Disisi lain Adi dan Tsubaki yang telah mengunjungi lantai 3 kini berada di atap gedung setelah mereka melewati ruang guru di lantai 4
Mereka saat ini memandang pemandangan yang luas di depan mereka, ya pemandangan dari atap gedung sekolah yang nampak begitu nyata
Adi yang melihat pemadangan ini hanya bisa menghela nafas, karena ia sadar bahwa ini bukan lagi ia lihat lewat layar kaca, tetapi ia kini ada di dalamnya
Merasakan sendiri jelas sangat berbeda, setelah merasa cukup bernostalgia, Adi kemudian mengarahkan pandangannya ke arah sampingnya
Dimana Tsubaki saat ini sedang duduk di bangku yang ada di atap, menyisir rambut panjangnya dan membetulkan kaca matanya, sambil memandang dirinya sendiri
Tersenyum Adi berjalan dengan santai ke arahnya, dan duduk tepat disampingnya, sambil melingkarkan tangannya di pinggang Tsubaki, Adi berkata
" Bukan kah pemandangan disini indah" berkata sambil membuat Tsubaki bersandar di bahunya
" Ya...kamu benar" jawab malu namun tetap bersandar di bahu Adi
" Tau apa yang membuat hari ini lebih sempurna" kata Adi kepada Tsubaki
" Apa?" tanya Tsubaki bingung, mengalihkan pandangannya dan menatap Adi
" Kamu....dengan hadir mu, hari ini lebih sempurna " berkata romantis dan perlahan menundukan kepalanya (Onichannn hentai)
Tsubaki yang mendengar pujian Adi jelas senang, dan tanpa ragu menyambut ciumannya dan dengan penuh membalasnya
Sampai keduannya sesak nafas baru mereka berpisah, dan kali ini Tsubaki yang kehabisan nafas berbaring di pangkuan Adi, sambil membelai Tsubaki, Adi berkata lagi
" Bukankah masih ada satu tempat yang belum kamu tunjukan ?" tanya Adi lembut
" Dimana?" jawab Tsubaki bingung
" Di ruang OSIS?" berkata Adi lembut
" Ahhhh...kamu benar kita belum kesana, aduh....aku takut Kaichou akan mencari aku, ayo - ayo aku bawa kamu kesana" dengan tak sabar menarik Adi ke bawah menuruni tangga untuk menuju ruang OSIS di gedung lain
" Pelan-pelan" kata Adi mengingatkan
#######
Di sebuah ruangan yang di dedikasikan sebagai ruang OSIS, tampak beberapa sosok muda dan cantik dari berbagai gaya
Yang kini sedang sibuk menyelesaikan berkas yang menumpuk, entah kenapa Sona nama sang ketua, merasa kesal akan sesuatu, tanpa tahu kenapa ia seperti merasakan kehilangan sesuatu yang penting baginya
Tapi ia tak tahu apa itu, yang ia tahu semenjak Tsubaki pergi keluar ia merasakan perasan tersebut, saat ia memikirkan apa yang sebaiknya ia lakukan
Tiba-tiba saja pintu ruang OSIS terdengar ketukan, dan saat ia akan memerintahkan yang lain membuka pintu, ia melihat sosok Tsubaki yang masuk seperti biasa
Saat ia kembali akan berbicara, suara langkah kaki kembali membuat fokus semua orang tertuju ke arah pintu, dan tak lama sosok tampan dan menawan Adi muncul di mata seluruh anggota OSIS
Bersama itu, mereka yang melihat sosok Adi menjadi terpana, karena pesona yang ia miliki, belum lagi saat Adi tersenyum, seperti hembusan musim semi yang menerbangkan bunga sakura
Indah dan hangat, itulah dua kata yang menggambarkan perasaan mereka saat ini, apalagi Sona yang terlahir dari Keluarga bangsawan tingkat tinggi dan juga dari keluarga Maou
Jelas ia banyak melihat lelaki tampan dari berbagai usia dan juga latar belakang, tapi entah kenapa pesona yang ia lihat dari Adi bisa mengalahkan semuanya
Lelaki yang ia lihat, dia hanya tahu bahwa ini jelas adalah seorang yang penuh dengan kejutan, jadi saat ia tenggelam dalam pikirannya suara panggilan Tsubaki terdengar memanggilnya
" Kaichou....Kaichou.....panggil Tsubaki
" Ahhh...ada apa Tsubaki" jawab Sona dengan memerah menyadari ia teralihkan, sebagai iblis bangsawan jelas perilakunya sangatlah memalukan
" Kaichou saya membawa seorang tamu yang juga memiliki identitas lain, sebagai siswa pindahan" jawab Tsubaki sambil meminta Adi mendekat
" Halo..semuannya perkenalkan nama saya Adi Setiawan, senang bertemu dengan kalian semua" berkata Adi memperkenalkan dirinya dihadapan dari anggota OSIS yang ada
" Ya perkenalkan nama saya Sona Sintri, dan saya ketua OSIS di SMA Kouh ini" kemudian disusul perkenalan satu persatu dari anggota yang lain
" Baiklah Adi san, bisa kita bicara sebentar, karena sebagai ketua OSIS saya punya kewajiban untuk bertanya beberapa hal, mengenai alasan kepindahan kamu kesini" berkata Sona sambil menunjuk bangku di depannya
" Baiklah saya juga tidak keberatan menjawab satu dua pertanyaan dari ketua OSIS seperti kamu" jawab Adi dengan langsung
" Kamu??....apa maksud kamu dengan ketua OSIS seperti kamu?" tanya Sona agak marah
" Ya itu, kamu udah jawab sendiri" balas Adi
" Apa? dimana kamu jawab saya?" tanya Sona kembali lebih marah
" Itu barusan, bukannya kamu menjawab" kata Adi dengan wajah polos sambil tersenyum
Melihat senyum polos Adi entah kenapa ia merasa seperti dipermainkan
" Ya aku rasa kamu tidak suka untuk tinggal disekolah ini kan?" jawab Sona dengan dingin sambil membetulkan kaca matanya
" Haaaa...dimana salah saya, perasaan saya tak menyinggung kamu kan" kembali berkata
" Oh rupanya kamu lebih suka bertaruh"jawab kembali Sona
" Bukannya kualifikasi penerimaan ada di kepala sekolah yah, dan kamu sebagai OSIS tidak memiliki hak itu betul ?" tanya kembali Adi
" Iya.....memang kenapa? meski aku tak bisa, setidaknya saya bisa membuat surat rekomendasi sebagai bahan pertimbangan" jawab Sona kembali dengan angkuh
" Yaaa...aku tak menyangka seorang wanita cantik dan pintar akan melakukan hal tercela seperti ini" berkata sambil mengenal nafas penyesalan
" Siapa yang tercela...kamu...kamu.." menunjuk Adi dengan marah
" Bukankah sudah jelas, dari awal saya tidak memprovokasi kamu, tapi karena alasan pribadi kamu, kamu membuat keputusan yang merugikan saya" jawab Adi dengan serius kali ini
." Kata siapa?" tanya Sona dengan marah lagi
" Kata saya barusan" jawab Adi lagi
Melihat ini Tsubaki yang ada diantara Keduannya bingung dan seperti tak berdaya, disatu sisi adalah kaichounya dan juga saudara perempuan baiknya, namun disisi lain adalah pacarnya yang baru saja ia terima hari ini
Jelas ia susah memilih diantara Keduannya " Baiklah kalian berdua hentikan" kata Tsubaki menyela debat Keduannya
Adi dan Sona yang mendengar panggilan Tsubaki menjadi terdiam dan untuk sesat suasana menjadi lebih dingin
" Ok kalo bukan karena untuk Tsubaki yang cantik aku tak akan berkompromi" jawab Adi ketika tak ada yang bersuara
" Ehhh..kamu...masih berani berbicara" jawab Tsubaki memelototi Adi, namun jelas ia memerah karena pujian Adi
Disisi lain Saat Sona akan ikut berbicara ia dihentikan oleh Tsubaki dengan pandangan matanya " Kaichou sudah lah semuannya bukan masalah besar " kata Tsubaki membujuk
" Huuu...aku lepaskan kamu kali ini" jawab Sona cepat
" Saya rasa bukan saya yang kalah" jawab Adi tersenyum main - main
Melihat itu jelas Sona menjadi sangat marah, dimana jenius seperti dirinya dipermalukan seperti ini jadi ia berbicara dan menantang Adi
" Karena kamu bilang saya kalah, baik saya tantang kamu bermain catur" tantang Sona kepada Adi
" Kaichou apa yang kamu lakukan?" tanya Tsubaki dengan kesal
" Sudah lah Tsubaki jangan menghalangi ku, biar aku kalahkan bajingan satu ini" kata Sona mendengus
" Ok boleh, tapi apa hadiahnya ?" tanya Adi
" Yang menang bisa meminta apapun dari yang kalah" jawab Sona lagi
" Ok setuju ya selama bukan sesuatu yang kriminal" jawab Adi lagi
" Baik"
" Dealll...." .