saling menghargai dan mengerti di dalam suatu hubungan cinta.
Karena kasih sayang tanpa adanya rasa menghargai dan mengerti hanya kasi sayang yang semu penuh dengan nafsu dan ambisi.
Setidaknya itu yang Adi pikirkan, soal apakah itu benar atau tidak Adi tidak mau ambil pusing karena setiap pasangan memiliki kendalanya masing-masing sehingga dia tak mau menyamakan dengan yang lain dan tak mau pusing dengan pemikiran yang lain.
Selama dia tak merugikan dirinya dan orang lain bagi Adi itu sudah cukup.
" Apakah dia masih marah?" Tanya Rias tiba-tiba kepada Akeno.
Dan Akeno yang mendengar pertanyaan dari Rias mengerti tentang arti siapa yang ditanyakan oleh Rias tak lain adalah Adi.
" Kamu terlalu kawatir, Adi tidak berpikiran sempit seperti yang kamu pikirkan belum lagi dia dengan jelas menyiratkan sesuatu kepadamu dan aku ras kamu tahu apa itu Rias" kata Akeno menjawab.
Diberitahu oleh Akeno, entah kenapa Rias menjadi malu dan seperti menyadari apa yang dimaksud oleh Akeno dia kemudian berkata " aku...aku tahu....tapi tidak bisakah dia mengerti??" Tanya Rias kembali.
" Jangan tanyakan itu kepadaku Rias tapi tanyakan itu kepada dirimu dan Adi" jawab Akeno kembali.
" Kenapa kamu tidak menjawabnya saja Akeno, aku rasa kamu juga bisa memberikan jawabannya" jawab Rias mencoba membujuk.
Sambil menggelengkan kepalanya Akeno kemudian berkata " kamu terlalu takut dan itu tidak baik Rias, tidak ada kasih sayang tanpa pengorbanan dan tidak ada yang bernilai tanpa kamu berani mengambil keputusan" Akeno mencoba memberitahu Rias bahwa dia harus berani mengahadapi nya dan bukan malah mencari alasan untuk kenyamanan dan menghindarinya.
Mendengar semua apa yang dikatakan oleh Akeno, Rias tahu di dalam hatinya bahwa dia harus menghadapinya terlepas apapun itu, apalagi dia sadar akan perasaannya bahwa dia saat ini memiliki Adi di dalam hatinya.
" Jadi sekarang dia ada dimana?" Tanya Rias kepada Akeno.
" Dia sekarang ada di Kyoto" jawab Akeno sambil tersenyum merasa senang dengan respon yang diberikan oleh Rias, ini menunjukan bahwa dia saat ini nampaknya telah melangkah ke arah yang lebih baik dan dapat menerima kenyataan yang ada.