webnovel

Berakhir

Peperangan terus berlanjut, dengan pihak pasukan iblis yang semakin menipis karena sebuah kelompok memasuki peperangan ini. Diberbagai tempat dimana kelompok tersebut berada, setiap pasukan monster dari pihak iblis akan menerima kekalahan mutlak.

Namun saat ini, seorang putri Vampire yang menawan, sedang berduel dengan pemimpin peperagan ini, setelah semua pasukannya dikalahkan sepenuhnya oleh Putri Vampire tersebut. Pertarungan mereka sangat intens, walapun Sang Putri Vampire hanya mempermainkan Iblis yang dilawannya, karena dia tidak ingin membunuhnya.

"Cih... hanya ini saja kekuatan para iblis?" kata Yue yang menocba memprovokasi lawannya.

"Diam kamu, dasar mahluk hina" jawab lawannya yang merupakan Freid.

Pertarungan tersebut akhirnya terus berlangsung, hingga seseorang memberikan isyarat kepada Yue untuk mengakhiri pertempuran tersebut. Yue yang mendengar hal tersebut, langsung melesat kearah Freid dan menghempaskannya dengan sebuah skill petir yang besar.

Freid berhasil menghindar, namun dia masih bisa menerima dampaknya saat ini. Namun Yue dengan sigap langsung datang mendekat kerahnya dan langsung menggunakan sihir pamungkasnya dan menyerang sekali lagi Iblis tersebut.

Disisi lain, Tio yang sudah kembali dari memusnahkan sebuah markas gereja suci, saat ini sedang menahan seekor naga berwarna putih, tunggangan dari Iblis yang dilawan oleh Yue. Tio sengaja melawan naga tersebut, dikarenakan dia ingin memisahkannya dari Freid dan Zen berkata akan menaklukannya saat ini.

"Bagaimana keadaan ditempat ini Tio?" kata sebuah suara yang terdengar dari sampingnya.

"Tenanglah Master, aku sudah memisahkan Naga ini dengan yang lainnya" kata Tio bangga.

"Baiklah, terima kasih Tio" kata Zen lalu mengubah matanya menjadi Sharingan dan menggunakannya bersamaan dengan Spirit Magic untuk menaklukan naga putih yang berada didepannya saat ini.

"Kalu begitu, bagaimana jika master memberiku hukum-" kata Tio terhenti, setelah sebuah cahaya mulai menerang didepan mereka saat ini.

Tentu saja, Zen juga sangat terkejut dengan apa yang terjadi didepanya. Zen hanya menggunakan Sharingan yang disatukan dengan Spirit Magic pada naga didepannya, namun Naga tersebut langsung bercahaya saat ini.

Siluet cahaya naga tersebut, perlahan mengecil dan berubah menjadi sebuah siluet seorang manusia. Perlahan cahaya tersebut menghilang dan mengubah siluet tersebut menjadi sesosok wanita yang sepenuhnya telanjang dan sangat cantik saat ini.

"M-Master a-apa yang ka-kamu lakukan?" tanya Tio yang sangat terkejut dengan perubahan tersebut.

Wanita didepan mereka akhirnya mulai membuka matanya. Dirinya lalu mulai memperhatikan sekitar dan tatapannya terpaku kepada Zen dan Tio yang saat ini berdiri berdampingan. Dia lalu mulai tersenyum dan mendekat kearah mereka berdua.

"Master" katanya sambil menundukan tubuhnya yang polos tersebut.

Zen yang saat ini masih terpaku, mencoba menatap Tio yang saat ini juga menatapnya dengan tatapan yang dipenuhi tanda tanya saat ini.

[Itu karena Kakak memadukan Sharingan dengan Spirit Magic Kakak yang Kakak tingkatkan dengan Evolution Magic, yang sepenuhnya langsung mengubah Jiwa seseorang dan menyebabkannya berevolusi saat ini] kata Irene yang mencoba menghilangkan kebingungan Kakaknya tersebut.

"Benarkah?" kata Zen.

Karena niat awalnya, Zen hanya mencoba mengubah naga putih sebelumnya untuk menjadi bawahannya. Namun yang Zen tidak tahu, dia menggunakan Metode penggabungan Sharingan dan Spirit Magic yang dia coba tingkatkan dengan Evolution Magic, menyebabkan terjadi seperti ini.

"Master?" kata wanita didepannya kembali, karena sedari tadi orang yang dia coba sapa tidak menjawabnya.

"A-Ah... iya." Kata Zen lalu mengeluarkan sebuah Kimono berwarna putih dan memberikan kepada Tio untuk membantu wanita didepannya untuk memakainya.

"Terima Kasih Master" kata wanita tersebut, yang saat ini sangat gembira mendapatkan sebuah pakaian dari masternya.

"Kalau boleh tahu siapa namamu?" tanya Zen.

.

.

Ditempat lain, saat ini Freid mencoba untuk mundur saat ini, karena musuh yang dia lawan tadi bukan tandingannya. Dengan luka disekujur tubuhnya, dia mulai mencari beberapa pasukannya yang bisa dia selamatkan dan pergi dari sana dan kembali ketempat asal mereka.

"Sial!" gumam Freid yang saat ini sudah membuka berbagai portal untuk mencari bawahannya. Namun sayangnya, dia hanya menemukan seseorang saat ini yaitu Mikhail, yang juga saat ini terluka walaupun tidak separah dirinya.

Setelah menyelamatkan Mikhail, Freid mencoba mencari beberapa pasukan iblisnya kembali untuk menyelamatkan mereka, namun dia tiba – tiba saja menemukan seorang wanita yang kondisinya saat ini lumayan memprihatinkan.

"Apakah kamu juga kalah?" tanya Freid kepada seorang wanita saat ini, yang bekerja sama dengannya untuk melakukan penyerangan ini.

"Cih... karena pria brengsek itu, semua rencanaku gagal sepenuhnya" kata seorang wanita.

"Apakah kamu mau mengikutiku?" kata Freid mengajak wanita tersebut dan hanya dibalas oleh senyum liciknya dan akhirnya megikuti Freid dan menghilang kedalam portal yang dibuatnya.

Walaupun pemimpin mereka sudah melarikan diri, bukan berarti semua ini akan selesai, terutama beberapa monster yang masih tersisa pada tempat ini. Suguha, Sinon, Alice dan Rina masih mencoba membasmi sisa – sisa monster yang masih hidup saat ini.

Sedangkan pada pihak Shizuku, saat ini dia mencoba menghalau semua monster yang mendekat kearah mereka dibantu oleh beberapa pahlawan yang memutuskan untuk bertarung, terutama Kouki dan Kaori.

Pertarungan mereka yang bertujuan melindungi Ibukota akhirnya membuahkan hasil, karena malam yang kelam itu sudah berubah menjadi cahaya baru ditempat tersebut, setelah sinar matahari pagi mulai menerangi seisi kota yang hancur ini.

Yang tersisa dari peperangan ini hanya ribuan mayat manusia, monster dan Iblis yang memenuhi setiap sudut tempat ini. Saat ini beberapa prajurit yang masih hidup, mulai mnencari semua rekan mereka yang saat ini sudah gugur.

Ditempat lain, Liliana sangat bersyukur karena Ayah, Ibu dan Adiknya saat ini selamat dari kejadian tersebut. Dia dengan bergegas berlari kearah mereka dan memeluk mereka dengan erat.

"Maafkan Ayah, Liliana. Selama ini ternyata Ayah salah karena membiarkan pihak gereja mengendalikan kerajaan ini" kata Ayahnya yang merupakan Raja dari kerajaan Heilight.

Disisi lain, saat ini beberapa pahlawan sedang berkabung dengan meninggalnya beberapa teman mereka saat ini. Aiko yang sedari tadi menangis karena menganggap ini merupakan kesalahannya, akhirnya dibantu oleh Shizuku dan Kaori yang mencoba menenangkannya.

.

.

"D-Dimana ini?" kata seseorang yang saat ini berada disebuah tempat yang gelap, yang baru saja sadar dari tidurnya.

Dia lalu melihat sekeliling dan mulai mengingat sesuatu. Dia perlahan mulai melihat kedua tangannya yang ternyata pergelangan tangannya sudah tidak berada pada tempatnya.

"I-Itu bukan mimpi, t-tanganku sudah p-putus" katanya dan mulai berteriak histeris.

Suara teriakannya yang seperti orang yang mengalami gangguan kejiwaan, memenuhi tempat yang gelap ini, hingga dia mendengar sebuah langkah kaki yang mendekat kearahnya. Dia mencoba mendekat kearah suara tersebut untuk meminta pertolongan, namun apa yang dia lihat selanjutnya membuatnya sangat ketakutan.

"Yo.. Hiyama. Apakah kamu sudah lupa dengan apa yang kukatakan sebelumnya?"

下一章