webnovel

Pahlawan Zen

Zen hanya tersenyum mendengar hal tersebut, jadi dia bisa saja mempercayai seseorang sepenuhnya, jika tanda budak berhasil mencapai tanda tingkat akhir. Jadi Zen bisa membedakan siapa yang berhianat dimasa depan dengan mudah.

"Tetapi apakah orang yang mempunyai tanda keluarga, bisa menghianatiku juga Irene?" tanya Zen.

"Tanda keluarga sama seperti tanda cinta. Seseorang yang memilikinya, tidak akan pernah menghianati Kakak" jawab Irene, yang membuat Zen tersenyum setelah mendengar perkataannya tersebut, dan menyusul semua wanitanya yang sudah beranjak dari tempat ini.

Dan disinilah mereka semua penghuni kediaman Zen. Saat ini mereka menyambut Alice, Rina dan Quenella yang akan menjadi bagian mereka ditempat ini, walaupun tingkat Quenella dalam keluarga ini berbeda.

Bahkan Zen sudah memastikan sebuah tanda yang berada pada pundak Yui, dan benar saja sebuah lingkaran dan setengahnya berwarna hitam terdapat pada pundaknya.

Saat ini mereka saling bercengkrama bersama dihalaman rumah Zen, setelah mereka memanggang beberapa makanan disana, sambil menikmati pesta kecil pada kediaman tersebut saat ini.

"Zen, apakah kamu yakin menjadikan Quenella menjadi pelayan utama dirumah kita?" tanya Yuna yang saat ini sedang mengobrol bersama Zen.

"Kenapa? Apakah kamu tidak setuju dia menjadi pelayan dirumah kita ini?" tanya Zen.

"Bukan begitu, tetapi jika dia menjadi pelayan dirumah kita, aku tidak mempunyai sesuatu untuk dikerjakan saat ini" kata Yuna.

Memang selama ini, tugas Yuna bisa dikatakan seperti ibu rumah tangga yang baik, mulai menjaga Yui, membersihkan rumah, mencuci semua pakaian dan sebagainya. Sebenarnya saudara perempuannya melarang melakukan semua hal itu, tetapi Yuna bersikeras karena dirinya sangat senang melakukannya.

Sebenarnya bisnis Yuna saat ini sudah maju sangat pesat. Walaupun dia bisa mengelola bisnisnya itu dengan baik, tetapi dia tidak mempunyai hasrat untuk mengelolanya, dikarenakan dia lebih nyaman bersama Zen dan saudara perempuannya yang lain.

Tetapi Yuna sangat bersemangat melakukan sesuatu untuk keluarganya, seperti semua harta yang diberikan Zen, sudah dia investasikan pada tempat yang sangat menguntungkan dan sekarang, hartanya itu dapat memenuhi kehidupan mereka semua, yang bisa dikatakan sangat mewah.

"Kamu tahu, sebenarnya aku juga tidak membutuhkan pelayan dikediamanku, tetapi desakan dari saudara perempuanmu yang lain, maka aku mencarikan seorang pelayan saat ini, dan itu jatuh pada Quenella" kata Zen sambil menggenggam tangan Yuna saat ini.

"Apa mahsutmu Zen?" tanya Yuna terkejut, karena baru mendengar apa yang diucapkan Zen tadi.

"Mereka sangat mengkhawatirkanmu. Hanya kamu saja dikeluarga ini yang seperti terkekang, padahal orang yang paling berjasa dikediaman ini adalah kamu yang mampu mengelola keuangan keluarga ini dengan baik" kata Zen.

Memang setiap wanita Zen merasa kasihan melihat Yuna mengerjakan berbagai hal. Bukannya mereka tidak mau membantunya, tetapi mereka dilarang olehnya. Bahkan mereka sesekali melihat Yuna kelelahan dengan apa yang dilakukannya itu.

Mendengar itu, Yuna saat ini merasakan haru karena semua keluarganya mengkhawatirkannya, namun sebenarnya Yuna sangat senang melakukan semua itu.

"Tugasmu hanya berkurang satu Yuna, kamu masih bisa menjaga Yui dan mungkin beberapa anakku kelak dan juga kamu menjadi bendahara didalam keluarga ini. Dan juga aku tidak melarangmu untuk tidak melakukan semua itu, namun bedanya sekarang kamu mempunyai Quenella yang membantumu" kata Zen dan saat ini mulai menatap Yuna.

"Baiklah kalau begitu" kata Yuna sambil tersenyum.

Melihat kegelisahan Yuna sudah menghilang dari raut wajahnya, Zen lalu mengecup bibirnya dan akhirnya mereka menikmati malam itu bersama dengan yang lainnya saat ini.

.

.

Hari ini merupakan hari keberangkatan Zen, Yue, Shea dan Tio kembali kedunia mereka. Yui sebenarnya menyuruh Tio untuk tetap berada disini menemaninya, namun Papanya mengatakan bahwa Mamanya Tio, mempunyai sebuah misi yang sangat besar.

Berkat rayuan dari Zen, akhirnya Yui menerimanya. Karena Yui diberitahu bahwa tidak lama lagi mereka bisa menyusul Papanya didunia Tio berada.

Alice dan Rina sendiri, saat ini mendapatkan pelatihan khusus dari Asuna tentang penggunaan mana dalam tubuh mereka saat ini, Karena Zen sudah mentransferkan beberapa skill kepada mereka sebelumnya.

Quenella sekarang mencoba untuk menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan yang baru. Bahkan dia sudah mempelajari beberapa refrensi menjadi pelayan yang baik, dan dapat diandalkan didalam kediaman Zen ini.

"Baiklah kami akan berangkat" kata Zen.

"Berhati – hatilah. Dan jangan lupa untuk saling menjaga satu sama lainnya" kata Asuna.

Mendengar itu, kelompok yang akan berpergian bersama Zen hanya mengangguk sambil melambaikan tangan mereka dan akhirnya mereka menghilang dari tempat tersebut.

5 hari kemudian setelah Zen berpindah dari Alaska kedunia ini.

Saat ini penjaga pada benteng yang berada pintu masuk kota perdagangan Fuhren terlihat bersiaga, setelah melihat benda aneh sedang mendekati kota ini. Namun kepanikan mereka mulai mereda, setelah melihat bentuk dari benda tersebut.

Benda itu merupakan mobil yang dikendarai oleh Zen saat ini bersama kelompoknya. Memang prestasi kelompok Zen ini sudah tersebar luas dimana – mana. Bahkan kendaraan yang dipakai Zen, sekarang merupakan ciri khas yang disebarkan oleh Adventure Guild untuk mengindentifikasi kelompoknya.

Pihak gereja juga saat ini terkejut dengan kabar bahwa Zen merupakan salah satu pahlawan yang dipanggil mereka. Bahkan mereka sudah mengirimi beberapa utusan untuk mencarinya dan membawanya kembali kekerajaan.

Tindakan itu, dikarenakan pihak gereja mencoba untuk menaikan kembali pamor mereka, setelah berita salah satu pahlawan yang berhianat dan bekerja sama dengan pihak iblis beritanya sudah tersebar luas saat ini.

Mobil yang dikendarai Zen semakin dekat dari pintu masuk tersebut, namun mau tidak mau dia ikut mengantri pada jalur kereta gerobak untuk memasuki kota tersebut, karena mereka harus melalui pemeriksaan saat ini. Mobil Zen perlahan maju sedikit demi sedikit, hingga tiba gilirannya untuk diperiksa

"Apakah kami tidak boleh memasuki kota?" kata Zen sambil menunjukan wajahnya kepada prajurit tersebut sambil mengeluarkan kartu adventurenya.

"Ah... maafkan kami Tuan Zen" kata prajurit itu langsung mempersilahkan Zen memasuki kota itu.

Memang para penjaga dikota ini, sudah diperingatkan oleh Ilwa untuk tidak mempersulit kelompok Zen saat hendak memasuki kota ini.

Mobil Zen akhirnya mulai memasuki kota itu, dan membuat semua penduduk menatap kendaraannya itu saat melewati mereka. Zen memang sengaja menunjukannya dirinya seperti itu, agar manarik beberapa perhatian saat ini.

Berita kedatangan Zen dan kelompoknya sudah mencapai gedung Adventure Guild, bahkan seseorang utusan gereja yang ditugaskan menunggunya akhirnya bisa benafas lega, karena akhirnya menemukan Zen yang saat ini mereka sudah mencarinya kemana - mana.

Mobil Zen berhenti tepat didepan gedung Adventure Guild dan semua kelompoknya mulai turun dan memasuki tempat tersebut, dan mereka digiring menuju ruangan dari ketua guild ini yaitu Ilwa.

Namun sesampainya didalam, mereka juga menemukan sesosok pria berjubah seperti uskup berada didalam ruangan tersebut.

"Apakah anda Pahlawan Zen?"

下一章