Tak perlu berpikir lama aku menghampirinya untuk tanya kenapa ia berada disini? Daripada nanti negative thinking lebih baik seperti itu, mumpung dia masih ada di kantin bersama teman-temannya tapi alasannya apa ya? Aduh bingung soalnya supaya Ersya percaya bahwa diriku ingin mengobrol berdua dengannya.
Dalam benakku sih masih bimbang apakah ia ingin mengobrol denganku? Walau hanya sebatas rekan kerja untuk kebaikan dirimu yang saat ini kerja di Perusahaan Kebahagiaan sebagai karyawan tetap, tapi kumohon padamu jangan langsung marah kepadaku karena belum bisa mengontrol emosi takut nanti terulang kembali seperti dulu.
Lebih tepatnya pada saat kita berdua sedang ada konflik mengenai diriku ingin berhenti melakukan kejahatan lagi namun selalu saja terhalang olehmu untuk tidak berhenti, terjadilah keributan cukup besar sampai mengeluarkan sebuah kalimat toxic sampai dirimu terpancing juga atas ucapan dariku.
Seharusnya sih tak perlu mengucapkan kalimat tersebut membuat semua mengetahui kita berdua sampai saat ini, apakah kamu merasa begitu sebelum ke terima di Perusahaan Kebahagiaan? Apa sih membuatmu ke terima di Perusahaan Kebahagiaan sebagai karyawan tetap? Kan kita sama-sama lulusan SMA masa ya di terima.
Membuat aku iri saja padamu soal kerja disini bukan cuma itu saja ada satu yang ingin tanyakan padamu apa benar kamu telah tobat? Dan memilih berhenti melakukan kejahatan lagi jika benar perihal itu aku sangat salut sama kamu kalau masih pikiran ingin melanjutkan kembali melakukan kejahatan tak segan kuakan melarangmu melakukan itu.
Sudah saatnya kamu berubah lebih baik dari sebelumnya daripada nanti terlibat sama kepolisian urusannya makin rumit malahan bisa di penjara, hanya saja aku enggak bisa memaksamu tapi akan kuusahakan menuju ke jalan yang lurus, kalau bisa mah ikut kajian di Masjid Al-Ikhlas bersamaku dengan yang lainnya.
"Assalamualaikum wr, wb, Ersya apa kabar?" tanya Frendy.
"Wa'alaikumsallam wr, wb heh kamu kenapa ada disini?" tanya Ersya terheran-heran keberadaanku disini.
"Yah ada lah kan kerja disini," ucap Frendy.
"Hmmmmmm,,,....,,,,, memang kerja dibagian mana? Kenapa aku enggak tahu kamu kerja di Kantor Perusahaan Kebahagiaan?" tanya Ersya.
"Aku kerja sebagai OB cleaning service, karena baru keterima hari ini Ersya," ucap Frendy sambil senyum kepadanya.
"Hmmmmm,,,,....,,,,, begitu ya pantes baru kelihatan hehehehehe," ujar Ersya tersenyum kepadaku.
"Ya sudah lama kita enggak berjumpa hmmmm,,,....,,, boleh aku mau ngomong sesuatu padamu berdua tapi jangan disini?" tanya Frendy dengan senyum manis.
"Boleh saja memang kenapa?" tanya Ersya merasa bingung.
"Enggak apa-apa cuma ingin ngomong berdua saja denganmu," ucap Frendy menyakinkan dirimu untuk bisa bicara berdua denganku.
"Yaudah mau ngomong dimana?" tanya Ersya.
"Lebih enak dekat taman kantor saja mumpung masih istirahat bagaimana?" tanya Frendy.
"Boleh," ucap Ersya.
Kita berdua pun pergi ke taman dekat kantor Perusahaan Kebahagian walaupun merasa gugup dan grogi juga pertama kali bisa ngomong berdua dengan Ersya, dalam benakku merasa masih terbayang tentang masa lalu kita berdua.
Yang berusaha menghindar dari kejaran Polisi sampai harus sembunyi di tempat kosong enggak ada siapa-siapa namun ide dari dia cukup berhasil membuat Polisi frustrasi mencari kami. alhamdulillah kami bisa bertemu kembali di sebuah kantor Perusahaan Kebahagiaan.
Tapi cukup asyik sih dia sekarang enggak seperti dulu lagi dari pakaian sampai ujung kaki sopan berbicara pun berhati-hati juga, membuatku makin penasaran saja dengan pertayaan dariku untuknya mengenai apakah sudah bertobat belum? Nah sebelum ke pertanyaan itu aku sempat bertemu dengan Rifqi mempertanyakan kenapa bareng sama Ersya? Aduh kujawab apa ya alasan yang tepat.
Sambil memikirkan itu akhirnya aku jawab dengan sejujur-jujurnya bahwasanya ingin tanya apakah ia sudah bertobat atau belum? namun Rifqi tidak mempercayai aku pun menyakinkan dia untuk ikut denganku supaya percaya omongan dariku, setiap melangkah ke arah taman hatiku ini merasa yakin bahwa Ersya sudah bertobat.
"Hmmmm,,,,....,,,, Frendy sebelum ngomong sesuatu aku ingin curhat boleh?" tanya Ersya kepadaku.
"Boleh memang mau curhat mengenai apa ya kalau boleh tahu?" tanya Frendy.
"Sebenarnya sih aku sudah tobat enggak mau terlibat dalam hal kejahatan sudah muak sekali, sudah puluhan tahun aku selalu saja di penjara sesudah kamu enggak jadi partnerku tapi sekarang sudah berkerja di Perusahaan Kebahagiaan ini," ucap Ersya dengan nada mau bersedih.
"Hmmm,,,,.....,,,, begitu ya tapi sejak kapan kamu mendapatkan hidayah?" tanya Frendy penasaran jawaban darimu.
"Sejak sudah masuk ke dalam sel penjara," ucap Ersya menahan air matanya.
"Oh berarti sama dong sama Rifqi sebelahku, jangan bersedih ya kita akan membantumu untuk memperkuat imannya walaupun ilmuku masih kurang sih," ucap Frendy membujuk supaya Ersya tidak bersedih lagi.
"Ya benar sekali aku pun akan membantumu seperti ucapan dari Frendy," ucap Rifqi tersenyum kepada Ersya.
"Hmmmm terima kasih ya untuk partner lamaku maupun kamu sudah mau membantuku memperkuat iman," ucap Kiki dengan ekspresi terharu.
"Iya sama-sama Ersya," ucap Rifqi dan Frendy.
Kami pun kembali lagi ke kantor Perusahaan Kebahagiaan karena sebentar lagi istirahat akan berakhir, tapi aku enggak ketemu sama Firdaus di Kantin dia kemana ya? Padahal sih aku ingin ngobrol dengannya kayaknya sibuk deh sampai tidak bertemu.
untung saja tadi belum menyampaikan sesuatu kepada Ersya bahwa diriku ingin bertanya mengenai apakah sudah bertobat atau belum? Ternyata dia sudah duluan memberitahu kepadaku bahwasanya ia sudah bertobat, feelingku sudah mengetahui perihal ini.
Pada saat aku belum pulang ada sesuatu yang disembunyikan oleh karyawan lainnya mengenai diriku maupun Ersya, tapi enggak peduli juga omongan mereka semua yang penting kita berdua tidak melakukan aksi kejahatan lagi.
Walaupun dulu aku mempunyai masa lalu kelam
Bukan berarti kuakan kembali kesana
Tapi diriku merasa sudah waktu menuju ke jalan yang lurus