webnovel

It is Love?

"Can't go out, can't stay home

I don't know how, how to be alone

I keep waiting for you, waiting for you to come back

With all of my love"

- Conor Maynard - All My Love -

☜☆☞

Jimin mengerjap kaget ia tidak menyangka bahwa Yoona menyetujui ajakan makan siangnya. ia tidak akan begitu kaget jika Yoona menolaknya tapi nyatanya ia mengiyakan. Yoona selesai membalut tangan Jimin ketika ia mendapati Jimin sedang menatapnya dengan pandangan intens.

"kenapa kau menatapku seperti itu?"

Jimin kembali menyadarkan pikirannya "apa kau ingin memilih kita akan makan siang dimana?"

kali ini Jimin tidak ingin mengambil alih keadaan, ia ingin Yoona yang menentukan langkah selanjutnya agar ia tahu bagaimana perasaan Yoona yang sebenarnya.

Yoona terlihat berpikir sebentar sebelum ia menyadari sesuatu, "bagaimana kalau di apartemenmu?"

☜☆☞

"wah ada Jimin rupanya. apa kau kesini mau menjenguk?" nenek Lee terlihat gembira melihat Jimin yang datang ke tempat rawat inapnya.

Jimin hanya tersenyum seraya menggelengkan kepalanya kecil "aku kesini mau membantu Yoona mengemas barang bawaan nenek katanya hari ini nenek boleh pulang"

mata nenek Lee semakin berbinar ketika ia mendengar bahwa ia diperbolehkan pulang dari rumah sakit "benarkah? lalu dimana Yoona?"

"ia sedang mengurus berkas-berkas kepulangan nenek" ucap Jimin seraya duduk di kursi samping ranjang nenek Lee. "bagaimana keadaan nenek?"

Nenek Lee tersenyum lembut "nenek sudah lebih sehat sekarang. terima kasih sudah membantu nenek"

Jimin kembali tersenyum kali ini ia menggenggam tangan nenek Lee dengan sayang. walau sebenarnya ia agak sedikit kecewa, Jimin berpikir bahwa Yoona akan mengajaknya makan siang di apartemennya maksudnya ditempat Jimin tinggal.

*Flashback

"bagaimana kalau di apartemenmu?"

"diapartemenku?" Jimin menunjuk dirinya sendiri dan bertanya pada Yoona dengan bingung.

"apa yang kaupikirkan!? maksudku gedung apartemen tempat kau tinggal. nenek Lee sudah boleh pulang hari ini, aku bermaksud mengajakmu makan siang disana sambil aku mengawasi nenek. dan lagipula jauh dari jangkauan kamera paparazi" jelas Yoona

Jimin menurunkan kembali tangannya dengan lemas namun ia berusaha untuk tidak terlihat kecewa. ia tahu bahwa Yoona tidak ingin tersorot oleh kamera dan menyebabkan skandal yang tidak diinginkan, mengingat Jimin seorang IDOL. Jimin hampir saja mengutuk dirinya karena ia terlalu terkenal hingga membuatnya membatasi setiap langkahnya jika ia tidak ingat perjuangan para member dan dirinya.

"baiklah" Jimin mengangguk dan tersenyum kepada Yoona.

"bagus kalau begitu, tolong temani nenek sementara aku mengurus berkas-berkasnya" ucap Yoona seusai ia membereskan peralatannya kembali ke tempat semula.

*flashback off

nenek Lee menatap Jimin yang sedang mengusap punggung tangannya dengan pandangan melamun, "ah mereka berdua ini suka sekali melamun" batinnya

"Jimin?" panggil nenek Lee dengan suara yang lembut.

Jimin tersenyum seraya menatap nenek Lee "iya nek ada apa?"

"apa Jimin menyukai Yoona?" tanya nenek Lee tanpa berbasa-basi sedikitpun

Jimin yang langsung ditanya seperti itu menjadi terkejut dan gugup "da...darimana nenek tahu?"

"hmm hanya intuisi tapi kenapa kamu selalu muram? bukannya jika sedang suka seseorang wajahnya selalu ceria dan senang? tapi kalian berdua malah murung?" ucap nenek Lee.

"kalian?" tanya Jimin mencoba menekan kata 'kalian' yang dirasanya agak membingungkan kepada nenek Lee yang tersenyum.

nenek Lee mengangguk "benar kalian berdua. kamu dan Yoona, Yoona sering melamun ketika menemani nenek dan kamu juga. walau kita baru bertemu 3 kali ini tapi nenek bisa melihat bahwa kamu banyak pikiran. apa nenek salah?"

Jimin menggeleng dengan wajahnya yang kembali muram ia bingung bagaimana caranya menceritakan kisahnya yang sungguh menyedihkan ini kepada nenek Lee bahkan jika ia bercerita keseluruhannya tidak akan merubah bahwa ialah yang bersalah atas apa yang terjadi di masa lalu. bagaimana bisa ia menceritakan kejadian yang seperti itu.

"jika Jimin tidak mau bercerita sekarang tidak apa-apa nenek tidak memaksa. tapi berceritalah kepada siapapun yang Jimin percaya karena..." Nenek Lee mengusap rambut hitam Jimin dengan lembut "jika tidak dikeluarkan akan menjadi penyakit berbahaya dan bisa membuatmu depresi"

nenek Lee kembali bersandar, "banyak orang-orang yang mati bunuh diri karena depresi. depresi yang dimaksud adalah ketika orang itu mendapat masalah atau tekanan ia hanya memikirkannya sendiri tanpa mau membaginya dengan orang lain kenapa? karena ia trauma menceritakan kisahnya pada orang lain dan berakhir dikhianati atau dia tidak memiliki orang yang dipercaya hingga akhirnya beban itu bertumpuk dan menyebabkan depresi lalu berujung bunuh diri"

nenek Lee menatap Jimin yang masih setia mendengar nasihatnya, "kamu pemuda yang baik nenek yakin Yoona akan menerimamu lagi terlepas dari kesalahan apa yang kamu lakukan"

Jimin kembali menatap kaget nenek Lee dengan matanya yang membola karena terkejut, "nenek tahu? masalah kami?"

nenek Lee menggeleng "nenek tidak tahu persis masalah kalian. nenek hanya menyimpulkan dari apa yang nenek lihat dari Yoona. sepertinya Yoona masih enggan untuk membuka hatinya kembali padamu. tapi nenek yakin kalau Jimin mau berusaha berubah pasti Yoona akan luluh"

Jimin mengernyit ragu dengan kata-kata nenek Lee. Yoona akan luluh kalau ia berubah? meski saat ini Jimin sedang berusaha melakukannya tidak dipungkiri bahwa ia merasa pesimis dengan sikap Yoona yang seakan tidak peduli dengan perubahannya.

nenek Lee yang mengerti bahwa Jimin merasa ragu kembali mencoba menenangkan pemuda tampan dihadapannya ini, "berusahalah adakalanya batu terkikis oleh air jika terus dihujani"

Jimin kembali tersenyum dan mengangguk, entah kenapa kata-kata nenek Lee bisa membuatnya kembali optimis mengejar cintanya kembali. benar ini baru permulaannya jika mundur sekarang ia bukanlah Jimin yang terkenal melainkan seorang pengecut yang melarikan diri masalah. jadi dengan kepercayaan diri yang meningkat Jimin mulai menegakkan kembali wajahnya dengan senyum di wajah.

selang beberapa saat pintu ruang rawat nenek terbuka dan munculah Yoona yang membawa kursi roda serta seorang suster yang akan melepas infus ditangan nenek dan mengecek kembali keadaan nenek. Jimin segera memakai maskernya guna menutupi wajahnya dari suster tersebut dan berdiri agak menjauh dari tempatnya.

Yoona yang melihat itu mulai menghampiri Jimin dan mendekatkan bibirnya ditelinga Jimin untuk berbisik namun tindakan Yoona yang tiba-tiba itu membuat Jimin mengsalah artikan gerakannya dan membuatnya berdiri kaku ditempatnya. wangi buah lemon yang menguar dari tubuh Yoona membuat Jimin tidak bisa berpikir jernih kala sebuah kalimat memaksanya untuk kembali ke realita.

"kau pulang saja duluan agar tidak terlibat skandal apapun disini" bisik Yoona setelah itu ia menegakkan kembali tubuhnya dan berbalik menghampiri nenek Lee yang sudah diperiksa.

Jimin mengerjapkan matanya dua kali lalu berdeham ia kemudian menghampiri nenek Lee dan berbisik, "nenek aku akan kembali ke apartemen lebih dulu"

nenek Lee yang paham akan kondisi dan situasi Jimin hanya mengangguk perlahan dan tersenyum, "baiklah hati-hati ya"

Jimin membungkuk dan berbalik menatap Yoona, "telepon aku untuk makan siangnya atau aku yang akan meneleponmu dan menghampirimu" lalu ia tersenyum untuk terakhir kalinya dan berbalik meninggalkan ruangnya rawat.

Yoona kembali mengeluarkan rona merah diwajahnya, ia benar-benar tidak menyangka bahwa Jimin akan menagih janji makan siangnya padahal ia berusaha membuatnya lupa akan janji tersebut guna menghindari Jimin tapi ternyata Jimim tidak lupa sama sekali.

ia menggigit bibirnya dengan bingung antara ia harus meneleponnya atau membiarkan Jimin yang memaksanya. ditengah pikirannya suara nenek Lee memecahkan pikirannya, "Yoona sedang apa? nenek sudah selesai"

"eoh i...iya nek" Yoona menghampiri nenek Lee dan membantunya duduk dikursi roda dan mereka berdua pun meninggalkan rumah sakit bersama.

下一章