webnovel

2.11 - Memperdalam Persekutuan

Pemukiman kecil di perbatasan Region Tuscan dan Region Tarai.

Pukul 0812, 25 Maret 2025

Api unggun berkobar hebat melahap tumpukkan kayu kering, sementara dihadapannya ratusan penduduk berlutut di bawah todongan senjata anggota Kavaleri Mightwick dari Region Tarai.

Mayat penduduk yang sebelumnya mencoba melawan segera dilemparkan ke dalam api unggun dan bau daging terbakar segera memenuhi udara.

Kapten Berg menghirup nafas dalam-dalam dan seketika wajahnya penuh dengan ekstasi.

"Aroma yang membangkitkan semangat hidup di pagi hari."

Gumam Kapten Berg sebelum melemparkan sebuah pedang pendek ke hadapan seorang pria yang berlutut sambil memeluk anak laki-laki berumur empat tahun.

"Bunuh anakmu dengan tanganmu sendiri atau aku akan melemparnya ke dalam api unggun."

"Kumohon, kami tidak melakukan apapun yang mengganggu ketenangan Region Tarai."

Dengan tatapan acuh tak acuh Kapten Berg mengabaikan permohonan sang pria.

"Lakukan saat aku masih meminta baik-baik."

". . ."

Sang pria menatap api unggun yang semakin membumbung sebelum beralih menatap pedang pendek di hadapannya. Air mata segera membasahi pipinya sementara ia menggelengkan kepala.

"Jangan mengetes kesabaranku."

Sementara Kapten Berg berjalan mendekat, dua anggota Kavaleri Mightwick dengan sigap memegangi tangan sang pria. Tanpa kesulitan Kapten Berg meraih anak laki-laki yang sedang menangis sambil memegangi ayahnya, lalu melemparkan sang anak ke api unggun.

"Uwaaaaa. . . D-dad. . . Mom . . . sakit. . . !"

Karena tidak tahan mendengar jeritan anaknya seorang wanita segera berlari menuju api unggun. Tanpa ragu ia menerjang dinding api dan membawa anaknya keluar dari api yang sedang berkobar hebat.

Sambil bercucuran air mata sang wanita mati-matian mencoba memadamkan api yang melahap tubuh anaknya, namun sebelum ia berhasil tiga anak panah melesat menerjang tubuhnya dari samping hingga menembus jantungnya.

"Siapa yang memberimu izin untuk mengganggu pertunjukanku."

Dengan riang Kapten Berg menatap sang anak yang menjerit dan meronta sementara sambil tersedak darahnya sendiri sang ibu memeluknya erat-erat.

Tidak lama berselang pasangan ibu dan anak tersebut roboh ke atas tanah dan tidak bergerak lagi.

Kapten Berg lalu menjambak rambut sang pria sebelum berkata.

"Inilah yang kau dapat jika kau tidak memenuhi permintaanku saat aku meminta baik-baik."

"Jahanam busuk! Jiwamu akan terbakar di neraka."

"Aku tahu, dan sebagai informasi aku tidak sabar menunggunya."

Kapten Berg mengabaikan gertak gigi sang pria yang baru saja kehilangan istri dan anaknya dan memandang penduduk desa yang menatapnya dengan penuh horor.

"Bunuh anakmu dengan tanganmu sendiri, beri mereka kematian cepat atau mereka akan mati mengenaskan di depan mata kalian."

Tidak lama berselang seorang pria meraih pedang pendek yang tergeletak diatas tanah lalu sambil bercucuran air mata ia memenggal kepala anak perempuannya yang baru berumur satu tahun.

Setelah itu sang pria dan istrinya lalu memeluk erat-erat tubuh dan kepala anak mereka sebelum berjalan menuju api unggun.

Rasa sakit yang amat sangat terlihat dengan jelas di wajah pasangan tersebut, namun bukan rasa sakit karena api yang membakar tubuh mereka.

Satu per satu para orang tua kemudian membunuh anaknya sendiri dengan tangan gemetar dan air mata yang mengucur deras. Beberapa pria bahkan harus membunuh istri mereka yang mencoba melindungi anak mereka. 

Sementara beberapa pria lain menjerit histeris dan meratap setelah membunuh anak mereka yang sebelumnya dalam kebingungan dan ketakutan menangis, memohon atau mencoba lari.

Tidak lama berselang tidak ada lagi anak-anak yang tersisa, Kapten Berg segera tersenyum lebar sebelum memberi instruksi pada Letnan yang berdiri di sampingnya.

"Lakukan apa yang kalian inginkan terhadap penduduk yang tersisa, tapi pastikan beberapa orang hidup untuk menyebarkan kepanikkan."

"Sir!"

Sang Letnan menyeringai dari telinga ke telinga sebelum menoleh ke arah calon korbannya yang sedang menggigil ketakutan.

Di lihat dari cara personel Kavaleri Mightwick bekerja, terlihat jelas kalau pembantaian dan teror adalah hal biasa bagi mereka. Dari tatapan mata dan senyum di bibir mereka, bahkan terlihat jelas kalau mereka sangat menikmati aksi yang mereka lancarkan terhadap penduduk desa.

- - - - -

Ruang Rapat Amethyst Corp, Kastil Magwurt.

Pukul 12.50, 25 Maret 2025

Setelah aliansi dengan Region Tuscan dibentuk, Markas Amethyst Merchant dan perkemahan di timur tembok kota segera dipindah ke dalam Kastil Magwurt.

Sebelumnya para petinggi Region Tuscan sudah diberitahu kalau koalisi Region Tarai, Region Liqua dan Region Darpha sedang menumpuk kekuatan di perbatasan utara dan kemungkinan akan datang menyerbu. Jadi mereka tidak kaget ketika Letkol. Slane meminta mereka datang ke Markas Amethyst Merchant.

Hanya saja mereka sama sekali tidak menyangka akan diminta menyaksikan pembantaian dan kebiadaban yang pagi ini dilancarkan elemen kavaleri Koalisi Utara di sepanjang perbatasan. 

Kamera pengintai standar pada Reaper dapat menampilkan nomor plat mobil secara close-up dari jarak 4 km. Sedangkan versi yang digunakan Reaper milik ACG dapat melakukan hal yang sama dari jarak 9 km, karena itu pembantaian yang menimpa delapan pemukiman di perbatasan utara dapat dilihat dengan jelas dan detail oleh para petinggi Region Tuscan.

Begitu Viscount Rattel mengambil alih kepemimpinan, hal pertama yang ia lakukan adalah mencabut larangan migrasi bagi penduduk Region Tuscan. 

Namun pindah ke Region lain bukanlah hal mudah. Jadi sebagian besar penduduk Region Tuscan mendirikan pemukiman di sepanjang perbatasan agar dapat mencari penghidupan dari Region lain sambil menunggu izin untuk menjadi penduduk Region tersebut.

Karena itu secara teknis penduduk yang dibantai bukan penduduk Region Tuscan lagi. Namun entah kenapa darah para petinggi Region Tuscan tetap mendidih ketika mereka diminta melihat kebiadaban yang menimpa mantan warga mereka.

Bang!

Jenderal Khartoum menggebrak meja sementara gemertak giginya terdengar hingga ke setiap sudut ruangan.

"Kavaleri Mightwick, Kavaleri Widewild dan Kavaleri Storam. Bangsat yang tidak pernah melihat perang sesungguhnya dan hanya tahu bagaimana menyerang target lemah untuk menimbulkan kepanikan."

Viscount Rattel menghela nafas dalam-dalam sebelum berkata.

"Jenderal Khartoum tenangkan dirimu. Mereka sedang mencoba memancing reaksi kita."

"Ser Viscount, dengan segala hormat, izinkan saya merespon provokasi mereka. Dengan menggunakan truk dari Amethyst Merchant, 150 pengawal pribadi saya bisa tiba di perbatasan dalam sekejap untuk mengganggu operasi mereka dan memberi penduduk di pemukiman yang belum tersentuh waktu untuk melarikan diri."

Viscount Rattel segera menoleh ke arah Letkol. Slane, yang menarik nafas dalam-dalam sebelum berkata.

TF Amethyst sedang merencanakan operasi besar, jadi setiap pergerakan harus saya konfirmasikan terlebih dahulu. Hanya saja petinggi TF Amethyst adalah orang-orang berkepala dingin. Jadi saya ragu mereka akan memberi izin dan kemungkinan besar akan mengabaikan provokasi dari Koalisi Utara demi menjaga elemen kejutan yang sedang disiapkan."

Kegetiran terlihat dengan jelas dalam tatapan Viscount Rattel. Namun ia sadar, dengan terbentuknya aliansi antara Region Tuscan dan Amethyst Merchant, maka ia tidak bisa bertindak sembarangan. Bisa dibilang ia bahkan harus mengikuti rencana yang disusun oleh induk Amethyst Merchant.

Letkol. Slane sendiri memberikan jaminan kalau TF Amethyst tidak akan membiarkan Magwurt City jatuh ke tangan siapapun dan memiliki kemampuan yang lebih dari cukup untuk memastikan hal tersebut.

Dan untuk saat ini, Viscount Rattel memilih untuk mempercayai janji tersebut meski ia belum melihat potensi militer induk Amethyst Merchant.

"Saya mengerti dan dengan sepenuh hati akan mengikuti rencana yang sedang disusun oleh TF Amethyst."

Jenderal Khartoum ingin mengajukan protes, namun Maine Rattel yang duduk disebelahnya menggenggam pergelangan tangannya erat-erat, jadi ia membatalkan niatnya.

- - - - -

Ruang CO, Harley Quinn MOA

Pukul 14.12, 25 Maret 2025

Vex meletakkan cangkir teh di tangannya sebelum menatap Jenderal O'Neil dalam-dalam.

"Melenyapkan delapan kawanan yang menerobos masuk bukan hal sulit, tapi hal tersebut sama saja dengan memberi mereka peringatan. Jadi aku ingin memastikan apakah kau benar-benar ingin melakukannya?"

"Ya, anggaplah kita sedang memberi mereka peringatan dan jika mereka mengabaikannya maka kita akan menyapu bersih mereka dengan sepenuh hati."

Dengan penuh keraguan Vex memandang Jenderal O'Neil.

"Kau ingin memperingatkan lawanmu? Pak Tua, ini bukan caramu bertempur. Apakah kau salah minum obat pagi ini?"

Jenderal O'Neil mengetuk-ketukan jarinya ke meja sebelum berkata.

"Slane mengatakan kalau petinggi Region Tuscan bereaksi sangat keras meski pada akhirnya mereka berhasil menahan diri. Karena itu kita tidak bisa mengabaikannya begitu saja."

". . ."

"Selain itu Region Tuscan sama sekali tidak gentar meski lawan yang datang mengetuk jumlahnya beberapa kali lebih besar, padahal mereka sedikitpun belum melihat kapasitas ofensif kita."

". . ."

"Kita beruntung memiliki sekutu yang tangguh, karena itu aku merasa kita sebaiknya memperdalam keyakinan mereka."

Vex sendiri sangat paham arti ungkapan 'Tiger opponent is true challenge, pig teammate is calamity in disguise.' karena itu ia bisa mengerti niat dari Jenderal O'Neil.

"Well, mereka bersedia menahan diri dan mengikuti permainan kita sementara penduduknya dibantai. Jadi sebaiknya kita tidak berlebihan."

Vex menyesap habis tes di hadapannya sebelum melanjutkan.

"Aku akan menyiapkannya. Tidak akan butuh waktu lama karena kita sudah ada dalam status siaga tempur."

Jenderal O'Neil mengangguk puas sementara Vex bangkit berdiri dan berjalan keluar sambil membawa cangkir teh yang sudah kosong.

*****

下一章