Tak lama kemudian seorang wanita dewasa datang bersama dengan Karin. Wanita dewasa itu yang melihat kehadiran Lucas di ruang kesehatan tampak bertanya-tanya. Untungnya, Karin yang memiliki kesadaran penuh dan sudah hapal dengan sikap gurunya mulai bicara lebih dulu.
"Saya meminta bantuan Lucas mengompres bengkaknya, Buk. Petugas yang piket hari ini sedang berjaga di sekitar lapangan, jadi saya ditinggal sendirian di ruang kesehatan." jelas gadis itu dengan lembut. Buk Emik hanya menanggapi dengan santai penjelasan dari murid kesayangannya. Wanita dewasa itu pun lalu melihat pada tangan Selena yang memang bengkak.
"Tidak apa-apa, setelah dua minggu diolesi salep pereda nyeri, bengkaknya akan hilang dan kamu bisa bergerak seperti leluasa. Pastikan minum juga obat yang Ibu resepkan padamu ya." ucap wanita dewasa itu sambil mengurut pergelangan tangan Selena. Selama dokter kesehatan itu menangani luka yang ia alami, Selena tidak sadar jika tangannya menggenggam erat lengan Lucas sebagai pelampiasan dari rasa sakitnya.
Lucas yang lengannya di cengkeram kuat, melirik pada tangan Selena. Alisnya yang tebal tampak mengernyit, ada ketidaknyamanan yang diperlihatkan wajahnya saat Selena melakukan itu.
Bukan hal yang baru lagi buat Lucas jika dia tidak menyukai kontak intim dengan lawan jenisnya. Karena alasan dari masa lalunya yang membuat dia terluka dan kecewa sampai sekarang, Lucas memiliki kebencian terhadap perempuan yang mencoba mendekat padanya. Apalagi, jika perempuan itu perempuan genit dan bersikap manja seperti Byanca. Lucas jadi tak sabar ingin memaki perempuan tak tahu malu seperti itu.
Selena menyadari dengan jelas tatapan intens yang diarahkan Lucas, setelah dia tahu bahwa lengan pria itu dia cengkeram, Selena mulai melepasnya dengan kepala merunduk malu. Di dalam hatinya, gadis itu pun mengucapkan permintaan maaf teruntuk Lucas.
Sayangnya, karena keberadaan dua orang asing di sekitar mereka, Selena memilih tidak mengatakannya karena perasaan malu lebih mendominasi gadis cantik tersebut.
Semoga saja kakak kelas itu tidak mencincangnya karena sudah berani mencengkeram tangannya! Pinta Selena dengan bibir mengerucut. Baru kali ini ia merasakan sendiri bagaimana merepotkannya mencari masalah dengan kakak seniornya di awal semester dia baru masuk sekolah.
Benar-benar hari yang sial!
***
"Kemana kamu akan pergi?" tanya Lucas pada Selena yang baru saja keluar dari ruang kesehatan.
Selena yang mendengar seseorang berbicara, langsung berpaling ke belakang. Ia dapati Lucas sedang berdiri di depan pintu ruang OSIS, menatap kepadanya. Apa senior itu baru saja berbicara padaku? Batin Selena bertanya-tanya.
"Kemari." Lucas mengayunkan jari telunjuknya memanggil Selena yang celingak celinguk. Raut wajah gadis itu nampak kebingungan, dan entah mengapa dimatanya terkesan menggemaskan. Saat Lucas sadar dengan apa yang sudah dia pikirkan, remaja itu mengerutkan alisnya keheranan.
Karena tidak ada siapapun di sana, dan hanya ada dirinya di dekat Lucas, Selena berpikir pasti senior itu baru saja bicara padanya. Dengan tangan kanannya yang terdapat perban dan dia sangga, gadis itu pun berdiri di hadapan Lucas, "Kak Lucas memanggilku?"
"Selain ada dirimu disini, memangnya kamu pikir aku bicara pada siapa?"
Aku kan hanya bertanya. Lirih Selena mengerucutkan bibirnya mendengar balasan Lucas.
"Aku memaafkanmu." ucap Lucas tiba-tiba.
"Hah?"
"Aku tidak akan mempersalahkan dirimu karena tadi sudah menendang ku." lanjutnya lagi setelah melihat Selena tidak paham maksudnya.
"Ah, itu... Tadi, aku minta maaf. Aku tidak tahu kalau kak Lucas yang memegang pundakku. Kupikir... Mereka..." Tidak melanjutkan ucapnya, Selena malah meminta maaf berulang-ulang, "Sekali lagi, maafkan aku Kak."
Lucas mengerutkan alisnya karena tak tahan mendengar permintaan maaf terdengar berulang-ulang di telinganya. Ia pun mengulurkan tangannya ke depan, memberi Selena salep pereda nyeri untuk sakit di tangannya, "Pakai ini sampai bengkaknya menghilang."
Selena mengerjap, melihat pada tangan Lucas yang memegang tube berwarna putih, lalu melirik Lucas kembali dengan kernyitan di dahi. Meski begitu, ia tidak menolak, dengan tangan kirinya ia mengambil pemberian Lucas, "Terima kasih."
Lucas memasukkan kembali tangannya di saku celana. Gayanya yang cuek membuat Selena memerah wajahnya. Untuk pertama kali, selain Andre, ia melihat wajah rupawan seorang laki-laki. Meski kakak kelasnya itu hanya berdiri dan memasang wajah galak, wajahnya yang rupawan tak berkurang sedikitpun.
"Kembalilah ke kelas." Suruh Lucas dengan nada suaranya yang dingin dan dalam. Bagaimanapun, ia masih memiliki keengganan dan kebencian mendalam pada kaum hawa. Jadi meski apa yang dia lakukan barusan merupakan sifat tak biasanya, ia tidak terlalu banyak berpikir.
Setelah mengucapkan kata itu, Lucas kembali masuk ke dalam ruangan OSIS. Meninggalkan Selena yang mematung di tempatnya berdiri dengan kepala berkecamuk memikirkan sikap Lucas yang baik.
Tidak seperti rumor. Pikir Selena. Walaupun ia terkesan tak acuh pada lingkungan sekitar, gosip sekolah masih bisa dia ketahui dengan samar. Itu pun berkaitan dengan kakak seniornya barusan.
Kalau saja pada saat dia masuk ke lingkungan sekolah tidak dijejali bisikan keras mengenai ketua OSIS, ia pasti tak akan memiliki ingatan jelas tentang kepopuleran Lucas saat ini. Ia awalnya belum tahu jika yang dimaksud siswi-siswi itu adalah Lucas ini. Karena memang, ini adalah pertemuan pertama mereka dalam artian bisa bicara langsung dengan tatap muka seperti tadi.
Lucas adalah ketua OSIS. Dimana saat masa orientasi siswa pertama kali dimulai, Lucas sempat mengenalkan diri. Dan Selena hanya melihat Lucas sekilas. Itu sebabnya, meski sudah satu minggu menjalani masa orientasi siswa ini, ini adalah pertama kalinya ia mengenali Lucas.
Sigh!
Selena yang tidak memiliki kepentingan apapun dan sudah mendapatkan ijin dibebas tugaskan dari upacara terakhir masa masa orientasi siswa, mulai berjalan kembali menuju ke kelasnya.
Lagipula, apa yang bisa ia lakukan sendirian di sini, saat teman-temannya yang lain sedang berada di lapangan. Kembali ke kelas adalah pilihan yang tepat.
***
Dukung cerita penulis lainnya di Web Novel. Terima kasih