MENCIUM LETRI

"Baik!" Aku membentak Bill sebelum menuju ke rumah. Lolongannya tak henti-henti dan Bill mengikutiku masuk. Aku melepas mantelku dan akhirnya melemparkannya ke arah dinding tempat aku biasa menggantungnya. Aku menyibukkan diri dengan melihat-lihat lemari untuk mencari tahu apa yang ingin aku buat untuk makan malam. Syukurlah, lolongan sedih Bill berakhir setelah sekitar lima menit. Aku memutuskan untuk membuat beberapa spageti. Aku baru saja membuat air mendidih untuk pasta ketika teleponku berdering.

"Apa?" Aku membentak saat meletakkan ponsel tersebut dengan speaker.

"Gio?"

Aku benci jantungku berdegup kencang mendengar suara Letri. Saat ini, aku juga membenci Letri. Aku membencinya atas apa yang telah dia lakukan padaku, menjadi apa dia mengubahku. Secara logis, aku tahu ini bukan salahnya, tetapi aku harus melampiaskan rasa frustrasiku.