webnovel

Kunjungan Ke Istana

-----------

Klop klop klop klop.

Kereta kuda berukuran besar berwarna dominan hitam bergerak perlahan keluar melalui gerbang ibu kota.

"Aww sakit kak" rintih PeiHua saat PeiYu memukul tangannya yang terluka, rombongan gagak hitam keluar ibukota setelah misi mereka tertunda dan kompetisi juga sudah berakhir, tidak ada lagi alasan mereka di sana lebih lama.

PeiYu menatap PeiHua tajam.

"Masih berani protes, kenapa kau sok pahlawan? Menyinggung Buaya dari Utara, cari mati yah?"

PeiHua membalas kakaknya dengan pandangan tajam.

"Apa salahnya menyinggung mereka? Orang-orang bertubuh besar itu berani menculik dan melukai seorang anak kecil, masach aku diam saja melihatnya? Kakak juga pasti akan bertindak khan?"

PeiYu gagap mendengar pertanyaan adiknya, ia menggeleng.

"Tidak, aku, tidak akan mempedulikannya"

PeiHua tahu kakaknya itu berbohong,

"Akh kakak bohong, kakak pasti akan melakukan hal yang sama"

"Tapi tidak sampai menyinggung Buaya dari Utara juga, bagaimana kita menghadapi mereka saat berjumpa di acara tahunan pemburu? Kau mau jadi musuh mereka?"

PeiHua tidak peduli, ia duduk menjauh dari kakaknya.

"Tidak tahu, aku juga tidak mau dekat-dekat orang barbar seperti itu, mereka mengerikan sekali"

PeiYu tak mau kalah, sepanjang jalan ia masih terus menceramahi adiknya yang kembali dari entah darimana dalam kondisi terluka di sana sini. Sementara pikiran PeiHua melayang entah kemana sambil melihat jalan di luar jendela.

Suatu siang yang cerah di depan aula Phoenix, Hong mendekatinya sambil membawa sesuatu di tangannya, menyodorkannya ke depan PeiHua dengan senyum yang lebar.

"Kak Pei! Ini manisan yang enak, ayo kakak coba!" Seru Hong membawa semangkuk makanan dengan manisan buah berwarna-warni di dalamnya.

Mood PeiHua sangat buruk tadi karena ia kalah di babak lima besar, sedikit lagi ia bisa menang, hanya karena salah gerakan ia harus menyerah, tapi, melihat wajah Hong saat ini, senyum yang sangat indah itu, membuat semua perasaan buruknya memudar, bahkan menghilang kini, perlahan ia merogoh manisan di dalam mangkuk di tangan Hong.

"Terima kasih adik Hong, ini enak sekali"

"Iyah khan kak, Hong bilang juga apa, ayo temani Hong ke taman yuk, bermain dengan kelinci lucu, ada banyak di sana kak, kak Pei pasti suka deh melihat mereka"

PeiHua ingat saat melihat kereta kencana yang membawa Hong berangkat dari kediaman SangGuan, tak lama saat hendak bertolak masuk kediaman PeiHua melihat sebuah kereta jelek mengikutinya, seakan mengenali dua orang dengan pakaian petani yang duduk di atas kereta, tanpa pikir panjang PeiHua mengikutinya.

Bahkan hingga saat PeiHua duduk di dalam keretanya kini, ia tetap tidak bisa menghilangkan senyum manis Hong dari kepalanya, beberapa kali diam-diam melihat ia bermain layangan di tengah lapangan rumput, mandi bersama di kolam tak jauh di belakang kediaman SangGuan, melihat HongEr bertelanjang dada sambil membasahi tubuhnya bersama dengan pengawal pribadinya, ia tidak bisa menghilangkan wajah manis itu, tawa jenaka itu, apa, mereka akan berjumpa lagi nanti? Entah kapan.

"Heh" PeiHua menarik napas panjang.

...........

Suara burung bernyanyi di pagi hari, udara sejuk di halaman belakang Istana Giok salah satu istana dengan luas cukup besar tak jauh di belakang istana kekaisaran.

Para pelayan terlihat sibuk menyiapkan ruangan untuk tamu agung pagi itu. Keluarga Jie dan tuan putri TangYuan.

DaHuang terlihat ikut membantu membawa beberapa barang dari atas kereta, sementara TangYuan kerap mengikuti Hong yang sejak tiba tadi tidak bisa diam melihat ke sana sini, wajar saja, ia sudah lama tidak melihat istana itu, terakhir berkunjung saat usianya mungkin lima tahun.

"Hong jangan jalan-jalan ayo duduk dulu" seru TangYuan, beberapa pelayan juga sibuk mengikuti tuan mudanya.

"Wah ruangannya bagus Ibunda, kamar Hong yang mana?"

BaiHu menggelengkan kepalanya, bukannya Hong nakal berlebihan hingga tidak bisa diam, dasar Ibundanya saja yang tidak bisa menjauh darinya. Sang mendekat.

"Tuan, LuYan dan lainnya sudah berangkat kembali ke Xi'an, situasi di rumah pak Tua Chang sepertinya sudah terkendali karena petugas daerah sudah mengamankan beberapa orang yang menjadi tersangka penyerangan"

BaiHu mengeluarkan pedangnya, membersihkan dengan kain bersih di tangannya.

"Apa mereka tahu motif penyerangan itu? Berapa orang yang tertangkap?"

Sang mengerutkan dahinya.

"Sekitar empat orang, mereka mengaku hanya berniat merampok tapi terjadi kekacauan hingga tanpa sengaja menyebabkan pembunuhan, pengakuan mereka memang agak janggal, tapi petugas masih berusaha menyelidiki pelaku di balik penyerangan sebenarnya"

BaiHu menghentikan gerakan tangannya melihat Sang lalu pada Hong yang terus mengelilingi ruangan membuat Ibundanya lelah.

"Semua seakan berputar di sekitar Hong, penculikan Hong, semua masih menjadi masalah yang menduri daging, Hong hanya seorang anak yang lemah, tapi kenapa ada yang ingin menculiknya dengan menyuruh dua Buaya dari Utara yang sangat berbahaya"

FeiEr masuk setelah menaruh beberapa barangnya ke kamarnya.

"Ayahanda"

BaiHu melirik tangan Fei yang masih dibalut perban.

"Jangan memaksakan diri Fei tanganmu masih terluka"

Fei mengangguk, ia melihat ke arah Hong yang melambaikan tangan ke arahnya.

"Kakak!"

Tanpa pikir panjang Fei segera mendekat.

"Hong katanya capek, ayo kakak antar ke kamar, adik harus banyak istirahat"

TangYuan mendekati BaiHu, ia kelelahan sejak tadi mengejar Hong ke mana-mana, ia duduk di depan BaiHu.

"Sayang, anak itu minum obat apa? Tenaganya tidak ada habisnya aduuh kakiku" beberapa pelayan segera memijat punggung dan kakinya.

BaiHu hanya tertawa kecil.

"Hehehe sayang kau ini, biarkan saja Hong ke sana ke sini, ia sengaja mengerjaimu karena sayang selalu mengikutinya ke mana saja"

"Anak nakal itu, harus bagaimana Hong baru sadar dan kita juga baru tiba dari perjalanan cukup jauh harusnya ia beristirahat, aduh ErNiang tolong siapkan teh ku yah" seru TangYuan, ErNiang menurunkan tubuhnya memberi hormat.

"Siap Yang Mulia" lalu bergegas membalikkan badan memberi perintah pada beberapa pelayan muda di belakangnya.

Tak lama kemudian suara keras dari luar.

"Yang Mulia Kaisar Tiba!"

BaiHu dan TangYuan langsung menoleh, sepertinya Yang Mulia Kaisar sudah selesai dengan rapat menterinya dan mengunjungi mereka bersama GaoNiang di sampingnya.

Pria berkuasa itu langsung melirik ke dalam ruangan.

"Hormat Yang Mulia" BaiHu dan lainnya menurunkan tubuhnya memberi hormat, Fei yang ada bersama Hong di ruangan agak dalam keluar dan memberi hormat.

"Salam Yang Mulia Paman Kaisar"

TangYau tersenyum sangat lebar, ia tak sabar menyongsong Fei dan Hong dan membangunkan keduanya.

"Aduh anak anak ini, kalian sudah besar rupanya, paman Kaisar merindukan kalian, HongEr manis sekali"

Hong tak bisa menghindar, seperti apa yang sudah bisa ia duga, Kaisar yang tubuhnya makin bulat, pipi makin tembem seperti bakpao itu tidak menyadari kalau ia juga menggemaskan hingga ingin sekali mencubit pipinya gemas.

"Ich anak manis"

Hong meraba pipinya, ia ingin marah, tapi semua orang malah melihatnya semakin gemas, bahkan bibi Ratu yang langsung merangkul tangannya.

"HongEr! Aduh anak ini sungguh sangat manis, TangYuan aku jadi mengerti kenapa kau sangat pelit berbagi HongEr, ayo anak manis ikut Bibi ke ruang makan yuk"

----------------------

下一章