"Jadi begini aku tuh, lagi makan malam sayangnya pihak driver perempuan meresa tak perlu pakai GO-FOOD segala. Berhubung aku tahu bahwa jaket tersebut adalah mantan musuhku di masa lalu, tapi sayang jangan berpikiran aneh-aneh dulu. Soalnya, aku mau bicara selagi masih di depan pintu kamar kita. Persoalan kenapa telat tidur? Yah mungkin serius bahas mengenai pembunuhan sahabatku tercinta!" ujar Frendy menjelaskan padanya.
Namun, tanggapanya membuatku terheran-heran. Sampai-sampai ia merasa selama berada di Bandung tak ada kasih perhatian. Ya sih, apalagi urusanku belum selesai, sedangkan urusanmu sudah selesai. Bagaimana lagi supaya Lusi tidak marah sama aku? Padahal sebelum ke sini sudah was-was banget. Bahkan sempat berpikiran, "Misalkan, pintu kamar di kunci. Sudah fix tidur di luar! Heh ... malah pintu kamar terbuka lalu, ada kamu sedang marah padaku."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者