Marvin sudah tidak sabar ingin melihat Freya nanti bagaimana reaksinya sekolah di sana. Cewek itu pasti akan mengomel, atau tidak akan merasa senang juga seperti perasaan Marvin sekarang. Dia sudah bersiap – siap dan melihat pantulannya di kaca, perfect. Walau Marvin akan pindah namun seragam sekolahnya masih mengenakan yang lama. Dia belum sempat untuk ke sekolahan Freya membeli seragamnya.
"Marvin." Gisella menyembulkan kepalanya di pintu, Marvin menoleh dan tersenyum mengembang. Cowok itu menghampiri sebelum membenarkan dasinya.
"Kamu udah mau berangkat? Sarapan dulu, ya." ucap Gisella yang di angguki kepala putranya.
Mereka akhirnya melangkah untuk menuju dapur, Papa Marvin ternyata sudah sejak tadi menunggu.
"Pagi, Pa." Sapa Marvin yang di sambut hangat.
Ardo masih tersenyum, "Apa kamu sudah memberitahu Freya soal ini?" tanyanya.
Marvin menggeleng, "Engga, Pa. Ini kejutan buat dia." Sahutnya membuat kedua orang tua itu tersenyum menggodanya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者