webnovel

Siapa Tantemu!

"Aduuuh iya maaf, Tante, aku tak sengaja," ucap Kimberly dengan sangat lirih, ia tak mau kalau mama Keysa mendengarnya, bisa gagal keinginan Kimberly untuk kabur kalau mama Keysa melihatnya sekarang.

"Apa kamu bilang? Maaf? Tante? Siapa Tantemu! Orang aku masih muda begini dipanggil Tante, panggil aku Mbak saja," sentak wanita paruh baya yang seumuran dengan mama Keysa, dia tak terima kalau dipanggil tante, karena menurutnya panggilan itu terdengar sangat tua. Kimberly hanya mengernyit memandangi wanita itu dengan seksama. Memandang dari puncak kepala hingga ujung kakinya. Mencebikkan bibirnya lalu membatin.

'Orang sudah tua tak mau dipanggil tante, emang kamu seumuran aku? Bahkan kamu terlihat lebih tua dari mamaku.'

Wanita paruh baya itu malah berteriak, dia semakin geram saat Kimberly malah tercengang dan tak membalas ucapannya sedikit pun. "Heeey kenapa kamu menatapku seperti itu? Dasar kampungan!" Rasanya Kimberly ingin marah saat mendengar itu, beraninya wanita itu menghinanya, bahkan dia ingin memamerkan kekayaannya, tapi ditahannya karena rencana kaburnya itu. Dia berusaha menghindari wanita itu dan pergi dari pandangannya, malah wanita paruh baya itu mencekal tangannya dan meremas erat hingga Kimberly meringis karena remasannya sungguh keterlaluan.

"Lepaskan tanganku, Tante, lepas! Aku kan sudah minta maaf! Aku sudah tak berurusan dengan Tante lagi, biarkan aku pergi!" Kimberly sudah berubah menjadi ganas, badannya menggeliat, memberontak dan menginjak kaki wanita itu, tapi tetap saja cekalan tangan itu tak terlepas juga. Kini gantian Kimberly yang semakin berteriak dan tak perduli lagi dengan mama Keysa yang mendengarnya. "Aaaaaa sakiiit, lepaskan! Sialaaaaan!" Dia seperti itu barangkali mama Keysa bisa menolongnya dan memukul dengan ganas wanita yang jahat ini.

Dan benar mama Keysa mendengar dan melihat keramaian di depan pintu, dia pun bangkit dari duduknya, menatapi sekitar yang tak menemukan Kimberly, ia menggelengkan kepalanya dan menebak kalau Kimberly lah yang ada di keramaian itu.

Mata Keysa seperti elang yang siap menyambar musuh, ia sangat geram ketika mendekat dan melihat kalau anaknya diperlakukan seperti itu, seumur hidup tak ada yang berani mengganggu keluarga Kendrick, tapi wanita itu dengan lancang menyakiti Kimberly hingga seperti itu.

Keysa langsung menarik tangan wanita itu dan memintirnya. Memintir dengan keras hingga menggeliat. Wanita itu akhirnya melepaskan cekalan tangannya kepada Kimberly. Gantian dia yang berteriak kesakitan. "Aaaaa kamu siapa? Berani ikut campur! Lepaskan tanganku! Lepas!"

"Kamu bertanya siapa aku? Aku mamanya Kimberly, aku Nyonya Kendrick. Keysa Antarnegara. Kamu mengenalku?" tantang Keysa dengan ganasnya. Sudah mulai menyombongkan dirinya dengan memukul-mukul dadanya pelan. Wanita paruh baya itu hanya melirik ke arah Keysa dan mengerutkan dahinya.

"Siapa kamu! Apa kamu gembel? Gembel dari mana? Siapa Keysa? Siapa Kendrick? Aku tak mengenal kalian, emang kalian artis harus aku kenal? Cuih benar-benar muak aku dengan kalian," oceh wanita paruh baya yang ternyata wanita itu bernama Kirana. Dia meludah tepat di lantai depan Keysa. Keysa yang murka dia pun menamparnya keras.

Kimberly yang melihat kartu nama yang tiba-tiba terjatuh dari tas wanita itu karena geliatannya semakin ganas. Ia pun memungutnya dan membaca kartu nama itu dengan keras agar sampai ke telinga mamanya.

"Kirana Anderson? Nama yang jelek, ternyata Ma, siapa dia? Haha, sudah enggak penting, Ma, jadi kita impas tak saling mengenal juga haha, paling dia yang gembel, tapi menuduh kita, Ma, sudah ayo kita pergi saja, Ma! Gak penting masih di sini!" Kimberly hanya seperti itu, baginya dendam itu sudah puas terbayar karena mama Keysa yang sudah melampiaskannya, jadi Kimberly tak perlu turun tangan dan turut campur urusan orang tua, dia mengajak mamanya untuk pergi, supaya tak berlarut-larut lagi. Sudah sangat bijak sekarang, tak seperti dulu yang kalau ada masalah dia yang paling di depan dan tak ada yang bisa membalas makiannya sekali pun.

Tapi, Keysa dia tetap sama, tidak akan mengalah begitu saja, enak saja keluarga Kendrick rasanya sudah diinjak-injak oleh wanita yang bernama Kirana itu. Dia semakin mengeratkan pelintiran tangannya. Hingga terlihat Kirana mengeluarkan air mata saking sakitnya.

Lalu seorang pemuda yang dijumpai oleh Kimberly tadi mendekat dan melerai kedua wanita paruh baya itu. "Stoooop! Jangan buat gaduh di sini!" teriaknya dengan menjadi pahlawan di siang bolong ini.

Ia mendekat ke arah Kirana dan merengkuhnya. Mengecek tubuh sekitar dan menatap ke arah mata wanita itu yang sudah mulai menangis. "Mama tidak apa-apa?" Kirana malah mengeraskan tangisannya dan menundukkan kepalanya, wajahnya berubah menjadi wajah yang memelas.

"Jadi ... dia Mamamu?" Pemuda itu mengangguk dan menghembuskan nafasnya kasar. Mata itu berubah menatap Keysa dengan ganas. Meminta pertanggungjawaban atas ulah dia mamanya menangis seperti itu.

"Kenapa kamu memandangi, Mamaku seperti itu? Sudah kalian pergi sana! Mamamu yang salah, jadi kamu jangan memandangi Mamaku layaknya beliau yang bersalah!" lanjut Kimberly yang sudah tahu arah dan tujuan mata pemuda itu yang seperti ingin memangsa mama Keysa.

Kirana yang masih menangis dia mengangkat kepalanya sedikit dan membuka suaranya yang terdengar parau. "Iya, Nak, dia yang bersalah, menabrak Mama malah mencari masalah, mereka sungguh jahat membuat tangan Mama seperti ini." Tangan Kirana diulurkan ke arah anaknya, sebagai bukti bahwa dia paling tersakiti dan agar anaknya itu membela dia.

"Benarkah, seperti itu, Nona?" tanya pemuda yang bernama Kankan itu. Sejak bertemu Kimberly dia sudah mengagumi, jadi rasanya Kankan tidak akan bisa marah di depan Kimberly.

"Ish, enggak penting sekali menfitnah kita gak jelas seperti ini, ayo Ma, kita pergi saja!" ajak Kimberly dengan menggandeng tangan mamanya. Kimberly melirik ke arah Kankan dan berbicara kembali.

"Kalau kamu mau tahu semuanya, tinggal lihat CCTV sja, beres! Gak usah repot! Bye!" Kimberly pergi meninggalkan anak dan ibu itu. Mama Keysa hanya menatap mereka sinis dan tak perduli lagi.

Kimberly dan Keysa terus bergandengan tangan hingga sudah di luar toko dan sudah agak jauh dari toko itu. Mama Keysa pun melepaskan gandengan itu dan menatap tajam ke arah Kimberly. "Kenapa Mama menatapku seperti itu? Bukankah sudah selesai permasalahan?" tanya Kimberly dengan entengnya. Ia berpura-pura tidak ada apa-apa, padahal mama Keysa tahu jelas kalau anaknya itu mau kabur tadi.

"Kenapa kamu bilang? Kamu mau kabur kan tadi? Tapi terkena bencana jadi gagal, itu rasakan adzab buat anak yang mau melawan ucapan orang tua, haha." Awalnya Keysa marah, tapi akhirnya tertawa setelah mengucap kata adzab. Ya lucu saja, dia tak pernah mengucap kata sembarang seperti itu, sedangkan Kimberly hanya melipat kedua tangannya di dada karena kesal.

"Ya, ya, ya, Kim salah, lagian punya bodyguard gak guna banget, kita perang tadi, mereka ke mana? Apa ngopi? Huh," omel Kimberly yang akhirnya pergi dengan mamanya menuju ke arah mobil.

下一章