webnovel

Sebuah Novel

"Ya ini aku. Apakah model rambut baruku membuatmu tidak mengenaliku?"

Kakek Cio terkekeh. "Tidak. Itu tidak akan bisa mengelabuiku, dari suaramu saja aku sudah sangat kenal bahwa itu kau."

"Biar kutebak! Pasti buku yang kau beli 4 hari lalu sudah selesai kau baca, dan sekarang kau ingin mencari buku lagi. Benar bukan?"

Aku tertawa. Kakek Cio benar-benar menghafal kebiasaanku. "Boleh aku mencari sekarang?"

"Ya, ya, carilah kesukaan mu."

Aku mengangguk paham saat mendapat izin darinya, kemudian aku bergegas berkeliling menemukan buku yang cocok untukku. Mulai dari deretan rak buku-buku non-fiksi aku jelajahi, mataku pun teliti dalam memilah-milah judul, tak jarang tanganku mengambil satu atau dua buku namun berakhir ku kembalikan lagi.

Maniak buku, begitu julukan yang diberikan oleh adik perempuanku. Mengapa? Karena aku dikenalnya sebagai sosok kakak yang 'keranjingan' bila sudah berhadapan dengan buku.

Jangan heran jika kalian nanti sewaktu-waktu berkunjung ke apartemenku lalu dihadapkan oleh tiga rak kayu besar berisi lusinan buku di sudut tembok. Bagiku buku telah menjadi dunia fana kedua setelah dunia yang sesungguhnya, dimana aku bisa tenggelam seharian kedalamnya saat waktu libur kerja.

Astagaa, aku kesal! Tak ada yang menarik disini! Mataku memicing, melihat gantungan kertas kuning berukuran 5 x 20 cm bertuliskan 'fiksi'. Sebenarnya aku bukanlah penggemar buku-buku fiksi seperti itu, tapi mengapa seolah-olah ada magnet yang menarikku kesana? Arrgh, apa aku coba saja?

Baiklah tak masalah, aku coba sekali ini.

Hampir saja aku sampai, ketika tiba-tiba sebuah buku jatuh menghentikan derap kaki ku dari susunan rak paling atas. Aku refleks menatap ke bawah, buku bercorak hitam keemasan bergambar istana separuh rusak dengan simbol cinta diatasnya menyita perhatianku. Tanganku terulur untuk mengamatinya lebih dekat. Tidak ada angin kencang disini, pintu tertutup, bahkan kipas angin tidak menyala. Jadi, bagaimana bisa buku yang kuperkirakan tebalnya 300 halaman itu bisa jatuh?

Aku tidak tahu..

Keningku mengerut saat membaca sebuah kalimat 'A fantasy novel by Y.O.U'

Y.O.U? Nama penulisnya Y.O.U? Kurasa aku belum pernah mendengar nama unik ini, atau mungkin penulis baru? Tapi sepertinya novel berjudul 'The Tragedy of Prince' ini menarik. Dimana novel-novel lainnya akan mencantumkan blurb minimal 5 kalimat, novel itu hanya memiliki 1 kalimat.

'Kamu adalah peran besar cerita ini'

Apa maksudnya? Oh, atau mungkin peran besarku disini sebagai calon pembeli novel ini? Maksudnya jika aku membeli novel ini maka secara tidak langsung aku turut berperan menyumbang ketenaran sang penulis, benar bukan? Novel itu lantas kudekap dan segera kubayar, kali ini aku memutuskan membawanya pulang tanpa teman-teman buku lainnya.

"Kisah cinta dan fantasi–" Kakek Cio menyerahkan uang kembalian, "–selera yang bagus."

Aku menyeletuk. "Buku ini yang memilihku, bukan aku."

"Sepertinya kamu akan mendapatkan pelajaran bagaimana cinta bisa menghancurkan dirimu sendiri."

"Aku benci bahwa aku tidak bisa menyangkal kalau itu benar."

Kakek Cio menghela napas panjang. "Jika kau mencintai seseorang sertakanlah logika dalam cintamu itu, setidaknya hal itu bisa menyelamatkanmu jika kemungkinan buruk terjadi."

Aku memasukkan novel tersebut ke tas selempangku. "Ya memang seharusnya begitu, logika juga ikut bermain bukan hanya hati. Tapi kenapa kebanyakan hati yang selalu memenangkan pertandingan ya?"

下一章