webnovel

Penemuan

Saat ini Zen sedang berada di Alaska setelah dia keluar dari game dan berpamitan kepada Sinon yang berada diapartemennya dan mengatakan bahwa dia akan keluar sebentar. Zen saat ini sedang berkonsentrasi membuat sesuatu.

"Tak kusangka membentuk sebuah tubuh buatan sangat menyusahkan" kata Zen.

Projek Zen saat ini sedang membuat sebuah tubuh yang digunakan untuk membuat putrinya dapat hidup didunia nyata saat ini. Zen sedang berkonsentarsi sambil mendengar arahan Irene untuk mebentuk sebuah tubuh.

[Saat ini bentuklah sebuah tabung otot yang akan menjadi arteri dari jantung menuju paru – paru Kak, pastikan pergerakan darah tidak berbenturan antara darah kotor dan darah bersih yang dipompa langsung dari pembuluh darah utama dari bilik kiri jantung, dan pastikan ukurannya tidak terlalu besar seperti sebelum sebelumnya.] kata Irene.

"Hah.. bisakah kau perlahan menjelaskannya Irene, kau tahu aku bukan lulusan kedokteran" kata Zen.

Begitulah keseharian Zen setelah berhasil meningkatkan skill creationnya ke level tertingginya, saat ini dia berusaha membuat tubuh buatan. Sudah 2 bulan dia melakukan ini dan sampai saat ini progresnya tersisa menghubungkan semua pembuluh darah buatan keseluruh tubuh dan membentuk otot tubuh tersebut.

Saat ini proses pembuatan tubuh Yui sudah berkisar sekitar tinggal 40% dan diperkirakan selesai 4 bulan lagi. Karena membuat pembuluh darah dan otot sangatlah susah karena Zen membutuhkan kosentrasi penuh dalam membuatnya.

Zen sendiri terus membentuk tubuh Yui dibarengi dengan penjelasan Irene yang sabar membantu Zen menjelaskan apa yang perlu dibuatnya, walaupun apa yang Irene jelaskan kadang – kadang sangat tidak dimengerti oleh Zen.

.

.

Seminggu telah berlalu, Zen saat ini sedang berada dirumah sakit sedang mengantarkan Sinon untuk konsultasi dengan masalah traumanya dulu. Sinon saat ini sedang berada disebuah ruangan dimana dia sedang bertemu dengan seorang psikolog untuk membantunya.

Zen saat ini masih menunggu dengan sabar, hingga dia melihat seorang pria berpakaian jas dokter yang dikenalnya saat ini. Zen lalu beranjak dari tempat tersebut dan mulai menyapa pria tersebut.

"Halo Shigemura-san" kata Zen.

"Halo Zen-kun kebetulan kau berada disini. Bisakah kau mengikutiku untuk menjenguk Yuuna?" kata pria tersebut.

"Baiklah, tapi aku akan menghubungi temanku sebentar" kata Zen.

"Baiklah aku akan menunggu dikamar Yuuna" kata pria tersebut lalu meninggalkan Zen.

Zen Sendiri lalu kembali ketempat Sinon, namun dia melihat Sinon saat ini sedang menjalani hipnotis untuk menyembuhkan traumannya. Akhirnya Zen mengambil smartphonenya dan mengirimi pesan kepada Sinon untuk menunggunya jika dia sudah selesai dan akhirnya Zen menuju keruangan Yuna.

Pria tadi yaitu Ayah Yuna, sekarang sudah tiba diruangan putrinya yang saat ini sedang berbaring dan mengobrol bersama temannya yang masih setia menemaninya.

"Halo Ayah" kata Yuna.

"Bagaimana keadaanmu Yuuna?" yanya ayahnya tersebut.

"Sama seperti biasa Ayah" jawab Yuna.

Namun tiba – tiba pintu ruangan tersebut kembali terbuka dan saat ini seorang pria berperawakan tampan memasuki tempat tersebut.

"Halo Yuna, Eiji" kata Zen setelah memasuki ruangan tersebut.

"Halo Zen-san" balas Yuna sedangkan temannya tersebut hanya mengangguk.

Zen lalu berdiri tepat disamping Yuna, namun Yuna yang melihat wajah Zen tidak sengaja melihat warna matanya yang biru, sama persis dengan pria yang dimimpikannya sebelumnya. Namun saat hendak bertanya, Ayah Yuna mulai mengatakan sesuatu.

"Baiklah, karena kalian sudah disini, aku akan mencoba sesuatu" kata pria tersebut sambil mengeluarkan sebuah alat berbentuk helm dengan banyak kabel mengelilinginya.

Ruangan Yuna sendiri merupakan ruangan khusus yang diberikan padanya, karena Ayah dari Yuna merupakan profesor yang mempunyai hubungan dengan rumah sakit ini. Jadi rumah sakit ini memberikan sebuah ruangan dimana Ayah Yuna bisa bereksperimen untuk menyembuhkan anaknya.

Lalu Ayah Yuna memakaikan sebuah helm yang berbeda kepada Yuna dan memberikan dua buah helm lainnya kepada Zen dan teman masa kecil Yuna tersebut.

"Apa ini Ayah?" tanya Yuna.

"Alat yang membantumu sembuh" kata Ayahnya.

Zen sendiri mencoba melihat helm tersebut dan menyuruh Irene untuk memeriksa perlengkapan tersebut.

"Tenanglah Zen-kun, alat ini merupakan kelanjutan dari Amusphere yang sengaja kuciptakan untuk membantu memulihkan kelainan sistem otak pada korban game sebelumnya" jelas Ayah Yuna.

Zen sendiri yang mendengar informasi ini sangat terkejut karena dia mengetahui alat apa yang sedang dipeganggnya ini.

"Bukankah alat ini yang akan menjadi alat pengambil ingatan?" kata Zen didalam hatinya.

[Tenang saja Kak, alat ini berbeda dengan versi seperti Kakak ketahui. Alat ini diciptakan untuk menyalin ingatan bukan mengambilnya, jadi dipastikan alat ini sangat aman] kata Irene.

"Baiklah, terimakasih Irene" kata Zen didalam hatinya.

"Baiklah bisakah kalian berdua memakainya kemudian" kata Ayah Yuna.

Zen dan teman masa kecil Yuna memakai helm tersebut setelah Zen mendengar bahwa alat itu sebenarnya aman.

"Baiklah, aku akan mencoba mengaktifkannya. Pastikan kalian menahan jika terjadi sedikit nyeri dibagian kepala kalian" kata Ayah Yuna.

"Ini akan amankan Shigemura-san?" tanya Zen.

"Tenang aku sudah menggunakan alat ini ratusan kali" kata pria tersebut.

Lalu Ayah Yuna mengaktifkan power dari alat dikepala mereka. Zen dan Eiji lagsung merasa seakan sesuatu keluar dari kepala mereka. Eiji sudah terduduk mencoba menahan nyeri kepalanya sedangkan Zen masih tetap berdiri dan menahan hingga proses itu selesai.

"Kalan bisa membuka alat tersebut" kata Ayah Yuna.

Zen sendiri langsung melepaskan alat tersebut diikuti oleh Eiji sambil mencoba memijit kepalanya untuk meringankan efek setelah dihidupkan alat tersebut.

Ayah Yuna lalu melepaskan helm yang berbeda dari kepala Yuna yang saat ini terlihat tidak terjadi sesuatu terhadap dirinya.

"Bagaimana Yuuna?" kata Ayahnya.

"Tidak terjadi sesuatu Ayah, bahkan aku tidak merasakan apapun" balas Yuna.

"Benarkah?" tanya Ayahnya lagi.

"Bena-" kata Yuna terpotong setelah melihat wajah Zen.

Tiba – tiba saja setetes air mata jatuh dari matanya yang indah itu, seakan dia sangat terharu melihat orang yang saat ini sedang ditatapnya tersebut. Ayah Yuna sendiri yang melihat ini hanya tersenyum dan bisa terlihat setetes air mata berada diujung matanya.

Teman masa kecil Yuna yaitu Eiji yang melihat ini langsung mengepalkan tangannya saat ini.

"Ini tidak boleh terjadi" katanya dalam hati.

"Apakah kau baik – baik saja Yuna" kata Eiji kepada Yuna untuk mengalihkan perhatiannya menatap Zen saat ini.

Yuna yang mendengar ini akhirnya sadar dari apa yang dilamunkannya sebelumnya dan mulai bingung dengan dirinya saat ini.

"K-Kenapa denganku?" katanya sambil menghapus air mata yang masih menempel dipipinya.

"Akhirnya membuahkan hasil" kata Ayah Yuna.

"Tunggulah Yuna, Ayah akan menyembuhkanmu"

下一章