webnovel

VoL 2 - CHAPTER 4

MEGUMI MEMBUAT RENCANANYA SENDIRI.

|| Next Story ||

Kami pun kembali kejalan raya yang tadi,di persimpangan lampu merah. Tempat dimana aku merasa pusing sebelumnya.

"Bukankah... kita kembali kesini lagi?"

"Tidak terasa..." Megumi membalikkan badannya kearah bangku taman.

Aku juga mengikuti arah matanya yang tertuju pada bangku taman itu.

"Istirahatlah dulu." Ungapku.

"Terimakasih." 

Aku dan Megumi menuju bangku yang ada di taman itu. 

Kursi taman adalah kursi yang biasanya digunakan di luar ruangan. Kursi ini sering kali disebut juga dengan garden bench atau park bench. Adanya kursi akan menambah keindahan dan kenyamanan suasana taman, terutama bagi yang suka bersantai di taman.

Selain itu, kalau di perkirakan bangku taman ini memiliki panjang 120 cm. Mungkin tinggi dan lebarnya hanya 40 cm.

Karena bangku taman sehingga bisa di gunakan secara umum. Apalagi tepat berada dibawah pohon yang rindang. Menjadikan tempat ini cocok untuk bersantai.

"Di sini lumayan sejuk ya." Megumi membuka pembicaraan.

"Yah benar juga, karena kita berada tepat dibawah pohon."

Di dunia, pohon adalah sumber kehidupan. Tanpa adanya pohon, maka proses fotosintesis akan terhenti, yang artinya karbondioksida yang kita lepaskan tidak bisa di daur ulang. Hal ini membuat cadangan oksigen di Bumi menjadi terbatas jumlahnya, manusia pun akan semakin sulit mendapatkan oksigen.

Demi bertahan hidup, manusia memerlukan oksigen untuk bernapas. Kita bernapas dengan menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida. Nah, karbondioksida yang lepas dibutuhkan pohon untuk proses fotosintesis.

Karena itulah, pohon di sebut-sebut sebagai sumber kehidupan.

"Selanjutnya..." Megumi membuka kembali pembicaraan.

"Kita pergi ke Mall." Lanjutnya.

"Hah!?" Mataku terbuka lebar menghadap kearahnya, setelah  mendengar tadi aku terkejut. 

"Hei, hei. Kamu bukannya tidak suka dengan kerumunan? Apalagi ini akhir pekan loh, pasti pengunjungnya sangat ramai."

Megumi tertawa.

"Me—Memang sih, aku tidak suka kerumunan. Bagiku, Mall itu berbeda. Meskipun ramai, tempat itu adalah surganya para wanita. Mereka menyebutnya dengan Shopping."

"A—Aa!" Lalu mulutku ternganga.

"Aku ingin membeli sesuatu disana." 

Habis itu aku menghembuskan nafas berat sekaligus merasa sedikit lega.

"Baiklah, kalau begitu. Mau pergi sekarang?"

"Ayo pergi." Megumi berdiri.

Setelah setengah jam beristirahat, aku pun mengikutinya berjalan dari belakang.

Sakurasawa Megumi terlihat sangat senang dan tersenyum.

x  x  x

Setengah jam lagi telah berlalu begitu saja. Karena Mall yang di maksud Megumi itu tidak terlalu jauh dari taman tadi, kami pun telah berada di dalamnya.

Megumi melihat toko baju yang ada di kanan dan di kiri. Matanya terus beralih-alih melihat model-model pakaian zaman sekarang. Di lihat dari modelnya saja, sepertinya harga pakaian itu tidaklah murah mesti harganya sangat mahal.

Akan tetapi, Megumi mendadak berbelok menuju toko pakaian tersebut.

"Me—Megumi, tunggu." 

"Ada apa?" Megumi terkejut dan berbalik badan kearahku.

"Itu... ah... tidak apa-apa." Aku sepertinya lupa ingin mengatakan sesuatu padanya.

Taklama Megumi membalikkan badan sepenuhnya dan berjalan cepat kearahku.

"Ayo ikut aku masuk kedalam." Megumi menarik tanganku dengan lembut.

"Tidak, tidak! Aku menunggu di sini saja. Eh?" 

Meskipun aku menolaknya dengan halus, Megumi tetap menarik tanganku lalu membawaku masuk ke dalam toko pakaian itu.

"Selamat datang!" Penjaga wanita toko itu menyambut kami berdua.

Toko ini lumayan banyak pengunjungnya. Di lihat dari mereka sedang memilah-milah pakaian yang bermacam model. Lalu ngepas-pasin ukuran badannya dengan baju itu. Ada juga yang mencoba-cobanya.

Namun, di sini sama sekali tidak terdapat laki-laki satupun selain diriku.

"Se—Sepertinya aku menunggu di sini saja." 

"Tidak. aku ingin kamu memberikan tanggapan terhadap baju yang ku pilih nanti."

"B—Baiklah..." 

Dalam hati. Ya tuhan, mohon bantu hambamu ini.

"Hei, hei. Kamu lihat gadis itu, bukankah dia sangat cantik?"

"Kamu benar... tapi, laki-laki di sampingnya itu apa dia pacarnya?"

"Entahlah. Pokoknya gadis itu sangat imut dan cantik."

Para tante-tante itu terlihat sangat tertarik dengan penampilan Megumi. Akan tetapi, aku akan sangat sakit hati jika tidak di perdulikan seperti itu.

"Bagaimana dengan ini?" Megumi memperlihatkan model barunya padaku.

Kaos yang berbahan dari kain wol itu, sedikit agak terbuka. Warnanya juga sangat mencolok. 

"Coba yang lain." Aku tidak berpendapat apapun. 

"Baiklah." Megumi kembali masuk kedalam ruang ganti.

Sambil menunggunya keluar. Aku menyempatkan diri untuk melihat sudut ruangan toko itu. Ternyata ruangan ini terdapat 3 kamera CCTV. Mungkin sebelumnya terjadi sesuatu seperti perampokan atau perampasan barang.

Karena isinya wanita semua, aku yakin sebelumnya tidak ada yang bisa melawan perampokan tersebut. Aku sih tidak yakin dengan spekulasi yang kubuat-buat ini. Setidaknya kemungkinan alasan orang membutuhkan kamera CCTV adalah untuk mengetahui dan mendapatkan bukti nyata suatu perbuatan.

Beberapa menit kemudian Tirai ruang ganti itu bergeser. Dan keluarkah di balik tirai itu sosok gadis yang sangat imut dan cantik. Gadis itu tidak lain adalah Sakurasawa Megumi.

"Bagaimana?" Megumi memiringkan kepalanya dengan wajah imutnya.

"Woah! Itu cocok sekali. Dilihat dari sisi samping, depan maupun belakang itu terlihat sangat imut. Tapi, aku lebih suka kamu mengenakan pakaian tidurmu itu."

Tanpa sadar aku berucap banyak tentang dirinya.

"Sebenarnya kamu menilai yang mana...?"

"Tidak, tidak! Lupakan saja! Kamu benaran cocok kok mengenakan pakaian itu."

"O—Oh terima kasih..." wajahnya memerah.

Aku tidak tahu, itu model apa yang dikenakan Megumi sekarang. Yang pastinya, dia sangat imut dan cantik saat mengenakan pakaian model begitu.

Selain menyukai pakaian tidurnya Megumi, aku juga menyukai pakaian berlengan panjang berwarna merah muda. Apalagi Megumi wanita yang berambut pendek setengah bahu, membuat dirinya sepertinya sosok gadis impianku.

"Mau coba lagi?" Lanjut tanyaku.

"Tidak, aku akan beli ini saja. Lagipula, bukannya sudah satu jam lebih kamu menungguku daritadi." Jawabnya.

"Jangan terlalu memikirkan diriku. Sudah sejak lama, aku tidak pernah keluar rumah seperti ini di akhir pekan. Ternyata, tempat-tempat seperti ini sudah banyak berubah ya."

"Yah, begitulah. Tunggu sebentar ya, aku akan membayar ini."

"Baiklah."

Megumi pun segera menuju kasir. Dan langsung berkomunikasi dengan penjaga kasir. Lalu Megumi menyerahkan uang yang diambil dari dalam tasnya. 

Taklama Megumi kembali ketempatku.

"Ayo, kita pergi lagi."

"Selanjutnya, kamu ingin pergi kemana?" 

"Kurasa, tidak ada lagi... setidaknya jalan-jalan ya atau semacam hiburan?"

"Apa kamu tidak apa? Dari pagi tadi kamu terus berjalan kaki. Apa setidaknya kita naik bus umum saja nanti?"

"Boleh juga."

"Baguslah kalau begitu."

Kami pun melanjutkan perjalanan menuju halte. Di sepanjang jalan, kebetulan aku berpapasan dengan orang yang kukenal. 

Langkah kakiku terhenti sejenak.

Jaket itu... 

"Otosaka? Apa itu kau?"

Megumi mendengarnya langsung menghentikan langkah kakinya juga.

"Oh, Saruizawa ya. Sudahku duga, penampilanku tetap saja mencolok." Ucapnya dengan halus dan datar.

"Yah, itu karena jaket yang kau kenakan biasanya. Tentu aku langsung mengenalinya bahwa itu dirimu."

"Ya, ampun." 

Lalu, orang itu membuka tudung jaket di kepalanya. Terlihatlah sosok yang sangat jelas di mataku. Berambut abu, dan matanya yang berwarna biru kehijauan seperti emerald.

Dia adalah, Otosaka Sorata. Member dari Circle Desaigner.

"Woah! Kamu sangat tampan!" Yang berbicara itu Megumi.

Otosaka Sorata kembali menutupi wajahnya dengan tudung jaket itu.

"Sepertinya, aku hanya akan mengganggu kalian saja."

"Ngomong-ngomong, Otosaka. Siang bolong begini kau mau pergi kemana?"

"Hanya saja ada sesuatu yang ingin kubeli." 

"Oh, kalau begitu kami duluan."

"Yo." Salamnya dengan lembut.

Aku dan Megumi kembali melanjutkan perjalanan menuju halte.

Seperti biasanya, di saat kami sedang dalam keadaan berjalan. Tidak ada satupun yang membuka pembicaraan.

Megumi terus menatap kedepan trotoar, dan halte sudah terlihat dari sini. Mungkin jaraknya masih 150 meter dan itu bagiku sangatlah jauh. 

Aku menyempatkan diri untuk melihat jam di dalam ponsel. Di situ di tunjukkan pukul 14.12 artinya sekarang jam 2. Cuaca yang dingin tadi, terasa sedikit berkurang. Matahari sangat terik diatas, memancarkan cahayanya keseluruh alam semesta. 

Dan kami telah tiba di halte dengan tepat waktu.

"Penumpang berikutnya, dipersilahkan untuk memasuki bus." Suara itu berasal dari dalam melalui mikrofon. Menyuruh kami untuk memasuki bus tersebut.

Setelah mendengar perintah tadi, kami pun bersama-sama masuk kedalam bus.

Bus umum ini memiliki fasilitas yang lengkap. Mulai dari tempat duduk, AC, dan tersedia Televisi mini disetiap tempat duduk yang ada.

Megumi duduk di sebelah kiriku tepatnya di ujung dekat jendela bus. Megumi hanya duduk diam tidak berbunyi. Aku yang melihatnya seperti itu, langsung menyapanya.

"Megumi?"

Megumi tidak meresponnya. Lalu sekali lagi aku memanggilnya.

"Megumi?"

"Ah! Ada apa?" Megumi terkejut dan langsung menanyakannya.

"Seharusnya aku yang bertanya begitu, apa kamu baik-baik saja?" 

"Aku baik-baik saja kok, hanya saja..." Nadanya memanjang.

"Hanya saja?" Aku pun penasaran tentang kalimat terakhir yang ingin di ucapkannya itu.

"Tidak. Lupakan saja." 

"Apa itu sudah menjadi kebiasaanmu, berbicara setengah-setengah begitu?"

"Ahihi! Mungkin kamu benar." Megumi tertawa kecil.

Kami pun melupakannya begitu saja, beberapa penumpang menatap kearah aku dan Megumi yang asyik mengobrol. Mereka hanya mendengarkannya dan menonton tidak berucap apa-apa. 

Mereka mengira, kalau kami ini sepasang kekasih. Namun aku, kalau kami ini adalah kebohongan.

|| Next Bro! ||

Spoiler VoL 2 - CH.5 : Selepas turun dari bus, Saruizawa dan Megumi melanjutkan liburannya ke tempat makan.

下一章