webnovel

WRONG ANSWER

Happy reading♥️

Tak terasa kuliah Ifa sudah memasuki semester akhir. Ia dan teman-temannya sudah mulai disibukkan dengan tugas akhir mereka. Cilla yang sudah menikah dengan Athar kini sedang hamil 3 bulan. Dia juga berusaha menyelesaikan tugas akhirnya sebelum melahirkan. Untunglah Cilla memiliki suami pintar seperti Athar yang selalu siap membantunya untuk urusan kuliah. Sementara itu Alana dan Zayyan sedang mempersiapkan pernikahan mereka. Rencananya setelah lulus sidang, Alana akan menikah dengan Zayyan. Meta dan Guntur belum merencanakan pernikahan karena mereka mau mengejar karir sekaligus mengumpulkan uang untuk pernikahan mereka nanti. Onit yang putus dengan Reza, kini menjalin hubungan kasih dengan Rivaldi Al Farizi seorang dokter spesialis anak di rumah sakit tempat Onit bekerja. Ya, Onit kini bekerja di bagian keuangan sebuah rumah sakit sambil menyelesaikan tugas akhirnya. Rivaldi adalah pria yang dijodohkan oleh orang tua Onit. Selisih usia mereka 7 tahun. Itulah sebabnya, Rivaldi tak ingin lagi menunda pernikahan mereka terlalu lama setelah Onit lulus kuliah.

"Pah, gue kok pengen makan cilok ya," ucap Cilla saat mereka sedang bersantai di taman kampus. Hari itu mereka ke kampus hanya untuk bertemu dosen pembimbing.

"Mau gue beliin ke kantin?" tanya Ifa seraya beranjak hendak menuju kantin.

"Gue maunya cilok yang di dekat taman kota." sahut Cilla santai tanpa beban.

"Astaga Cilla!! Nggak sekalian cilok dari Bandung?" tanya Ifa kesal. "Yang benar aja, masa gue harus ke taman kota demi elo. Gue kan masih harus ketemu sama pak Ardian buat ngebahas tugas akhir gue."

"Ya sudah kalo elo nggak mau beliin." ucap Cilla sedih. Matanya mulai berkaca-kaca. Memang sejak hamil perasaan Cilla makin sensitif. Dia yang pada dasarnya manja, menjadi berlipat-lipat manjanya. Untung saja Athar sabar menghadapi istrinya. Namun para sahabatnya terkadang sampai angkat tangan dengan kemauan Cilla yang terkadang tidak masuk diakal.

Contohnya saja Cilla pernah ngidam ingin makan sate kambing. Sebenarnya mencari tukang sate bukan hal sulit seandainya saja bukan jam 3 dini hari. Cilla juga sering membuat sahabat-sahabatnya kelimpungan dengan permintaannya yang tidak layak. Yang ingin makan lumpia basah, jajanan anak SD yang ada di dekat gedung sekolah mereka dulu. Atau mendadak mengajak para sahabatnya untuk ngobrol melalui aplikasi zoom dan mengajak mereka bersama-sama makan nasi goreng, di jam 1 dini hari. Bayangkan orang sedang asyik-asyiknya tidur tiba-tiba disuruh makan nasi goreng bareng melalui zoom.

"Cil, gue beliin yang di kantin aja ya. Elo boleh makan sepuasnya," bujuk Alana dan Ifa. "Atau nanti saja saat kita pulang, kita mampir ke tempat cilok yang lo mau. Nanti gue juga beliin seblak super pedas."

"Gue telponin Athar aja ya biar dia yang bawain yang lo mau." bujuk Ifa

"Eh jangan, bang Athar hari ini ada meeting dengan klien." tolak Cilla. "Ya sudah Pah, elo beli yang di kantin kampus juga nggak papa. Tapi janji ya, pulang dari kampus elo harus memenuhi janji lo. Elo nggak mau gue punya bayi yang ileran kan?"

"Iya nanti pulang dari sini kita mampir kesitu. Betewe, gimana tugas akhir lo? Sudah beres?"

"Sedikit lagi. Kalau hari ini dosen oke, gue bisa lanjut ke bab berikut. Gue sih maunya santai, tapi kata bang Athar harus dikejar sebelum gue melahirkan." jawab Cilla.

"Elo pasti bisa cepat selesai. Suami lo kan sekarang dosen disini. Pasti dia bisa bantu membimbing elo."

"Sejak dia ngajar disini, gue yang stress, Pah."

"Kenapa?"

"Gila banget junior-junior kita lebih berani dan nekat dibanding gue dulu. Bayangin aja jam satu malam ada yang nge-chat dia. Sok-sok an nanya tugaslah. Kemarin malah ada yang kirim foto seksi ke bang Athar. Langsung gue block tuh mahasiswi."

"Lagian Athar nggak mau pake cincin nikah sih. Jadi mahasiswi junior mikirnya dia masih bujang. Coba aja lo minta dia pakai cincin nikah." ucap Ifa.

"Sudah gue coba ngomong gitu ke dia, tapi dia tetap nggak mau. Kata dia, yang penting kan hati dia cuma buat gue. Buat apa pakai cincin kawin kalau selingkuh juga. Tuh kayak pak Benny, dosen Akuntansi Dasar. Selalu pakai cincin kawin, tapi tetap aja pacaran sama mahasiswinya. Atau kayak pak Firman, dosen teknik yang ganteng itu. Jelas-jelas istrinya dosen juga disini, dia malah selingkuh sama orang TU."

"Benar juga sih apa kata Athar. Gue juga pernah bilang ke Rizky kalu cincin itu hanya simbol yang nggak berarti apapun. Kalau hati sudah mulai melenceng, mau pakai cincin segede apa juga nggak penggaruh."

"Itulah Pah. Sekarang gue bingung sendiri gimana jagain bang Athar. Bukan karena gue nggak percaya dia, tapi lo tau sendiri kan kalau cewek jaman sekarang nekatnya melebihi perampok."

"Elo sering-sering aja main ke kampus. Antar makan siang dia, terus temenin dia makan. Kalau pas dia pulang ngajar, lo tungguin deh depan kelasnya." Ifa memberikan beberapa ide buat Cilla. "Tapi elo juga harus siap diomongin sama fansnya Athar ya." Hmm, ide bagus, batin Cilla.

"Boleh juga tuh ide. Elo yang antar gue ya."

"Kenapa jadi gue yang harus antar elo ke kampus?"

"Kan gue nggak bisa nyetir. Please ya, Pah."

⭐⭐⭐⭐

"Ky....."

"Apa sayang?" sahut Rizky yang duduk selonjoran di permadani tanpa mengangkat mata dari ponselnya. Tentu saja hal itu membuat Ifa kesal. Entahlah, mungkin karena PMS membuat suasana hatinya lebih sensi saat Rizky tidak memperhatikan dirinya.

"Ky..."

"Hmmm..... ada apa sih sayang?" Sahut Rizky tetap tanpa mengalihkan mata dari ponselnya. Wuuzz.... sebuah bantal melayang dan mendarat tepat di atas ponsel Rizky.

"What's up my honey bunny?" tanya Rizky sambil menghampiri istrinya yang duduk bersandar di tempat tidur. Rizky merebahkan kepalanya di pangkuan Ifa. "Ada apa sih? Kok kayaknya kesal banget sama suaminya yang ganteng ini."

"Kebiasaan banget sih dipanggil nyahutnya begitu," sungut Ifa kesal.

"Iya sorry. Sekarang bilang sama gue apa yang mau lo omongin. Gue akan dengarkan dengan baik dan benar."

"Ky, nggak pengen punya anak?" tanya Ifa sambil memainkan rambut Rizky.

"Pengen banget. Tapi kalau belum dikasih sama Allah gimana dong?" balas Rizky sambil menggenggam sebelah tangan Ifa dan mengecup punggung tangannya. "Kenapa, kok tiba-tiba bahas masalah anak? Kita kan sudah sepakat untuk menunggu elo lulus dulu, baru nanti kita planning untuk punya anak."

"Iya sih, tapi gue kok ngiri ya liat Cilla sudah hamil. Padahal dia kan kawinnya belakangan dari kita." ucap Ifa mendadak sendu.

"Hey, rezeki setiap orang kan beda-beda sayang. Kita ambil hikmahnya saja. Kamu bisa fokus sama tugas akhir kamu. Yang penting kan kita tetap usaha dan pastinya terus berdoa minta sama Allah."

"Apa Allah lagi menghukum gue ya? Karena selama ini gue koplak banget. Karena kemarin-kemarin gue nggak bisa menjadi istri yang patuh sama elo."

"Ya ampuuun.. jangan pernah berpikir seperti itu. Allah belum memberi anak kepada kita bukan sebagai hukuman tapi lebih sebagai ujian. Dia mau melihat bagaimana hamba-hambanya menghadapi ujian yang dia berikan. Lagipula Allah yang Maha Tahu apakah kita sudah benar-benar siap punya anak. Mungkin menurut Allah kita belum siap, entah dari segi apa. Kita nikmati saja masa-masa pacaran halal ini." Rizky bangkit dari tidurnya dan menangkup wajah Ifa dengan kedua tangannya. "Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah. Besok kita bikin janji sama dokter obgyn dan kita teruskan terapi kita."

"Tapi elo nggak bakal ninggalin gue kan, kalau ternyata gue susah punya anak?"

"Sayang, kamu kan tahu dulu ayah bunda juga butuh perjuangan buat mendapatkan aku. Mungkin situasi kita sama dengan mereka. Jadi jangan berpikir bahwa aku akan meninggalkan kamu."

"Tapi kalau sampai lima tahun menikah kita belum punya anak juga gimana? Bagaimana kalau ayah bunda menyediakan calon istri buat elo? Mereka kan pasti pengen banget punya penerus keturunan dari elo. Kayaknya elo harus terima tawaran mereka deh. Elo pasti ingin jadi anak yang berbakti sama orangtua."

"Hmm... liat-liat dulu deh. Kalau calonnya lebih cantik, lebih seksi, lebih bohay dan nggak koplak mungkin akan kupertim...." Belum selesai Rizky bicara cubitan maut Ifa sudah mendarat di tubuhnya. Bahkan Ifa mendorong tubuh suaminya sehingga terjatuh ke lantai.

"Jahat!! Dulu lo bilang nggak bakal ninggalin gue apapun yang terjadi. Gue tau gue bukan istri yang sempurna buat elo." Ifa langsung menangis tersedu. Rizky buru-buru berdiri dan mendekati istrinya. Ya ampun, kenapa sensi banget sih istri gue hari ini, batin Rizky.

"Yaaaang... jangan marah dong. Kan tadi kamu yang nanya duluan gimana kalau seandainya...."

"Iya tapi seharusnya elo nggak jawab seperti itu. Seharusnya elo jawab bahwa elo nggak akan meninggalkan aku, bukan akan mempertimbangkan tawaran itu. Elo emang nggak peka ya!! Daripada nunggu nanti-nanti mendingan sekarang lo balikin gue ke emak dan babe. Sana elo pulang aja ke rumah ayah bunda!!" Ifa mulai meradang. Aduh, serba salah nih kalau model begini, batin Rizky.

下一章