webnovel

The Prince of Gryffindor

Ozil POV ' s

Hogwarts Castile

Akhir Pekan

Tidak terasa sudah masuk akhir pekan dan saat nya ke Hogsmeade. Oh tapi tidak untukku, ingat bahwa aku Head Boy dan tugasku hari ini keliling castile, mencari troublemaker.

Setelah sarapan aku langsung berkeliling menyusuri setiap lorong.

Aku lihat si anak asia, aku lupa namanya

dengan siapa anak itu, sepertinya aku kenal, ah sudahlah.

Disaat sedang berjalan menuju toilet tak terpakai di lantai tiga, aku terkejut melihat beberapa Alpha dari asrama Hufflepuff tengah mengerubuni pintu toilet.

Baru beberapa langkah aku mendekat aroma manis seperti madu mengagetkanku.

OMEGA!!

Jiwa liar Alphaku berteriak saat mencium wangi manis ini, sial. Siapa Omega bodoh yang bersembunyi di toilet saat sedang heat.

Aku kembali fokus dan mendekati para Alpha kelaparan disana.

"Pergi Kalian. Cepat."

Suara beratku terdengar menakutkan dan pheromoneku sedikit keluar untuk menakuti mereka.

Disaat para Alpha itu pergi karena ketakutan, aku langsung masuk ke toilet dan menguncinya.

Sial, aku tidak tahan. Bau nya sangat menggoda, aku terus berjalan menghampiri bilik itu.

Saat pintu terbuka, aku melihatnya. Melihat dia, rivalku. Sial

Instingku bergejolak, membuat aku bertindak yang tidak seharusnya, sangat sial hari ini.

Aku ingin menyentuhnya.

Namun pikiranku kembali normal dan segera kuhantam kepalaku pada sekat bilik agar tak melakukan kebodohan.

"Sial" gumamku pelan.

Lalu aku menatap Gathan, ya Gathan. Aku kira dia seorang Alpha, namun, cih, dia Omega.

"Aku akan membantumu" ucapku dengan perlahan membantunya melepaskan pakaiannya.

Aku tau dia lemas, tapi aku tidak bisa membawanya ke Hospital Wings, karena akan sangat berbahaya jika bertemu Alpha lain nya.

"Gathan! Apa kau sadar?" tanyaku tegas, mata kami bertemu.

Emerald itu memandang hazelku.

Terlalu indah..

★★ →

Gathan POV's

Sentuhan seorang Alpha bisa mempengaruhiku sebegitunya. Aku terkejut mendengar suara hantaman keras dan ringisan.

Siapa orang tolol yang menghantamkan kepalanya sendiri di depanku ini?

Aku mendengar suaranya memanggilku. Suaranya husky nya begitu merdu.

Aku sadar tangannya membuka pakaianku dan aku memang membutuhkan itu karena aku kepanasan.

Panas yang sangat menyiksaku. Aku merintih dan dia kembali memanggilku menyadarkanku.

Perlahan mataku semakin jelas dan aku mengenali siapa orang dihadapanku.

Wajahnya begitu dekat.

Aku bisa melihat kilauan Hazel indah beradu pandang dengan mataku.

Diluar kendali, tatapanku turun kehidung mancungnya yang sempurna.

Dasar bajingan blasteran Asia Australia sialan. Wajahnya sangat tampan jika dilihat dari dekat. Bibir kecilnya serta mata sipit itu.

Seketika mataku melebar karena tersadar.

Dia bukan Bright, dia Ozil Yu.

Si Alpha sialan. Aku mengangguk lemas karena memang sudah tidak memiliki tenaga dan pikiran yang melantur.

"Tolonghh.... " rintihku. Aku mengcengkram lengan kemejanya. Keringat mengucur dan membuatku merasa lengket.

"Sangat sakithh " Aku menatap memohon kepada Ozil. Satu-satunya yang aku pikirkan hanya menyudahi sakit diseluruh tubuhku ini.

Kembali aku terus merintih padanya.

⇨⇨ ◆

Ozil POV ' s

Aku menatap wajah Gathan tajam, sial aku mulai gila saat melihat matanya.

"Tolonghh..."

"Sangat sakithh... "

Lenguhan nya membuatku panas, dengan segera kubuka bawahan kainnya dan menyentuh vitalnya dengan pelan.

Ini pertama kalinya aku membantu seorang omega heat.

Sial aku hampir kehilangan kendali.

Tanganku terus bergerak makin cepat di dalam bilik toilet ini, semoga saja hantu genit itu tidak ada disini.

Suara rintihan Gathan membuatku menambah kecepetan, agar dia tidak tersiksa.

Aku tatap wajahnya yang sangat tersiksa, lalu dengan satu teriakkan dia mengeluarkan cairan putih itu.

Pheromone nya sudah memudar tapi aku yakin heat nya belum selesai begitu saja.

Mataku memandang wajahnya yang lelah, dan nafas nya mulai teratur.

"Apa kau bawa ramuanmu?" kini dia menggeleng kepala dengan lemas.

Pantas saja dia bersembunyi di toilet ini.

Aku rasa dia baru saja selesai sarapan dan akan kembali ke menara.

"Menara head boy dekat dari sini. Kau ingin beristirahat di sana?" ungkapku pelan.

Aku hanya ingin membantunya.

★★→

Gathan POV's

Perlahan kesadaranku kembali, aku mengangguk saat dia menawarkan untuk beristirahat di menaranya.

"Ya, terima kasih, " sahutku lalu aku merapihkan pakaianku dengan tangan gemetar.

Selesai, aku tatap kembali sang Headboy dengan sayu dan lemas.

Aku gugup.

Aku berusaha berdiri. Namun kakiku seperti jelly. Rasanya seluruh tenagaku habis terkuras dan dengan rasa malu yang amat sangat kurasakan.

Wajahku memerah antara malu dan heat. Memikirkan apa yang sang Alpha pikirkan tentang rivalnya ternyata seorang Omega.

Aku memikirkan bagaimana Ozil Yu bisa tidak terpengaruh dengan pheromone -ku.

Bagaimana bisa dia mengendalikan dirinya tidak melakukan mating dengan Omega yang sedang Heat. Memikirkan jika itu bisa saja terjadi membuatku lemas.

Aku bersyukur Ozil lah yang menemukanku, mungkin - saking bencinya dia kepadaku hingga dia tidak terpengaruh akan pheromone heat ku.

Yang naturalnya dia pasti akan terangsang.

Persetan, yang penting aku selamat. Aku kembali memandangnya gugup.

"Bisa bantu aku bangun?" tanyaku.

◆◆◆

Ozil POV ' s

Setelah mengatakan terimakasih dan merapihkan dirinya, kulihat Gathan berusaha untuk berdiri tapi sayang dia masih lemas.

Wajahnya memerah entah karena malu atau heat nya yang masih ada.

Aku mengusap rambutku dengan tangan yang bersih dan merasa sakit di bagian kening.

Aku rasa ini akibat aku membenturkan kepalaku ke bilik.

Pasti akan membiru.

Pandanganku kembali pada Gathan yang meminta bantuanku untuk berdiri, oh dia benar lemas ternyata.

"Baiklah, tunggu sebentar" ucapku lalu mengambil tongkat sihirku dan mengarahkan ke tangan kotorku.

"Tergeo" dan tanganku bersih kembali. Aku hanya terpikir mantra itu, karna ini darurat hahaha.

Kubuka mantelku untuk menutupi tubuhnya, lalu dengan perlahan aku mengangkat tubuhnya ala pengantin, semoga saja dia tidak kesal. Tangan kananku melingkari bahunya dan tangan kiriku dibelakang lututnya.

Kubawa tubuhnya keluar dari toilet, dan pergi menuju menara headboy.

"Oh aku lupa bilang, menara Head boy itu khusus untukku, jadi tidak ada siapapun, kau ok?" tanyaku sambil terus berjalan.

Mataku tak sengaja melihat si bocah asia yang sepertinya panik mencari seseorang.

★★

Gathan POV's

Aku mengernyitkan dahiku melihat Yu seperti menahan sakit. Kemudian aku teringat ketika dia membenturkan dahinya ke pintu bilik.

Kenapa dia melakukannya?

Menahan rasa penasaranku, aku diam saja memperhatikan dia membersihkan tangannya dengan mantra pembersih.

Sedikit terkejut ketika dia menutupiku dengan jubahnya.

Aku merasa terpengaruh dengan perlakuannya. Bukankah kita musuh?

Kembali aku tersentak ketika dia menggendongku dengan bridal style. Apa dia pikir aku gadis!?

Aku diam saja karena tidak ingin protes padanya.

Bagaimana pun dialah yang menolongku.

To be continued....

下一章