"Boleh dong mampir tiap malam minggu, Pak. Sekalian malam mingguan begitu," kata salah satu mahasiswa itu lagi. Abimanyu kembali tersenyum kemudian dia mengangguk.
"Oh boleh saja, silaturahmi tidak dilarang sama sekali," jawabnya mantab.
Tak lama setelah itu, pintu kelas terbuka dengan cara kasar. Tiga orang cowok masuk ke kelas tanpa ada basa-basinya sama sekali.
Dinda tampak melihat siapa gerangan cowok-cowok itu, matanya terpaku saat melihat salah satu wajah cowok yang ada di sana. Wajah mirip Rendra, bahkan Dinda nyaris tak percaya dan mengira itu Rendra. Bagaimana bisa ada sosok semirip itu dengan Rendra? Atau Rendra sebenarnya masih hidup dan lupa ingatan hingga menjelma menjadi sosok itu? Dinda benar-benar tekejut bukan main. Tangannya tampak bergetar hebat, matanya begitu nanar.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者