"Pak tua itu tak salah membuat perkiraan, nyatanya kau memang sangat mengagumkan dengan keseluruhan diri mu ini. Apa kau merasakannya? Milik ku bahkan langsung siaga karena menemukan lubang ketat yang di rindukannya," bisik Nathan dengan masih mengambil kesempatan untuk mengecup punggung tangan milik Devan.
"Merindukan milik ku? Seperti kau sudah pernah mendatanginya saja. Lagi pula apa kau masih yakin dengan anggapan mu tentang ku? Tentang milik ku yang masih rapat saat ini?"
"Brengsek!"
Balasan Devan membuat Nathan menggeram frustasi. Telapak tangannya terbuka, menggosok kasar permukaan wajahnya hingga memerah. Hawa panas langsung menyeruak, menarik Devan yang turut merasakannya dengan sangat jelas.
Devan yang memang berniat untuk melepaskan Nathan secara perlahan, bahkan tak menemukan momen tepat tanpa membuat mantan kekasihnya itu terluka parah.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者